Chapter 4 - Depressed

381 59 4
                                    

:) play the song ^^

passenger - darkest days

Stormy

1 week later

Help me,

I have no one,

No support from my parents,

Where's my friends?

We're now a strangers.

"Stormy."

Aku menutup bukuku yang sedari tadi kubaca dan menoleh ke Harry, sejak kapan aku kembali jatuh dengan tatapannya lagi?

Dia mendekatiku, merangkulku dengan erat. Seolah dia tau apa yang sedang ada didalam fikiranku, dia tetap diam. Aku berharap dia mengatakan sesuatu, sudah satu minggu semenjak kabar bahwa shadows kembali.

Kupikir, dengan waktu satu minggu aku bisa menerima semua ini, kupikir aku akan baik-baik saja. Aku terus berbisik kepada diriku sendiri, semuanya pasti akan selesai dan aku bisa tidur dengan tenang.

"Harry.." Aku mencoba untuk mendorongnya, namun dia bersikeras dan malah mempererat pelukannya. Dan aku benci ini.

Aku tidak mau, dinding tebal ini dihancurkan dengan mudahnya oleh Harry, hanya dia yang selalu berhasil menghancurkan dinding ini. Hanya dia yang berhasil melihatku dengan sepenuhnya.

Apa yang paling kubenci?

Dia tidak mengatakan apapun.

Kalian tau? Silent is violent.

Kesunyian ini membunuhku, karena tidak ada kata-kata yang bisa menjelaskan semua ini. Kalian suatu saat akan mengetahui dan mengerti bahwa terkadang kita tidak perlu mengeluarkan kata-kata saat kita terpuruk, cukup diam. Membiarkan semuanya berlalu didepan mata kita, karena apa?

Karena kita tidak bisa melakukan apa-apa. Menangis pun terkadang tidak berguna, aku sangat ingin menangis. Namun tidak didepan semua orang, dan sayangnya saat aku sendirian, tidak ada satupun air mata yang keluar. Kekosongan.

Aku dan Harry tinggal di dorm ini, sedangkan Eren masih memutuskan untuk tinggal diapartemennya, dia masih belum bisa menerima bahwa shadows sudah kembali. Setelah Niall menjelaskan tentang dark hour, shadows dan Nyx, aku hanya bisa diam. Yang kumiliki saat ini hanya Harry.

Harry.

Aku tidak mengerti lagi, perasaanku ini tidak bisa kutahan, aku mencintainya. Sangat. Melebihi perasaanku sebelumnya, dan aku takut.

Aku takut dia tidak mempunyai perasaan yang sama terhadapku, aku takut dengannya, dia bisa dengan mudahnya membunuhku. Aku memberikan hatiku ini, dan mempercayainya untuk tidak menghancurkannya.

"I'm tired, Harry." Aku memeluknya dengan erat, mencium bau bajunya yang berbau seperti rumah.

"I know."

Aku menghela nafasku.

Where's home?

He's my home.

Aku mulai menyukai kesunyian yang menyelimuti kami― namun itu semua berakhir saat seseorang mengetuk pintu ruanganku.

Cklek

Zarra.

"Maaf, tapi kita harus pergi. Niall menemukan shadows tidak jauh dari sini." Ucap Zarra.

Harry menoleh kearahku, "Pergilah, aku tidak apa-apa." Ucapku dengan lemas.

Aku tau yang kuucapkan hanyalah kebohongan, melihatnya menjadi lebih dekat dengan Zarra membuatku merasa Harry semakin jauh dariku. Setiap hari saat pukul jam 12 malam kami harus mendeteksi, melawan shadows.

Death Arcana [ Harry Styles ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang