Be friend?

169 9 0
                                    

Angel barusaja tiba di depan rumah yang sudah ia tempati selama dua hari ini. Seraya menghembuskan napas, dengan perasaan yang lebih baik ketimbang sebelumnya ia pun segera masuk dan jangan harap kalo dia akan masuk seperti tamu pada umumnya.

'Hap.
'Akhirnya, sampai juga.' batin Angel. Sambil mengedarkan pandangannya di seluruh penjuru kamar.

Taklama kemudian muncullah seseorang yang sejak beberapa menit ia tunggunya keluar dari kamar mandi.

'Ting '

Tiba-tiba ide jail Angel pun muncul dengan spontan.
'Ah, aku harus mengerjai mu.' gumam Angel.
Dengan segera ia menyelinap masuk ke ranjang Aldric lalu menyelimuti seluruh tubuhnya sampai ke leher dan mulai memejamkan kedua matanya.

Aldric yang benar-benar mengantuk sama-sekali tak menyadari hal itu. Ia pun segera membaringkan tubuhnya ke ranjang, Sampai ia merasakan ada yang berbeda dengan gulingnya kaliini.

"Kenapa rasanya nyaman sekali?" gumam Aldric.
"Ckckck.. Nyaman sekali, eh?" cibir suara lembut. Sontak Aldric pun langsung terbangun.
"Kau?? Apa yang kau lakukan disini? Dan kenapa tadi siang tak kembali ke kelas?" tanya Aldric pada gadis yang tengah bergelung di bed cover pria di depannya ini.
"Oh, my prince. Aku sangat mengantuk, bolehkah aku tidur dulu." pinta si gadis dengan suara parau.
Aldric pun hanya bisa mengacak rambut nya kasar.
"Aish, terserah kau makhluk aneh. Ku harap besok kau tak kembali kemari lagi." seru Aldric seraya berjalan di sofa dan sepertinya ia akan tidur disana juga.
Sedang Angel hanya tersenyum dalam tidurnya.
"Aku takkan pernah pergi dari sini, my prince. Sebelum misiku terlaksana." bisik Angel saat Aldric benar-benar terlelap dalam tidurnya. Tiba2 raut wajah Angel yang tadinya ceria menjadi senduh.
"Kalau boleh? Bisakah kita berteman?"

Keesokkan paginya.

"Hoammm."
Aldric pun terbangun lebih awal dari wekernya, maklum hari ini ada test mathematic jadi ia berusaha bangun lebih awal. Tatkala ia beranjak dari tempat tidur, tiba2 ia teringat sesuatu seraya mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.
"Kemana gadis aneh itu? Dan lagi-lagi aku terbangun diatas kasur? Apa dia yang memindahkanku? Ck." gumamnya sendiri.
"Ah, paling ngilang lagi." cetusnya.
Merasa tak ada siapapun selain dirinya, ia pun segera masuk ke kamar mandi.

-0-0-

Kringgggg...

Bel sekolah tlah berbunyi, semua para siswa/i sekolah tlah masuk ke kelas masing-masing.
Di dalam kelas, Aldric tengah berdiri di depan pintu. Ia celingukan bak seperti menunggu seseorang. Tiba2 ia di kejutkan dengan sebuah tepukan ringan di bahunya.
"Hei, kau sedang mencari siapa? Menunggu anak baru itu. Hem?" tanya Chris, si bocah berambut pirang.
"Aish, kau mengagetkan ku saja. Em tidak, aku tak mencari siapapun." sangkal Aldric seraya menuju ke bangkunya, dan segera membuka buku mathematic-nya.
Chris pun mengendikan bahunya, tatkala ia hendak bertanya lagi ia urungkan karena guru mata pelajarannya sudah datang.
Sedang Aldric mencoba tenang, meski hatinya khawatir.
'Aneh, kenapa aku mengakhawatirkan gadis aneh itu?' batin Aldric.
'Ceklek.
Tiba2 pintu terbuka, dan terlihat sosok gadis yang sadari tadi bergulat di pikiran Aldric.
"Maaf, saya telat Pak." Ucap gadis berambut Raven itu.
"Baiklah, kaliini ku maafkan Nona. Tapi tidak yang selanjutnya. Sekarang kau boleh duduk di bangkumu." Ujar Pak guru. Angel pun menganggukkan kepala pelan, dan segera menuju ke bangkunya dan mulai mengeluarkan buku pelajaran.
Sedang Aldric masih memandangi Angel seolah hanya gadis itu yang menjadi pusatnya.

-0-0-

Aldric tak sempat bertanya pada Angel, saat istirahat ataupun pulang. Sampai menyapa pun tak bisa, ntah kenapa sepertinya Angel berubah menjadi sosok dingin sejak pelajaran pertama di kelas tadi pagi. Kini ia tengah mengikuti Angel yang berjalan kaki ke suatu tempat.
Saat Angel tiba2 berbalik, Aldric tak sempat bersembunyi. Angel pun mengerenyitkan dahinya.
'Kenapa dia mengikuti, ku?'

"Ada apa tuan? Apa anda sedang memerlukan saya?" tanya Angel tenang.
"Sssiapa yang mengikutimu, aku cuman berjalan lewat sini." jawab Aldric gelagapan.
Angel pun tersenyum samar.
"Saya tidak bertanya kenapa anda mengikuti saya, saya hanya bertanya apa anda memerlukan saya?" Jelas Angel. Aldric pun mulai menggaruk rambutnya yang tak gatal, membuat Angel semakin yakin kalau Aldric sedang mengikutinya.
"Eh, anu. Em iyaiya. Baiklah aku sedang mengikutimu. Puas." seru Aldric menyerah.
Lagi-lagi Angel tersenyum samar, ia pun berjalan mendekat kearah Aldric. Sedang Aldric seperti mangsa yang terpojok, ia pun berjalan mundur ke belakang.
"Tuan, anda tak perlu mengakhawatirkan saya. Saya akan kembali pada tuan." Ujar Angel. Aldric pun terkejut mendengar ucapan Angel yang jitu, ia tak percaya akan mendapat ucapan terang-terangan Angel seperti itu.
"Ssiapa yang mengakhawatirkan mu. Jangan aku panggil Tuan. Karena aku bukan Tuanmu. Lagipula kita teman sekelas. Jadi... Kita teman, bukan."
Angel pun melongokan matanya. Ia semakin melebarkan senyumannya yang membuat siapapun terperangah dan ikut tersenyum melihatnya.
"Teman? Yah kita adalah teman."

@@@@@@

Haiii,
Maaf telat bingit.. (-_-)"
Yaaah, aku sadar banget.
But udah sedikit mengobati kerinduan kalian kan???
Btw, met berpuasa bagi yang menjalankannya.^_^

Lebaran sebentar lagi... Ehh???

dark angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang