3(a)

600 16 0
                                    

Tetaplah didekat ku, cukup bermain dan bersapa dengan dengan ku!

***

Langit pagi yang cerah dan udara segar, Sienna sangat menyukainya. Rambut panjang yang diikat ekor kuda dan pakaian olahraga lengkap, Sienna telah siap untuk lari pagi ditaman dekat rumahnya.

Karena hari ini hari Minggu, Sienna telah melakukan beberapa daftar list yang akan dilakukannya seharian. Tentunya lari pagi adalah yang paling pertama. Sienna melakukan gerakan pemanasan sebelum mengelilingi taman.

Saat Sienna hendak berjalan, dia menangkap sosok Abrisam berlari melewatinya. Lagi lagi tanpa menyapanya. Sienna berniat mengejar namun dia melihat tali sepatunya terlepas. Dia menatap Abrisam yang kian menjauh lalu kembali pada sepatunya. Hingga dia terdiam dengan air mata memenuhi pelupuk matanya.

"Abrisamm!!" teriaknya namun tetap tak mengalihkan cowok itu.

"Abrisam Sanjaya!" kali ini Sienna memanggil nama lengkap Abrisam. Hal ini Sienna selalu lakukan saat membutuhkan pertolongan temannya itu. Dan berhasil membuat Abrisam berhenti tepat dua meter didepannya.

Cowok itu berbalik, menatap Sienna yang diam ditempatnya. Sejujurnya dia tidak tega mencuekkan sahabatnya itu, namun dia benar benar merasa kecewa kemarin.

Abrisam berjalan mendekati Sienna, cewek itu sedikit mendongak karena Abrisam jauh lebih tinggi dibanding dirinya.

"Gue minta maaf" ucapnya lirih.

Abrisam tersenyum kecil, dia benar benar tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Kemarin bisa bisanya memarahi dirinya dan sekarang merengek didepannya.

"Kenapa lu nangis, hm?"

"Gue udah salah bilang gitu ke lu, padahal kan lu sahabat gue"

Abrisam mengacak acak puncak kepala Sienna, gemas. "Gue gak marah sama lu, gue cuma kecewa dan ngikuti apa yang lu mau"

"Gue bener bener minta maaf, Sam"

"Iyaaa, iyaaa udah kita lari sama samaa yuk!"

Sienna mengangguk namun tersadar kalau tali sepatunya masih belum terikat. Abrisam yang mengetahui itu pun tersenyum dan berjongkok, dia mengikat tali sepatu putih yang dikenakan Sienna. Cewek itu terkejut bukan main, dia merasakan ada kupu kupu yang berterbang diperutnya.

"Kapan sih lu dewasa, Sien?"

Sindiran itu lantas membuat Sienna terkekeh. Dia menghapus air matanya yang keluar tanpa seijinnya. Dan tersenyum menatap Abrisam yang telah berdiri didepannya lagi.

***

"Makanya lain kali jangan coba coba deket sama cowok lain kalau lu gak mau diancem kayak kemarin.." sindir Abrisam yang duduk tepat disebelah Sienna.

Mereka telah selesai melakukan olahraga sejak setengah jam yang lalu. Dan memilih duduk ditepi danau taman untuk bersantai.

"Lu gila, Sam? Siapa juga yang mau berurusan sama Kak Gino, cari masalah aja gue.."

"Intinya lu kalau mau berurusan sama cowok cowok itu gue harus ikut.."

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang