Pagi ini Denada sangat bergembira karena akan bekerja lagi, setelah sekian lama tak ada yang memesannya untuk menjadi arsitek di suatu perusahaan. Dengan semangatnya ia bangun jam 5 pagi untuk mempersiapkan presentasinya di depan semua orang, tak lupa ia melaksanakan sholat subuh.
Setelah berlatih untuk mempersiapkan lebih dari 2 jam, ia pun mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantornya.
"I'm so excited, bentar deh mana ya kartu namanya? Hmmm.. Nah ini dia, Marcelo Benedict, kayak kenal, ahh mungkin kebetulan" kata Denada sambil merogoh-rogoh tas nya.
Sedangkan di tempat lainnya, Marcel masih tertidur di kasurnya dengan dengkuran yang sangat kencang.
"Marcel bangun, katanya ada rapat jam 8, bangun nak, udah jam 7" suara ibu dari Marcel yang membangunkan anaknya yang pemalas.
"Nanti dulu lah ma, aku masih ngantuk, mama mah jangan di buka jendelanya silau" kata Marcel mengolok-ngolok bagai bayi
"Ohh ini anak mama, bukannya kalo di kantor pujaan karyawannya, tapi di rumah tidur kayak kebo kekenyangan, kalau sampai gak bangun mamah siram kamu lho"
"I.I ya ma siap siap, aku mandi mah serius"
"Cepet sana mama beresin kamarmu yang kayak kandang ini"
"Iya mamaku yang bawel"Setelah memasuki kamar mandi. Marcel pun mandi dengan bernyanyi ria, sepertinya bukan menyanyi tapi mebuat gaduh seisi ruangan dengan teriak-teriakan bernadanya.
Lalu apa yang dilakukan Denada? Saat ini, Denada sedang memasak di rumah untuk para orang di rumahnya, yaitu Ibu dan Ayahnya, sebenarnya Denada memiliki kakak laki-laki tetapi karena sudah menikah ia memiliki rumah baru dan menetap di sana.
"Ibuuu bapaaaakk, sarapannya udah siap nih, Nada mau buru-buru ada presentasi di kantor" teriak Denada.
"Ssttt kamu tuh dari kecil sampe gede gini, kalo manggil teriak-teriak ruang makan kan sebelahan sama kamar ibu" kata ibu dari Denada
"Hehehe iya bu, namanya juga hobi" kata Denada tertawa meringis "oh iya bapak mana?"
"Huhh, bapak mu dinas malam barusan, mungkin pulangnya nanti siang"
"Ohh okey, aku udah sarapan bu, tinggal ibu aja, aku ada kerjaan lagi nih, mau presentasi dulu"
"Ya inget percaya diri itu kunci dari kesuksesan, terutama doa dan usaha"
"Oke bu, aku berangkat ya assalamualikum" sambil salim
"Walaikumsalam, dekkk kartu nama siapa nih? Marcelo benedict? Mama kayak tahu ini orang mungkin lupa ibu"
"Eh iya makasih, udh bu aku berangkat assalamualikum"
"Waalaikumsalam"Denada pun meninggalkan rumahnya, dan memasuki mobil Picanto merahnya, menuju alamat kantor yang terdapat di kartu nama Marcelo, yaitu PT. Rainheart. Di dalam perjalanan Denada bersenandung kecil, menurutnya bersenandung bisa membuat dirinya bergembira.
Sesampainya di kantor tersebut, tak lupa Denada membaca basmalah saat membuka pintu kantornya dan mengucapkan salam, sudah jam 7 lewat 45 menit, masih ada 15 menit sebelum presentasi.
"Permisi, mbak saya ingin bertemu pak Marcelo" cakap Denada pada wanita yang ada di administrasi.
"Maaf, mbak siapa ya?" Kata wanita tersebut dengan pandangan tidak suka.
"Oh iya, saya Denada Alya Shafira, saya punya janji jam 8 dengan pak Marcel, coba cek saja"
"Ohh ibu arsitek itu ya? Tunggu saja pak Marcel belum datang" katanya jutek
"Oh okey"Jam 8 telah berlalu, sudah hampir jam 9, Marcel masih saja belum datang, Denada pun dengan sabar menunggu. 'Nungguin bos kayak nungguin doi ngelamar nih, najis dah lama banget!' Pikir Denada. Tak begitu lama akhirnya Marcel dengan pakaian kemeja putih, berdasi merah juga dibaluti jas hitam senada dengan celananya, sedangkan sepatunya ia menggunakan sepatu pantopel, pas sekali menjadi CEO.
"Pagi pak" sapa wanita jutek dan berubah menjadi menawan yang berada di administrasi dengan mata berbinar-binar
"Ah iya selamat pagi, apakah bu Denada sudah datang?" Tanya Marcel
"Iya udah tuh" katanya jutek dan menunjuk ke Denada.
"Ahh ibu Denada? Selamat pagi, maaf saya telat ada masalah di rumah sedikit, sudah lama menunggu?" Sapa Marcel
"Denada saja, sepertinya kita seumuran, ya sedikit lama pak Marcel" jawab Denada sambil bersalaman'Ya tuhan
'Mengapa dia mirip Nada?
'Dari namanya juga hampir sama
'Mungkin kebetulan'
Pikir Marcel dipenuhi kebingungan"Marcel saja, seperti katamu kita seumuran" sambil tertawa kecil "baik kita mulai, mari ke ruangan saya"
"Iya pak.. "
"Marcel, just Marcel"
Setelah memasuki ruangan, Denada pun langsung menyampaikan maksudnya.
"Selamat pagi pak Marcel, saya Denada Alya Shafira salah satu arsitek pilihan bapak untuk membangun perumahan di kota Yogyakarta, sebelumnya saya adalah seorang mahasiswi di UNJ dan saya sangat bangga bisa bekerja sama dengan bapak, saya baru mendapat gelar S1 di bidang ke arsitekan dan saya bersedia membantu bapak, dengan ini saya berterima kasih telah diberikan kepercayan dan di kontrak" lalu Denada menyodorkan hasil gambar nya.
"Ini contoh gambar saya, menurut pendapat saya rumah minimalis ukuran 80 itu pas dan saya berpikir bagaimana membuat rumah tersebut terlihat lebih besar, saya menambahkan ornamen di atas agar terlihat besar" tambah Denada
"Bagus-bagus, mungkin akan saya pertimbangkan" kata MarcelSetelah beberapa jam mereka melakukan rapat, akhirnya mereka menemukan jalan keluarnya, dan jam sudah menunjukan pukul 12 siang.
"Hmm Denada? Anda punya janji makan siang?" Tanya Marcel
"Tidak pak" jawab Denada
"Baik kita makan siang bersama"
"Tapi saya sholat dzuhur dulu pak, bapak ingin menunggu?"
"Baiklah saya tunggu"
Beberapa menit kemudian Denada keluar dari mushola dan di luar di tunggu oleh Marcel.
"Astagfirullah pak ngagetin aja" kata Denada terkejut
"Ahh, sudah? Baiklah mari"
"Iya pak" 'ya ampun bos nya ganteng banget subhanallah, dengan lengan baju yang dilipat dan jasnya dilepas, jadi tambah sexy ya ampun' kata Denada mengagumi di dalam hati.Mereka ke tempat makan di dekat kantor, semua karyawan wanita terutama wanita yang di tempat administrasi tak suka melihat Denada. Denada merasa risih juga kesal karena ditatap seperti itu, karena Denada penyabar maka ia diam saja.
"Silahkan masuk, maaf tempatnya private, soalnya kalau gue makan di luar karyawan gue malah ribet sendiri, ngeliatin gue mulu" kata Marcel
"Maaf 'gue'?" Kata Denada kesal
"Eh iya inikan di luar jam kerja, ya gue sih biasanya begitu selow aja, pesen apa Nad?"
"Nad?"
"Iya, lo napa sih lupa? Gw Acel temen lo SMP yang item, ganteng, tinggi, jago main musik, kagak inget"
"Acel? Acel? Hooohhh ACEEEELLLL, oh iyaya gw kok gak kenal lo? Hahaha nama lo aja Marcelo Benedict Rainheart masa gw lupa"
"Kan lo inget, udah berapa tahun ya kagak ketemu, hampir 8 tahun ya lama juga, cita-cita lo tercapai juga"
"Ahaha iya cel kagak mesen lo?"
"Gue bilang pelayan juga langsung dibawain makanan gue, makin cantik aja lo, kayak princess cantik"
'Princess cantik' ya allah itu kan panggilannya acel dulu waktu smp. Pikir Denada
"Ehh I..iya cel, gu gue mesen ya"
"Pasti lo juga milih jus jeruk sama makannya cuma french fries aja, kebiasaan lo SMP kalo ke kantin"
'Dia masih inget' tambah denada di dalam hatinya.
"I. Iya cel, mbak jus jeruk sama kentang gorengnya"Setelah berbincang-bincang, maka Denada ditempatkan dibagian dekorasi dan furnitur, dan ruangnya tepat di sebelah ruang Marcel. Akhirnya, Denada pulang dengan perasaan campur aduk.
Itu dimulmed yang jadi Denada cantik ya, maaf kalo tijel