twee

73 3 0
                                    

Recommended songs :

DNA - Little Mix

Losing Grip - Avril Lavigne

Jet Black Heart - 5 Seconds Of Summer

The Weight - Shawn Mendes

Heartbreaker - Justin Bieber






* * *


Musim dingin yang baru.....


Sudah hampir satu tahun hubungan Felicia dan Justin berjalan. Tidak ada kendala berarti dalam hubungan keduanya. Justin benar-benar memperlakukan Felicia bagai ratu. Sedangkan Felicia, merasa hidupnya semakin sempurna. Tidak sia-sia selama ini ia menyimpan perasaan cinta pada Justin.

Seperti dua bulan lalu contohnya, Felicia marah karena Justin mendadak tidak bisa menjemputnya, padahal gadis itu sudah menunggu selama dua jam. Rencana makan malamnya dengan Justin gagal.

Namun, tepat tengah malam, lelaki itu ada didepan rumah Felicia, dengan wajah lelah namun tetap tersenyum dan masih memakai kaus santai serta topinya tadi sore saat mengantar Felicia ke tempat pemotretan, Justin membawakan makanan jepang favorit Felicia dan memberikan gaun berwarna coklat muda yang gadis itu inginkan.

Sesibuk apapun Justin, tidak pernah sekalipun ia tidak mengabari Felicia. Felicia adalah prioritasnya.

Justin juga tidak pernah sungkan untuk mencium atau merangkul Felicia di depan umum. Menunjukkan pada semua orang bahwa gadis itu miliknya. Hal-hal kecil itulah yang membuat Felicia semakin memuja Justin, dan membuatnya percaya bahwa Justin bukan laki-laki yang akan menyakitinya.

Tahun ini, kesempurnaan hidupnya bertambah. Gadis cantik itu genap berusia dua puluh tahun. Walaupun ayahnya terlihat tidak peduli dan ibunya sudah tidak bisa menemaninya lagi, merayakan pesta ulang tahun untuk Felicia sudah menjadi kegiatan wajib. Maka dari itu, ia berpesan jauh-jauh hari kepada ayahnya agar tidak menyiapkan hal apapun mengenai pesta ulang tahunnya. Ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Justin.

Sebenarnya sudah satu minggu belakangan ini Felicia merasa tubuhnya tidak bugar. Setiap ia bangun di pagi hari, ia pasti merasa mual kemudian muntah.

Ia juga sering merasa pusing bila terlalu banyak berdiri dan berada ditengah keramaian. Padahal, Felicia bukan gadis yang mudah sakit, ditambah ia rajin mengonsumsi vitamin.

Seperti pagi ini, ia terbangun dan mencium aroma aftershave Justin yang sebenarnya sudah samar. Ia segera berlari ke kamar mandi. Aftershave Justin benar-benar menggangu indra penciumannya yang sepertinya menajam akhir-akhir ini.

Justin yang masih setengah sadar dari bangun paginya segera menyusul Felicia ke kamar mandi, berinisiatif untuk memijat tengkuknya, namun gadis itu justru mendorong Justin agar tidak dekat-dekat dengannya.

"Sayang, ada apa sih, denganmu?" Justin memberikan segelas teh hangat kepada Felicia, tidak lupa menyelimuti tubuh telanjang gadis itu yang berkeringat.

"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk ke dokter sejak tiga hari lalu?"

"Uh... shut up, honey! Aku pusing. Jangan mengomel seperti penata riasku." Gerutu Felicia. Ia bangkit dari duduknya dan mencari pakaian dalam.

"Lebih baik aku mengantarmu ke rumah sakit sekarang. Atau biarkan aku menghubungi dokter pribadimu."

"Sayang, aku tidak apa-apa. Aku hanya perlu istirahat. Sudahlah."

"Kau selalu berkata begitu tapi nyatanya kau tidak kunjung sehat, Fels." Suara Justin berubah muram.

Felicia hanya sibuk memijat pelan dahinya. Masih keras kepala tidak mau memeriksakan dirinya ke dokter.

HOPEWhere stories live. Discover now