♣️ Picture: Peter Watson.
Menjadi Vampire sungguh tidak menyenangkan. Kau tidak bisa keluar pada pagi, siang, dan sore hari. Aku tidak pernah melihat matahari terbit, maupun terbenam, karena itu akan membakar ku. Dan aku bukan Vampire murni. Jadi sinar matahari adalah kelemahan terbesarku. Aku adalah anak Vampire yang ke 3 dari 5 bersaudara. Namaku Jean Watson, abangku yang pertama bernama, Peter Watson, yang kedua bernama Marco Watson, adikku yang pertama bernama Luke Watson, dan yang terakhir Lucy Watson. Mereka mempunyai nama yang mirip bukan? Itu karena mereka kembar. Kami tinggal di sebuah kastil yang sungguh besar daan biasanya diakhir bulan akan diadakan pesta, di kastil kami.
"Hei, Jean!" Peter memanggilku.
"Kenapa?"
"Aku sungguh tidak betah berada di kastil. Mau ikut keluar?"
"Hah? Yang benar? Tapi bukannya kita tidak boleh ya?"
"Sudah lah, tenang saja. Kita berdua menyelinap keluar. Oke?"
"Hanya kita berdua?"
"Iya. Kita berdua." Peter menunjuk diriku dan dirinya dengan jari telunjuk.
"Oke. Aku ikut!" Seru ku dengan semangat.
"Baiklah. Jangan berteriak dong"
"Hehehe... maaf"
"Kalo begitu ayo!"Tak lama kemudian kami keluar melalui pintu belakang yang sangat besar. Hmmm... bisa dikatakan seperti gerbang yang sungguh besar.
CREAK
Peter membuka gerbang dengan celah kecil dan kamipun keluar pada jam 01:00 malam.
"Hei, Pet. Kita akan kemana?" Tanyaku berbisik.
"Hmmm, kurasa saat ini orang-orang akan menuju ke pusat kota. Jean, kau tahu ini tahun baru bukan?"
"Ohhh, iya! Aku lupa"
"Dan aku ingin menghisap darah saat ini juga." Peter membuatku terkejut.
"Hei Peter! Bukannya kau sudah 'minum' kemarin?"
"Benarkah?"
"Iya. Aku serius. Kau menghisap darah seorang gadis cantik dan aku melihatnya!"
"Hahaha... matamu memang jeli Jean"
"Ngomong-ngomong nama gadis itu siapa? Apa kau bertanya?"
"Ya aku bertanya. Hmmm... kalau tidak salah namanya Katie."
"Kau memang bernafsu darah besar Peter!"
"Hahaha.... kau tahu saja Jean."Setelah lama berjalan Peter dan aku sampai di pusat kota.
DUAR... DUAR... DUAR...
Suara kembanga api yang di luncurkan tepat setelah kami baru datang. Aku tidak pernah melihat cahaya terang, walaupun begitu aku senang saat melihat kembang api yang berwarna warni menghiasi langit hitam dan tampaknya Peter dan aku menikmatinya. Tiba-tiba saja Peter berjalan menuju keramaian.
"Peter! Tunggu! Kau mau kemana?"
"Mencari darah segar!" Peter berteriak diantara kerumunan manusia. Jika Peter menghisap darah seorang gadis dan jika ibu dan ayah tahu, apa yang akan terjadi pada Peter?
"Peter kau tidak boleh melakukan itu! Peter! Kau akan dihukum jika tertangkap basah!"
Namun Peter tidak mendengarkan ku. Aku tahu Peter mempunyai nafsu yang besar untuk menghisap darah. Bahkan bisa saja menghisap sampai habis. Lalu aku memberanikan diri untuk masuk melewati kerumunan manusia yang sangat berisik.
"Ahhgg, darah manusia ini membuatku sangat haus!" Sungguh aku tidak dapat menahannya. Tapi, ayolah! Kau harus mencari dimana abangmu Peter berada.
"Sial! Kerumunan ini terlalu banyak!"
Lalu aku mencari jalan keluar. Dan...
"Lho... dimana aku?!" Aku bertanya pada diriku sendiri. Tempatnya sepi dan menakutkan. Tapi untungnya aku sudah terbiasa dengan tempat sepi, gelap, dan menakutkan, sebab keadaan kastil selalu seperti itu."Sial! Dimana kau Peter?!" Aku sudah mulai kesal. Lalu saat aku berjalan melalui lorong gelap, tampaklah seorang pemuda yang kira-kira tingginya sama dengan Peter, 180 cm. Sedang mendekati seorang gadis dengan rambut cream. Mau apa dia? Sungguh itu sangat mencurigai. Lalu aku mengendap endap layaknya seorang pencuri.
"ARRRGGGGHHHH"
Aku tersentak dan kaget. Gadis itu menjerit dengan keras setelah pemuda itu menggigit lehernya. Pemuda itu rupanya Peter Watson. Lalu kutunggu Peter sampai puas menghilangkan rasa hausnya, dan mendekati Peter.
"Sudah puas?" Tanya ku sambil berjalan menuju Peter.
"Rupanya kau Jean. Kau mengikutiku? Bagaimana bisa?"
"Sudah lah, cepat bersihkan darah yang ada dimulut mu."
"Apa kau haus Jean?"
"Kurasa sedikit."
"Kenapa kau tidak 'minum'?"
"Aku bukan gadis Vampire yang penuh nafsu untuk menghisap darah kau tahu itu!"
"Hahaha... kau memang berbeda dengan kami semua."
"Maksudmu Marco, Luke, dan Lucy?"
"Ya, tentu saja."
Itu memang benar, hanya aku yang mampu menahan rasa haus darah manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Story [Hiatus]
Teen FictionKisah tentang seorang gadis Vampire yang masih muda berusia 106 tahun, dan tinggal dengan ibu dan ayahnya, bersama kedua abang dan kedua adiknya. A/N: cerita dalam perbaikan. Kata maupun gambar. Akan saya update lagi kalau semua sudah benar dan ada...