èèn

80 4 0
                                    

Recommended songs :

Make You Feel My Love - Adele

Take You - Justin Bieber

Words - Jacob Whitesides

Perfect Together - Justin Bieber

No Control - One Direction







* * *



Musim dingin yang lalu.....



"Good job, Fels! Selalu menyenangkan memotretmu!" Ujar laki-laki tampan bertato yang tengah sibuk dengan kameranya.

Ia kembali memotret dan mengarahkan beberapa gaya kepada Felicia agar hasilnya semakin menarik. Ia tersenyum puas. Lagi-lagi menggumamkan pujian untuk Felicia yang sekarang tengah sibuk berganti pakaian.

Gadis cantik itu keluar diikuti oleh asisten pribadinya. Ia menjulurkan kepalanya melewati bahu tegap sang fotografer. Memang, she looks so perfect. Hal itu tidak bisa diganggu gugat.

"Kau lihat? Menurutku foto ini sangat cocok untuk dijadikan cover majalah. Kau setuju?" Ujar sang fotografer.

Felicia mengibaskan rambutnya angkuh, ia mengedipkan sebelah matanya kepada sang fotografer. "Menurutku, semua foto ini cocok dijadikan cover majalah..." Felicia mendekatkan wajahnya pada sang fotografer, mata mereka bertemu, "selama kau yang memotretnya." Gadis itu mengelus lembut pipi sang fotografer kemudian mengambil langkah mundur dan berbalik. Namun, belum sempat ia berjalan, sang fotografer tadi menarik lengan halusnya, membuat mereka berhadapan.

"Kau menggodaku?" Tanyanya sambil tersenyum misterius.

Felicia mengerjap. Lidahnya kelu akibat pesona dari sang fotografer.

"Katakan pada asistenmu, biarkan aku yang mengantarmu pulang." Sang fotografer menyapukan ibu jarinya pada bibir penuh Felicia. "Dan aku tidak menerima penolakan."




* * *




"Kau mau mampir dulu?" Felicia melepas seatbelt dan mengikat asal rambut panjangnya. Mereka sudah sampai didepan rumah felicia. Terlihat mobilnya sudah ada di garasi, itu berarti ia bisa bebas mengajak siapapun untuk menginap dirumahnya, termasuk laki-laki tampan disampingnya yang kini tengah tersenyum maskulin kepadanya, tanpa perlu diganggu oleh supir ataupun asistennya.

"Jadi, kau benar-benar tinggal sendiri?" Tanya lelaki itu.

"Begitulah. Ayo, akan aku buatkan coklat panas." Tanpa menunggu persetujuan lelaki itu, Felicia langsung membuka pintu mobil dan berlari kearah rumah, lelaki tersebut turut mengikutinya. Mereka menggigil kedinginan karena hanya menggunakan mantel tipis. Napas mereka beruap. Felicia memutar kunci dan akhirnya pintu tersebut terbuka, keduanya bergegas masuk.

"Whoaah.. dingin sekali. Rasanya ini bukan Kanada, tetapi Antartika." Komentar laki-laki bertato itu. Felicia hanya tersenyum dan menyuruh lelaki tersebut duduk di sofa lembut di ruang tengahnya. Sedangkan gadis itu berjalan ke dapur dan menyiapkan coklat panas serta cookies untuk mereka berdua.

Sepuluh menit kemudian, Felicia kembali ke ruang tengah dengan membawa mug ukuran sedang berisi coklat panas dan sepiring besar cookies, tidak lupa roti kering manis kesukaan lelaki itu.

"Sudah puas berkeliling, my Justin?" Felicia berdiri tepat disamping Justin, lelaku bertato tersebut. Gadis itu menopangkan tangannya dipinggul bak peragawati. Justin menolehkan pandangannya, ia tersenyum kecil dan mengambil salah satu foto yang ada di atas bupet.

HOPEWhere stories live. Discover now