Chapter 2 - Soldatinö

853 86 14
                                    

song for this chapter

Who are you - fifth harmony

Bumper cars - Alex and Sierra ( i recommend this yo!)

One Direction - A.M (<3)

Your call - Secondhand Serenade

Make you feel my love - Kris Allen

-::-


Zarra

        Saat direstoran Stormy duduk ditengahku dan Daphne, aku duduk didekat jendela dengan didepan kami Harry dan Eren. Aku terus memperhatikan Harry yang tepat berada didepanku, ia terus menatap keluar jendela, aku mengikuti arah matanya dan sepertinya ia melihat kearah gedung kantor kami. 

Kembali ke Harry, aku menyadari ada yang aneh dengannya. Entah apa yang ia fikirkan, matanya terlihat begitu kosong. Namun aku masih yakin amarahnya kepadaku semakin memuncak. Aku juga heran kenapa dia mengajakku untuk ikut menonton? Dan kabar buruknya, kita menghabiskan waktu disini sampai tengah malam.

Harry melirikkan matanya kearahku, sepertinya ia tau bahwa aku telah memperhatikannya sejak tadi. Tangannya memberikan isyarat kepadaku untuk mendekatinya. 

   "Mendekatlah," Bisiknya.

Aku melihat Stormy dan Daphne yang masih sibuk berbincang dengan Eren. "Apa.. Semua perkataanmu dikantor tadi benar?" Harry bertanya dengan nada datar, wajahnya terlihat lesu dan tatapannya yang lelah membuatku seketika lemas.

Mengingat kejadian pagi ini saat aku bertemu dengan Harry...

    -flashback-

"Ngomong-ngomong ceritakan tentang dirimu, aku tidak menyangka kau menjadi sangat.. Sangat.." Tiba-tiba aku mendengar suara bangku bergeser, perhatianku dan Harry kini berpusat pada wanita yang kuyakini adalah asistennya.

Ia sedang berdiri dengan beberapa amplop serta map ditangannya-

-Tunggu, aku tau wanita ini. Stormy, pacar- mantan Harry. Kulihat Stormy buru-buru mengambil flashdisknya dan kertas-kertas dimejanya. "Ah maaf, be-beberapa file ku ada yang tertinggal diruangan Daphne. Jadi aku akan menyelesaikannya disana sekalian." Ucapnya.

"Oh ok, jangan lama-lama." Ucap Harry, dia mengangguk dan menoleh kearahku. Aku memberikan senyuman kepadanya, dia membalas senyumanku dan keluar dari ruangan.

Harry tidak berbicara apapun, ia menghela nafasnya. Mungkin ini adalah saatnya untuk memberitahunya-

"Harry. Aku melamar pekerjaan disini karena suatu alasan yang sangat penting-" Ia menatapku dan menaiki satu alisnya, "-tolong jangan memutus perkataanku sebelum aku memintamu untuk berkomentar."

Dia mengangguk, "Lanjutkan. Aku masih tidak percaya akan bertemu denganmu lagi.." Dia terkekeh dan aku hanya bisa tersenyum.

Aku menarik nafasku, "Aku tidak tau harus mulai darimana, tapi aku tau semuanya. Masa lalumu, apa yang pernah ada dalam tubuhmu dan tentang Nyx. Aku bahkan mengetahui apa yang kau tidak ketahui." Setiap kata yang kuucapkan aku selalu memperhatikan wajahnya, tubuhnya seolah-olah membeku dan tangannya tidak terkutik.

Ia terkejut dan menyipitkan matanya, "Darimana kau-"

  "Semenjak aku berumur 11, aku mengetahui apa pekerjaan ayahku sebenarnya. Ia bekerja sama dengan ayahmu," Aku menarik nafasku dalam-dalam. "Namun ayahku tau bahwa projek yang ayahmu lakukan itu salah dan ber-efek fatal, yang kumaksud dengan projeknya adalah Nyx. Dan sebenarnya sejak kecil aku sudah bergabung disuatu organisasi yang diketuai oleh ayahku, disana kami juga membunuh shadows dan tugasku yang terpenting adalah memata-mataimu-" Jelasku, aku kembali menarik nafasku.

Death Arcana [ Harry Styles ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang