Chapter One

360 16 3
                                    

-Hailee's Pov-

"Hailee!!!"

Sial, aku ketahuan lagi. Setidaknya aku harus kabur dari harry. Karena kalau dia marah, bisa meledak-ledak. Apalagi dia orangnya cukup sensitif dan perfeksionis. Tapi juga agak gila. Tenang saja, dia bukan orang yang kaku.

Pernah waktu itu, aku tak merapikan kamarnya karena mencari kardiganku yang ketinggalan. Aku ingin cepat, karena hampir terlambat ke kelasku. Tapi saat aku baru selesai kuliah, harry malah datang dan meneriakkan namaku. Waktu itu aku tak tahu kenapa, tiba-tiba dia datang dengan wajah sangar, firasatku sudah tidak enak. Tiba-tiba saja dia menjitak kepalaku. Ya ampun, jangan kira dia melembut karena aku perempuan. Justru karena aku sahabat perempuannya dia menjitakku semena-mena.

"aww" teriakku.

"kau apakan kamar dan lemariku lee?! Berantakan sekali! Kenapa tidak kau rapikan sih?!" marah harry.

"a-aku kan ingin cepat haz" ucapku, sambil memanggilnya 'hazza'.

Nama yang sengaja kubuat. Aku tidak asal mengubah nama, dia juga hanya memanggilku 'lee' seperti nama korea. Padahal jelas-jelas aku tak punya tampang korea.

"tapi kan bisa kau rapikan sedikit!" suara harry masih tinggi.

"iya, iya. Maaf. Lain kali aku bereskan" ucapku mengalah.

Harry menatapku, lalu akhirnya berkata,

"sakit ya? Maaf. Kau sih. Kamarku berantakan. Mom kira aku tidak merapikannya"

Selalu begitu akhirnya. Tapi tetap saja...

Kali ini aku harus kabur! Dia bisa menjitak, mencubit, dan hal mengerikan lain untuk menghukumku. Mengingat kali pertama harry memarahiku, no, no, no, and hell no! Aku tak mau berurusan dengan semua itu hari ini. Aku berlari cepat-cepat. Sial, harry masih mengejarku. Aku berusaha memaksimalkan lariku, tapi tenyata harry semakin cepat. Langkahku mulai melambat, oh no, please god...

"nah kau! Akhirnya aku bisa menangkapmu!" seru harry memelukku dari belakang. Kelihatannya mesra, tapi kau akan lihat sebentar lagi. Dia akan memberiku 'hukumannya'.

"a-aku ada kelas lagi. Ayolah haz, aku harus cepat" ucapku beralasan.

"dasar pelupa, kelas berikutnya kita sekelas bodoh. Kau tidak ada kelas sampai jam 1 nanti" ujar harry.

Sial, aku lupa bahwa aku sekelas dengannya nanti.

Lalu harry mencubit pipiku keras-keras. Dasar, dia kira pipiku bakpao apa? Pipiku tidak setembam itu!

Aku pasrah, padahal sumpah, sakit sekali. Untuk standarku. Standar sakitku adalah, ketika kau disenggol seseorang kau harus berteriak kesakitan. Kira-kira seperti itu. Jadi jangan tanya aku seberapa sakit harry mencubitku.

"sakit haz!" teriakku.

"oh ya? Kau kemanakan catatan prancisku! Kau gila! Aku sudah mati-matian mencarinya! Aku kira kau sudah kembalikan!" marah harry. Tuh kan, dia meledak-ledak.

Aku hanya bisa pasrah mendengarkan omelannya. Memang, waktu itu aku meminjam catatan prancisnya, aku tak mengerti 5 soal yang diberikan. Nah, kemarin sudah ku selesaikan. Aku ke rumah harry untuk mengembalikan. Tapi aku malah mengobrol dengannya. Jadi aku lupa. Aku bilang padanya sudah ku kembalikan. Aku matian-matian bilang aku sudah kembalikan. Karena aku merasa sudah mengembalikannya. Tapi ternyata pagi ini saat aku lihat tas, catatannya ada di sana. Dan saat aku memberitahu harry lewat sms, dia sedang kena hukum oleh monseur gregor. Karena tidak membawa catatan. Dan demi tuhan, jika monseur gregor marah, kuberitahu kau, dia akan mengomel dengan bahasa prancis sepanjang kereta api london menuju paris. Dan kau akan terus ditanyai. Dengan bahasa prancis tentu saja. Tidak heran harry marah sekali. Tapi ini kan keterlaluan. Pipiku sakit sekali. Untuk standarku.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang