Part IV

376 32 6
                                    

Harry's POV

"Harry?" Aku menoleh ke sumber suara.

"Apa yang kau lakukan jam segini? Kenapa tidak tidur? Besok kan kau ada kelas pagi," tanyaku bertubi-tubi. Memangnya apa yang dia lakukan sepagi ini?

"Tadi temanku menelpon dan aku jadi tidak bisa tidur lagi," jelasnya.

Mengangguk, akupun menggeserkan tubuhku memberinya tempat duduk.

"Duduklah," menurut, ia pun duduk di sampingku.

"Kau?" Tanyanya menoleh dan menatapku tepat di mata. Dari sini aku bisa melihat pantulan wajahku di mata indahnya yang berwarna coklat terang seakan selalu nemancarkan cahaya dari sana. Bisa kalian bayangkan betapa indahnya wanita di hadapanku ini?

"Aku? Aku kenapa?" Tanyaku balik masih belum mengerti akan pertanyaannya.

"Kau belum tidur juga?" Katanya disertai helaan napas.

"Aku sulit untuk tidur,"

"Kau...insomnia?" Tanyanya ragu. Mungkin takut menyinggungku. Tapi sungguh, aku tak akan tersinggung jika dia menanyakannya secara terang-terangan. Aku bukan tipe yang mudah tersinggung. Tidak lagi.

Akupun menaikkan alisku sebagai jawaban. Dia terdiam sambil menatapku tak berkedip. Kenapa tiba-tiba dia menjadi seperti ini?

"Catalina?" Kupegang dahinya untuk memastikan kalau dia baik-baik saja. Tidak panas dan sedikit hangat tanda orang hidup.

Catalina's POV

Harry sialan! Bisa-bisanya dia menyentuh dahiku dan membuatku membeku seperti orang bodoh begini.

"Mm..Harry?"

"Ya? Kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik. Tapi sepertinya aku mulai mengantuk. Kau tahu, aku hanya punya dua jam sebelum bangun lagi dan siap-siap ke kampus. Kau akan mengantarku kan?"

"Tentu," katanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

Akupun beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar.

"Catalina," panggilnya nyaris tak bersuara. Untung aku mendengarnya.

Aku pun berbalik menghadapnya yang ternyata sudah ada tepat dibelakangku. Sedikit kaget, memang. Tapi ini lebih buruk dari itu, kakiku sulit untuk digerakkan sedangkan dia masih saja melangkah kearahku hingga jarak diantara kami tinggal beberapa centi.

Cup.

Kecupan di dahi..

Tenang cat, atur napasmu. Hanya dahi.

"Maafkan kelakuanku tadi siang,"

Tersenyum, aku pun mengangguk, "Tak apa. Aku mengerti. Sekarang tidurlah jika kau benar-benar ingin mendapatkan maafku,"

"Kau tahu aku susah tidur, cat,"

"Kalau begitu paksakan,"

Author's POV

Entah apa sesuatu dari diri catalina yang membuat harry sulit untuk menolak permintaannya. Harry bukanlah orang yang senang diatur, dia lebih suka mengatur. Kendati dia adalah seorang bodyguard, tak jarang dia membantah perintah Tuan Caleb kalau saja perintah itu tidak bagus menurutnya.

Tidak banyak orang yang bisa menebak jalan pikirannya. Mungkin dari sekiab banyak orang di Italia hanya satu atau dua yang bisa. Tetapi, dia merasa lebih baik seperti ini daripada kehidupan lamanya yang terbiasa dengan kehidupan malam dan jalang-jalang yang biasa menemani malamnya. Dia menemukan wanita itu. Wanita yang hampir 180 derajat merubah hidupnya. Sebenarnya dia juga tak ingin terbiasa dengan kehidupan malam dan jalang seperti itu, tapi masalah lagi-lagi menjadi penyebabnya.

getting warmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang