Chapter 1 ~ Pencuri Hati

843 27 2
                                    

Suasana kelas yang tadinya seperti pasar berubah menjadi hening ketika Pak John datang. Pak John tidak datang sendiri, ternyata benar selentingan kabar yang beredar kalau sekolah kami kedatangan siswa baru dari Korea.

"Annyeong, my name is Lee Yong Dae." Siswa baru itu memperkenalkan dirinya dengan bahasa gado-gado, bahasa Korea dan Inggris. Siwa baru bernama Lee Yong Dae itu memang mempunyai wajah cute seperti wajah member boyband-boyband Korea yang sedang digandrungi remaja Indonesia bahkan dunia. Matanya yang sipit, hidungnya yang mancung, kulitnya yang bersih dan badannya yang tegap tinggi membuat Yong Dae terlihat sempurna sebagai seorang pria. Wanita manapun pasti akan terpesona jika melihatnya.

Siswi seisi kelas bersorak riuh menyambut kedatangan Yong Dae. Mereka semua sedang merebut perhatian murid baru itu tidak terkecuali Vita, teman sebangkuku. Sepertinya Vita benar-benar terpesona dengan Yong Dae ditambah Vita penggemar Korea, pasti kesempatan ini tidak akan dilewatkannya karena yang aku tahu Vita sangat terobsesi memiliki pacar orang Korea. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuannya, kalau Alvent melihat Vita seperti ini mungkin Alvent akan sedih.

"Yong Dae, you can speak bahasa?" Celetuk Vita.

"I can do but little. Saya sudah dua tahun di sini tapi bahasa Indonesia saya masih buruk. Mohon bantuannya." Yong Dae membungkukan badannya menghadap ke arah Vita. Ternyata Yong Dae juga bisa bahasa Indonesia walaupun agak sedikit kaku.

Vita senang bukan main karena respon Yong Dae begitu hangat. Ini membuka kesempatan Vita untuk obsesinya selama ini.

Saat Pak John menyuruh Yong Dae untuk duduk, banyak siswi yang menawarkan dirinya agar dapat duduk bersamanya tapi Pak John menyuruh Yong Dae duduk di samping Hendra karena hanya bangku kosong itu saja yang tersisa.

Yong Dae sempat melirik ke arahku karena aku tepat duduk di sampingnya tapi aku tidak begitu tertarik seperti yang lainnya. Ia tersenyum kepadaku tapi aku tidak membalasnya karena aku sibuk dengan Vita yang merengek memintaku untuk bertukar tempat duduk. Aku menghela nafas panjang, akhirnya aku menyerah dan menuruti kemauan Vita . Padahal selama ini Vita tidak mau pindah duduk karena duduk di pojok adalah tempat favoritnya.

***


Saat bel istirahat berbunyi, dalam hitungan seperkian detik tempat duduk Yong Dae sudah penuh dengan siswi-siswi yang ingin kenalan atau dekat dengannya termasuk Vita. Hendra yang merasa risih karena kelakuan centil teman-teman perempuannya itu akhirnya memilih angkat kaki dari bangkunya sendiri tapi Yong Dae malah menahan tangan Hendra seakan meminta bantuan padanya agar Yong Dae bisa terlepas dari kerumunan itu.

"Kalian pada norak banget sih, apa ini ucapan welcome buat siswa baru? Bisa-bisa besok Yong Dae angkat kaki dari sekolah ini karena ketakutan ihat kalian yang norak." Hendra mengambil alih keadaan. Sebenarnya Hendra juga tidak tega melihat Yong Dae yang terlihat sedikit ketakutan dan risih karena ulah teman-temannya yang kecentilan.

Semua siswi menyoraki Hendra tapi akhirnya mereka mundur satu per satu terkecuali Vita. Vita merangkul lengan Yong Dae dan mengajak Yong Dae dan Hendra ke kantin. Vita tidak melepas rangkulan tangannya di lengan Yong Dae, banyak mata yang melihat iri ke arah Vita. Hendra hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Vita yang sebenarnya terlihat sama noraknya dengan teman-temannya tadi. Kalau Alvent melihat ini, pasti Alvent akan kecewa.

Aku dan Alvent sudah ada di kantin, kami duduk di meja biasa tempat favorit kami di bawah pohon rindang. Alvent terlihat cemas karena mendengar ceritaku tentang siswa baru di kelas. Sebenarnya aku tidak ingin menceritakannya kepada Alvent tapi Alvent daritadi terus bertanya padaku mengapa Vita tidak terlihat batang hidungnya. Biasanya Vita yang paling semangat ke kantin jika jam istirahat tiba.

"Itu mereka datang." Aku menunjuk Hendra, Vita dan Yong Dae yang datang bersamaan.

Alvent terlihat kecewa melihat Vita yang tidak lepas merangkul lengan Yong Dae.

Aku menepuk pundak Alvent. "Sudah, Ko nggak usah cemburu gitu." Aku mencoba menenangkan Alvent tapi Alvent malah pergi meninggalkan kantin sebelum mereka bertiga sampai di meja kami. Aku ingin mengejar Alvent tapi tidak jadi karena mereka bertiga sudah lebih dulu menyapaku.

"Sory, Ly lama." Hendra duduk di sampingku. "Kemana Ko Alvent?"

Aku berusaha mencari alasan yang tepat. "Tadi tiba-tiba Ko Alvent ada urusan."

Lagi-lagi Yong Dae mencuri pandang ke arahku tapi aku tidak seperti Vita dan yang lainnya jadi aku tidak perlu merebut perhatiannya.

"Mau pesan apa kalian?" Tanya Hendra.

"Tiba-tiba aku tidak nafsu makan, Hend. Kalian bertiga saja yang makan, aku balik ke kelas duluan." Entah mengapa aku tidak suka melihat Vita yang menempel terus pada Yong Dae jadi aku lebih memilih angkat kaki. Hendra sempat melihatku dengan penuh tanda tanya tapi Vita sepertinya tidak peduli dengan kepergianku. Aku menggerutu kesal di dalam hati. Seharusnya Vita bisa lebih menjaga sikapnya dan yang paling penting seharusnya Vita bisa menjaga perasaan Alvent.


Pencuri HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang