Recommended songs :
Hello - Karmin
Alone - Justin Bieber
Like A Knife - Secondhand Serenade
When You're Gone - Avril Lavigne
* * *
Felicia membuka matanya. Ia mengerjap. Udara dingin yang menusuk tulang membuat ia terjaga dari tidurnya. Gadis itu mengusap kedua matanya yang sembab kemudian melirik jam di nakas.
Ia merapikan ranjang dan melipat selimut tipisnya, lalu keluar dari kamar dan menuju dapur. Sial! Saat ini masih pagi namun wajah cantiknya sudah ditekuk. Ia mengambil kotak sereal yang isinya sama sekali tidak bisa dibilang cukup dan membuka kulkas. Mata sembabnya membulat menyadari semua persediaan susunya yang habis. Jerk! Lagi-lagi gadis cantik itu mengumpat.
Felicia menyandarkan tubuhnya pada pintu kulkas. Ia hampir lupa, ia tidak punya apa-apa sekarang. Gadis itu mengingat-ingat kejadian memilukan dan memalukan yang ia hadapi beberapa waktu lalu.
Ia sudah kehilangan ibu kandungnya, dan secara tidak langsung ia juga sudah kehilangan Miss Keener, orang yang juga sudah ia anggap ibu. Ia telah kehilangan adiknya. Ia kehilangan Justin, lelaki favoritnya; pacarnya. Ia juga sukses kehilangan ayahnya, satu-satunya lelaki dewasa yang ia harap dapat mengerti keadaannya.
Penderitaannya tidak hanya sampai disitu. Janin yang ia kandung, yang masih berumur enam minggu, harta paling berharga yang Justin berikan padanya, juga memilih meninggalkan Felicia seorang diri.
Felicia merasa ia tidak lagi memiliki harapan. Ia merasa tidak ada lagi yang mengharapkannya. Ia merasa miris setiap kali menyebut nama belakangnya. Hope. Bukan karena itu nama ayahnya saja, namun juga karena maknanya.
Felicia merasa, ia harus menambahkan sesuatu pada nama belakangnya.
* * *
Perkenalkan. Namaku sekarang adalah Felicia Hopeless.
THE END.
* * *
Ah gak sedih. Huu. Huu. Huuuuuuuuuu!!!!
IS IT TOO LATE NOW TO SAY SORRY?
'CAUSE I'M MISSING MORE THAN JUST YOUR BODY!
HIYEAHYEAH!!!!
IS IT TOO LATE NOW TO SAY SORRY?
YEAH I KNO-O-OW THAT I LET YOU DOWN
IS IT TOO LATE TO SAY I'M SORRY NOW??
I'M SORRY SORRY SORRY YEAAAAHH!!!!
10.27.2015
