Mission

94 7 0
                                    

Terlihat seorang pemuda tengah duduk di atap genteng seraya menatap pemandangan malam, ia sedang asyik dengan pikirannya sendiri sampai-sampai tak sadar kalau ia tak lagi sendiri karena sudah ada seseorang yang menemaninya.
"Memikirkan sesuatu, Tuan?" tanya seseorang itu.
Sang pemuda pun terkejut mendapati sosok gadis yang selalu menyelinap masuk ke kamarnya itu tengah memandangi dirinya.
"Angel? em. Tak ada."
Kaliini Aldric tak memusingkan panggilan Angel terhadap dirinya, karena gadis itu terlalu keras kepala saat ia selalu mengingatkan jika ia bukan Tuannya.
"Ah, saya tak percaya. Anda pasti tengah memikirkan seseorang?" seru Angel, Aldric hanya menaikan sebelah alisnya.
"Jangan, sok tau. Sudahlah lebih baik kau masuk. Udara dingin tak baik untuk gadis seperti mu."
Angel pun tersenyum mendengarnya, meski Aldric jutek diam-diam ia perhatian padanya.
"Terimakasih sudah mengakhawatirkan saya, Tuan. Namun apa anda lupa? Saya bukan manusia. Jadi anda tenang saja. Seharusnya, Tuan yang mesti beristirahat karena hari sudah larut dan udara malam tak bagus untuk anda." seloroh Angel memutar balikkan fakta, Aldric pun mendengus pelan lalu beranjak dari duduknya. Angel masih melayangkan pandangannya pada Aldric seolah memastikan Tuannya masuk ke dalam rumah dengan baik-baik saja. Namun dewi fortuna nampaknya tak berpihak pada Aldric. Barusaja ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba ia tergelincir. Dengan segera Angel menangkap tubuh Tuannya atau lebih tepatnya lengan yang hampir saja membuatnya terjungkal ke belakang alias nyungsep (aishhh.. Bahasa apaan tu??).
Mata mereka pun saling bertemu saat Aldric tengah menengadahkan kepalanya keatas.
Namun Angel seolah tak memperdulikannya dengan segera ia menarik ke kedepan.
"Lainkali berhati-hatilah, Tuan."
"Tak usah kau beritahu! aku sudah mengerti." ujar Aldric singkat lalu meninggalkan Angel tanpa mengucapkan terimakasih pada Angel. Angel pun hanya mengendikan bahunya tak perduli lalu segera pergi darisana setelah Aldric benar-benar tlah masuk ke rumahnya.
"Dasar manusia."

Kini Angel berada di sebuah tempat yang tak ada seorang pun manusia bisa kunjungi. Sebenarnya ia tak sudi kesana kalau saja tak ada urusan yang mengharuskan ia kesana.
Akhirnya ia tiba di sebuah gubuk yang terlihat suram, namun saat kau masuk kedalam kau akan terkejut mendapati tempat yang terlihat indah dan berbanding terbalik dengan luarnya. Disana sudah ada seseorang tengah duduk manis di sebuah sofa karena memang hanya ada satu sofa, dan ia seolah sengaja tengah menunggu kedatangan Angel.

"Yuldirin, cepat katakan bagaimana cara aku bisa menjauhi Vanders. Dia terlalu mencampuri urusan ku." ujar Angel dengan raut datar tanpa emosi, ekspresi yang tak pernah ia tunjukkan pada Aldric.
Lelaki yang bernama Yuldirin itu hanya tersenyum lalu segera mengayunkan salahaatu tangannya, lalu muncullah sebuah sofa di depan Angel yang kini jaraknya tak terlalu jauh darinya.

"Duduklah, kau selalu saja tegang seperti itu. Apa kau lupa siapa aku? Aku masih PAMAN mu, kalau kau lupa." ujar Yuldirin seraya menekan statusnya saat mengatakan hal itu pada Angel, dan itu berhasil.
Angel hanya bisa meroling-eyeskan matanya lalu segera duduk tanpa penolakkan lagi.
Yuldirin lagi-lagi tersenyum karena kemenakannya masih menurut.
Angel pun mulai menatap tajam Pamannya seolah berkata 'cepat katakan'.
"Baiklah kemenakan ku sayang. Aku akan membantu mu. Meski aku bukan lagi seorang Butler..."
"Perlukah ku ingatkan kalau ini bukan mengenai masalah tentang tugasku, tapi ini tentang Pangeran bodoh yang sok mengklaim diriku adalah matenya." potong Angel dengan kesal.
Kaliini Yuldirin tertawa sambil menepuk keningnya seolah ia benar-benar lupa, lagi-lagi Angel meroling-eyeskan matanya jengah.
"Hhahahaa. Iya, tapi-...."
"Tapi apa?"
Yuldirin pun menggelengkan kepala saat Angel 2x memotong penjelasannya.
"Bisakah kau tak memotong ucapanku dulu? Bagaimana bisa aku bicara kalau kau selalu memotong ucapan ku?"
Kaliini Angel mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya lagi sedang Yuldirin mulai memasang wajah serius ntah kemana wajah kocaknya tadi.
"Ehem, kau harus segera mengajari pemuda itu. Bimbing dia sampai hebat. Ku rasaa.. Mudah bukan? Toh ia bukan sembarang reinkarnasi." ucap Yuldirin memberi jeda sesaat agar Angel bisa mencerna ucapannya baik-baik.
"Kau tau benar Lord Hazelhard adalah pemimpin Darkworld yang paling kuat. Maka dari itu, persiapkan reinkarnasinya Lord Hazelhard dengan baik dan jangan sampai Vanders mengetahuinya."
Angel pun menganggukkan kepala, ia sudah lama tau siapa Aldric sebenarnya maka dari itu ia selalu di wanti-wanti agar menjaga Aldric dari ancaman musuh mereka terutama Vanders.

Sudah hampir tengah malam Aldric masih terjaga dan samasekali tak ada niatan untuk tidur, ntah kenapa setelah insiden beberapa jam yang lalu berhasil membuat jantungnya berdegub kencang saat ia melihat mata abu-abu keperakkan yang berhasil menghipnotis dirinya. Beruntung ia masih bisa mengontrolnya, lagi-lagi Aldric memggelengkan kepalanya saat pikiran itu tiba-tiba terlintas di benaknya.
"Aishh, bisa besar kepala dia kalau tau aku begini karenanya. Mending tidur ahh." ujar Aldric sambil merebahkan tubuhnya dan mulai menutup kedua kelopak matanya.

Beberapa menit kemudian...
Angel barusaja tiba di rumah Aldric, bukannya segera tidur ia malah menatap Aldric dengan pandangan tak terbaca.
"Ku harap kau segera mengingatnya, Tuan."

------------------------------------

Haii semua..
Maaf ru nongol??
#emangsitusiapa?
Yahh emang sihh cuman pengarang abal2. But makasihhh banyak watd Vomentnya.
#pelukatu-atu

dark angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang