Double Date (Mine 2)

15 0 0
                                    

Saat sedang menunggu pesanan, tiba-tiba saja ada yang melewati tempat makan kita, seorang Laki-laki dan seorang perempuan cantik.

"Pak..." Sapa Indra
"Ehh pak Indra, dan. Denada?" Jawab laki-laki tersebut
"Iya pak Marcel dan" Denada memotong pembicaraannya "LO?!" Lanjut Denada
"Hai, miss me?" Kata perempuan tersebut
"Rachel? Ya ampun kapan balik ke Indonesia?" Lanjut Denada dengan Fake smile
"Ya gitu deh, baru aja, tapi gw di ajak ke sini sama calon suami gw"

Calon suami
Calon suami
Calon suami
Batin Denada mengulang perkataan tersebut.

"Ahh gak Nad, Rachel bercanda"
"Sayang, kok kamu gitu sih"
"Ihh najis lo, manggil gw sayang"
"Wahhh bisa double date nih pak Marcel, hehe" kata Indra melanjutkan
"Kak, aku mau pulang sekarang" kata Denada sambil matanya berlinang
"Gw anterin ya Nad" kata Marcel
"Gak usah, lo urusin aja tuh si Rachel"
"Nad please ya gw yang anter"
"MARCEL, IF I SAY NO THE MEAN IS NO, ayo kak"
"Tapi kamu belum makan"
"Nad?" Teriak Marcel
"Please jangan ganggu hubungan gw sama kak Indra"
'Hubungan Nad' batin Indra sambil tersenyum
"Udah pak, saya duluan, permisi"
"Sebentar pak Indra, please kasih saya waktu bicara"

Indra pun melihat ke wajah Denada dan dari sirat mata Denada menunjukan kata 'JANGAN'. Lalu Indra pun menggeleng ke Marcel dan mengatakan permisi.
Indra dan Denada pun langsung memasuki mobil, Indra ingin sekali bertanya kepada Denada tetapi ia malu. Dengan memberanikan diri, dia bertanya.

"Nad? Kok kamu tadi nangis ngeliat temennya pak Marcel sama pak Marcel?"
Denada hanya menggeleng saja
"Ceritakan saja sama aku" pinta Indra
"Hiks, hiks," Denada malah tambah menangis
"Cup cup, udah gak usah nangis Nad, kamu ikut aku ke taman aja yok, mumpung belum malem"
Denada pun hanya mengangguk. Sesampainya di taman, Denada pun mengikuti kemana Indra berjalan, dan tiba di sebuah jembatan.

'The Bridge?' Gumam Denada pelan.

Denada pun mengingat kejadian tadi pagi, dan kembali menangis, Indra pun bingung harus apa. Akhirnya, Denada didudukkan di kursi food court.

"Kenapa lagi? Kok nangis lagi liat The Bridge?" Kata Indra.

Denada hanya menggeleng. Orang-orang yang sedang lewat melihat Denada dan Indra. Memandang Denada dengan sedih dan memandang Indra dengan tatapan kesal.

"Nad?"
Denada hanya menengok ke Indra
"Indah ya ngeliat sungai itu, sekarang ada lampu-lampunya, lucu"
Denada hanya tersenyum.
"Nad? Kalo kamu suruh milih mending tampang jelek tapi kaya, atau ganteng tapi miskin?"
"Itu urusan tuhan kak, aku cuma mau imam yang setia, mampu bukan berarti kaya, dan imannya kuat. Yang terpenting laki-laki dan napak" Denada mulai membuka mulut
"Kamu masih sedih aja masih mau ngelawak aja"
"Nad? Apakah kita bisa lebih dari seorang teman?"
"Maksudnya?"
"Kalo aku suka sama kamu dari pertama ketemu, kamu manis, sopan, baik, bawel. Dan sudah lebih 1 bulan aku kenal kamu dan aku makin suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?"
"Apa kak?"
"Aku serius Nad"
"Kalo kakak emang serius datang kerumah ku bicara pada kedua orang tua ku, dan kita akan taaruf, aku gak mau pacaran lagi, aku capek"
"Aku siap, tapi tunggu aku sukses dulu oke. Sebenarnya aku bicara begini, karena aku akan pergi ke Mesir selama 1 tahun untuk membantu keluarga ku di sana, kamu tunggu aku 1 tahun lagi ya"
"Insya allah kalo aku sayang sama kakak, kalo aku masih ada, dan kalo aku belum menikah"
"SIAP PRINCESS"

Vomment

Nada Untuk MarcelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang