Part 3

3.2K 121 3
                                    

Akhirnya tiba juga waktu pulang sekolah. Aku harus segera mengembalikan uang ini pada Mas Al. Walaupun aku sendiri tak tau dimana rumah Mas Al. Tak ada satu informasi pun yang aku punya tentang keberadaan mas al.


"Ardi.???"

Baru saja aku akan melewati gerbang sekolah. Suara seorang pria yang berada tak jauh dari gerbang sekolah melambaikan tanganya. Ia memakai kemeja panjang berwarna hijau dan Celana hitam . Aku benar benar tak menyangka jika pria itu adalah mas al. Sungguh suatu keajaban buatku. Bagaimana tidak. Hatiku sedang gelisah mencari keberadaan mas al. Tapi tiba tiba saja mas al berada di hadapanku. Aku langsung menghampiri mas al. Ia tersenyum padaku dan lagi lagi jantungku berdegup kencang jika melihat senyumanya.

"Mas Al...??? Kok tau sekolah Ardi.??" Kataku ketika sudah berada di hadapanya. Sesaat raut wajahnya berubah. Senyumanya langsung menghilang begitu mendengar ucapanku barusan. Wajahnya seperti orang kebingungan.

"Ahh anu Di......."

"Kenapa mas.???"

"Ohh kemaren mas liat nama sekolahmu di seragam bajumu.. jadi mas sengaja menemui kamu seusai pulang sekolah.. Mempastikan keadaan kamu di...??"

"Ahh mas al ini.. Ardi baik baik aja kok mas.?? Seperti yang mas liat sendiri.??"

"Mas antarkan pulang yah di...??"

"Ohh ya mas. Sebenarnya ada yang ingin ardi sampaikan juga sama mas al.??"

"Apa....??"

"Anuh. Mas...."

"Kenapa.?? Yaudah mendingan masuk aja dulu yah kedalam mobil.."

Entah kenapa tak ada penolakan dariku. Aku seakan terhipnotis oleh sang adam yang baru ku kenal ini. Padahal aku belum tahu siapa dia sebenarnya. Tapi entah kenapa hatiku yakin. Entah apa yang sedang aku rasa saat ini.

Tapi baru saja mas al akan menjalankan mobilnya. Kulihat seorang wanita melihatku dengan tatapan tajam dan heran. Ya aku bisa mengenali wanita itu Fia.. mungkin ia heran dengan siapa aku sekrang ini.

Mas al memberhentikan mobilnya di suatu rumah makan yang sangat mewah. Jujur ini adalah pertama kalinya aku masuk kedalam rumah makan semewah ini. Tidak hanya kursi dan meja yang tertata rapih. Pelayan nya pun berpakaian sangat rapih. Aku jadi tak percaya diri.

"Mas Al mau makan yah.??" kataku ketika aku dan dia sudah duduk di sebuah kursi. Kami duduk berhadapan..

"Ia di.. Laper banget nih.."

"kalo gitu ardi nunggu di luar aja ya mas.??"

"loh kenapa di.??"

"kan mas al mau makan.???"

"ya kamu juga disini di.. temani mas makan. Kan gak enak kalo makan sendiri.. Masa kamu gak makan.?? kamu juga belum makan kan.??"

Aku hanya tersenyum mendengar kata katanya. Entah kenapa aku tak merasa canggung padanya. Padahal kami baru kenal kemarin. Tapi kami sudah seperti sepasang sahabat lama yang sudah lama tak bertemu. Dan entah kenapa sepertinya ia bukan orang asing bagi hatiku.

"Pesan apa Di.??" kata mas al ketika seorang pelayan menyodorkan buku tamunya. Jujur aku tak tau apa yang harus aku pesan. Makananya aneh aneh. Tapi dari bentuknya memang sudah pasti enak.. Bukan bentuknya yang aneh nama makananya pun aneh. Dan yang membuatku tercengang yaitu daftar harganya. Es teh manis saja sampai 11 ribu? yang benar saja.?? Padahal di sekolahku cuma seribu rupiah. Ahh pantas saja rumah makan ini mewah. Pasti untungnya banyak..

"Di... Kok bengong pesan apa.??"

"Hmmz anu mas ikut mas al aja deh..??"

"loh kok gitu...??"

HADIAH UNTUK ADIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang