drie

71 3 0
                                    

Recommended songs :

Please Don't Go - Mike Posner

Everybody Hurt - Avril Lavigne

Me And My Broken Heart - Rixton

Heartache On The Big Screen - 5 Seconds Of Summer

Confessions Of A Broken Heart - Lindsay Lohan




* * *






Felicia mencoba menenangkan dirinya sendiri. Justin masih berdiri membelakangi Hailey yang berantakan. Raut wajah Justin tidak terbaca. Gadis itu menatap pilu kearah pacarnya.

"Kenapa tiba-tiba kau datang kemari? Bukankah aku sudah mengirim pesan untukmu?"

Dingin. Felicia dapat merasakan nada dingin dari suara Justin. Rasanya lebih dingin dari salju diluar sana. Ia menghirup napas dalam untuk menstabilkan emosinya.

"Kenapa asistenku bisa bersamamu? Dan kenapa  ia memakai kemejamu, Justin?" Tanyanya tenang dengan menekan kata asisten.

"Jawab pertanyaanku, Fels."

"Kenapa jalang itu--"

"JAWAB SAJA PERTANYAANKU!!" Bentak Justin. Felicia menunduk, matanya kembali memanas. Justin tidak pernah membentaknya, terlebih didepan orang lain.

"Aku ingin memberimu kejutan." Jawabnya pelan. "Tapi justru aku yang mendapat kejutan. Wow." Tambahnya, kali ini ia menatap dalam mata Justin. Gadis itu tersenyum miris.

"Hailey, kau masih asistenku. Bisakah kau mengambilkan map coklat itu?" Tanpa berpikir panjang, Hailey segera mengambilkan map yang dimaksud Felicia diatas sofa. Felicia kembali memerintah, "berikan itu kepada pacarku
" Lanjutnya penuh penekanan.

Justin menerima map tersebut dan segera melihat isinya. Matanya membulat. "Fels... kau..., hamil?" Tanya Justin. Ia benar-benar terkejut sekarang. Hailey yang mendengar itu beringsut mendekat kepada Justin untuk memastikan apa yang ia dengar.

"Felicia... kejutanmu berhasil." Justin menghampiri gadis itu dan memeluknya. Felicia yang tidak menyangka akan reaksi Justin hanya membeku ditempatnya berdiri.

Suara Justin terdengar kembali tepat ditelinga Felicia, "tapi jangan harap aku mau mengakui bayi sialan itu!!" Justin melepas pelukannya hingga Felicia terdorong kebelakang, alih-alih menarik Felicia kembali, Justin malah merangkul Hailey.

"Dengar. Aku tidak membutuhkanmu lagi, Felicia Hope! Kau hanya jalang sialan yang aku manfaatkan. Karirku sudah semakin bagus sekarang, jadi aku tidak perlu lagi repot-repot bermanis lidah kepadamu!" Geram Justin. Ia mengecup bibir Hailey dan mengedipkan sebelah matanya.

"Oh... Fels, honey.. jangan menatapku seperti itu." Kali ini Hailey yang bersuara, "terimakasih atas kebodohanmu selama ini, Felicia. Tidak tahukah kau bahwa Miss Keener, yang sudah kau anggap seperti ibumu sendiri adalah musuh dalam selimut? Well, aku adalah keponakannya. Bukan pegawai baru yang membutuhkan tempat tinggal." Hailey menghampiri Felicia yang berdiri kaku, gadis itu memainkan rambut Felicia.

"Auntyku mempunyai dendam pribadi pada ibumu. Karena ibumulah yang menyebabkan aunty Jadeku tersayang tidak bisa lagi berjalan."

"What do you mean, bitch?" Felicia menahan napasnya.

"Kau tentu ingat kejadian kelam saat kau masih kecil dulu, kan, Fels? Saat itu kau hendak menyeberang, dan aunty Jade berusaha menolongmu, namun ibumu malah mendorong aunty Jade kesembarang arah sehingga kakinya terlindas mobil lain yang lewat."

HOPEWhere stories live. Discover now