The Bridge

16 0 0
                                    

Sudah seminggu Denada bekerja di sana, sekarang hari minggu, Denada pun ingat jika dia punya janji dengan Marcel. Sebenarnya Denada tidak mau, entah dorongan apa, ia terburu-buru untuk mandi dan bersiap-siap.

Sedangkan Marcel, dia masih terbungkus selimut, kali ini Marcel dibangunkan dengan pembantunya.

"Den? Den marcel? Udah siang katanya ada janji sama pacarnya" kata pembantunya
"Apaan sih mbok, aku masih ngantuk nanti aja, sana ih" balas Marcel dengan suara parau tertidurnya
"Ceweknya udah diluar tuh" ucap pembantunya berbohong
"APA? DIA NUNGGUIN AKU MBOK?"
"Liat aja"
"Iya mbok aku mandi dulu oke"

'Ehh, rumah gw kan si Denada gak tau, kok kesini tau dari mana? Terus dia juga lagi marah, masa ke sini, mbok pasti bohong nih dasar!' batin Marcel

"MBOK!!!!" Teriak Marcel
"Maaf den, bercanda doang"

Sudah jam 12, Marcel pun belum datang juga, kesabaran Denada mungkin akan habis sedikit lagi, Denada terlalu berharap dengan Marcel.

Tiiiinnnn, tiiiinnn

"Mungkin itu Marcel" kata Denada excited
Denada pun langsung berlari ke depan gerbang rumahnya, dan ia kaget.
"Non, yang namanya Denada kan?" Kata lelaki tersebut
"I..iya anda siapa?" Balas Denada bingung
"Ohh saya diutus pak Marcel untuk jemput Non, dia sudah di sana" jawab lelaki tersebut
"Masuk non, saya sudah diperintah kalau non tidak mau saya bisa dianca, saya akan dipecat, dan keluarga saya sengsara nantinya"
"Iya pak saya masuk"

'Ihh tuh orang kejem banget dah'. Batin Denada.

Sesampainya di tempat tersebut, Denada mengingat kejadian 10 tahun yang lalu.

Flashback
"Nad, kalo liat tempat ini, gw ngerasa beda kalo tanpa lo, tanpa lo ini cuma kali berbatu yang kotor, tapi karena ada lo ini bahkan seperti lautan" kata Marcel sambil tersenyum
"Apaan sih cel gombal lo" kata Denada blushing
"Gue serius deh Nad, tau gak sih lo, setiap deket lo, jangankan gue, burung aja pada blushing ngeliat lo, jantung gw sampe kayak berhenti sesaat karena terlalu cepat memacu"
"Apa sih cel"
"Nad?"
"Iya cel? Kenapa?"
"Be my first"
"Ihh apaan sih cel, kita masih SMP tau"
"I don't care, Be my firs please"
"Aku gak tau cel"
" Do you love me? I love you"
"Y.. Ye.. Ye.. Yes, I.. I love.. You"
"Ohh my lord jesus, she's love me, can I keep her?"
"Cel, you can keep me, if you want"
"W..what? Are you seriuos? By the way you're face so red"
"Noooo, you make me shy oh my god"
"You're my girlfriend right?"
"Yes"

Kejadian 10 tahun yang lalu sangat menyenangkan. Senyum terpancar di wajah Denada. Tetapi seketika itu juga Denada mengingat saat ia dihina oleh Marcel sebagai perempuan tidak baik.

"Cel, kenapa?" Kata Denada
"Miss this place? I fucking miss this place"
"Yup, I miss this place, this is the first place how I felt my first love right?"
"Yes you're right, Nad ternyata tempat ini gak kayak dulu, sekarang lebih besar ya, ada tempat makannya disitu, dulu mah sepi ya, kita gombal-gombalan di sini, pacaran di sini juga,
" I fucking miss this place"
"Iyaya, ada apa cel sebenarnya?"
"Hmm jangan marah ya"
"Iya kenapa cel"
"Lo kangen gak udah hampir 8 tahun kita gak ketemu, terakhir ketemu waktu reuni akbar dan kita masih SMA, dan kita gak ngomong sama sekali sama gw, yaa salah gw jga, udah terlalu marah sama lo"
"Its oke lupain aja, iya gw kangen sama lo kok, andai aja waktu bisa diputar ya"
"You know, you still my first love"
"Ya pasti, pertama itu akan terus menerus menjadi yang pertama, pede gila gw haha, tapi ada apa sih?"
"Be my end and my wife!"
"Apa cel? Back to earth cel? You're dreaming?"
"I'm serious"
"Ohh sorry cel, gw harus pikirin mateng-mateng, kita juga baru ketemu seminggu yang lalu, masa udah dilamar aja"
"Maaf gw lancang Nad, gw udah sabar nungguin lo, maaf"
"Cel, lo coba inget waktu itu, yang memutuskan semuanya siapa? Lo kan? Lo bayangin cel, gw udah sayang sama lo, tapi apa, lo malah percaya sama cewek kayak dia, dia bilang gw cuma mau numpang nama di sekolah karena lo famous? Gak cel gak pernah, dia bilang gw mau nguasain harta lo, tapi apa sebenarnya, bahkan dia yang selalu ngambil uang lo, sadar gak? Semua orang bilang lo jelek, item, atau apalah di depan gw, tapi karena gw sayang sama lo gw anggep itu cuma guronan mereka, gw sayang sama lo cel, lo tau hampir 8 tahun ini gw nelangsa, banyak yang pingin gw jadi milik orang lain, tapi apa. Lo nganggep gw hama? Capek gw cel" panjang Denada sambil saesenggukan
"Maaf, gw gak tau waktu itu, itu emang salah gw terlalu percaya sama Rachel"
"Gw mau pulang sekarang, GW MAU PULANG.. Hikss"
"iyaiya gw anterin, ayok"

Di dalam mobil tak ada satupun yang membuka suara, Denada sibuk dengan tangisannya dan Marcel sibuk dengan setirnya.

"Nad"
"Cel" panggil mereka berbarengan
"Maaf ya"
"Maaf ya" kata mereka berbarengan lagi
"Lo dulu Nad"
"Cel maaf ya, gw tadi ngomong kyk gitu sama lo, gw gak suka aja kalo kayak dulu, lo lebih percaya sama Rachel daripada gw, maaf kata-kata gw bikin lo sakit hati" kata Denada sesenggukan
"Iya, gapapa, gw jga minta maaf, udah lebih percaya sama Rachel daripada sama lo, yaa mungkin gw bakal bangkrut kalo gw gak sadar si Rachel mau ngambil harta gw doang" kata Marcel sambil tersenyum sarkas
"Cel, udah lah lupain aja, cinta itu emang kadang rumit, kadang kita harus berpikir untuk percaya sama orang yang kita sayang, tapi yakinlah itu adalah cobaan tuhan untuk membuat kita lebih mencintai seseorang itu, eh iya udah nyampe tuh"
"Makasih ya Nad, dari dulu lo gak berubah, yaudah bye, gw masih ada urusan kantor"
"Bye"

Saat Denada memasuki rumahnya, terdapat mobil porsche terparkir di halamannya, Denada berpikir bahwa itu adalah teman kakaknya.
Ketika memasuki rumahnya, Denada kaget bukan main, melihat wanita cantik sedang mengobrol dengan ibunya.
"LO?" ...

Di mulmed itu ceritanya Indra, maaf ya kalo tijel, nanti kontranya ad di part berikutnya

Nada Untuk MarcelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang