Aku kaget karena Vita sudah ada di kamarku. Ibuku bilang kalau dia sudah lama menungguku tapi untungnya Ibuku tidak bilang kalau aku pulang terlambat karena aku sedang menemani teman sekelasku di rumah sakit.
"Dari tadi ya, Vit? Sorry lama." Aku menghempaskan badanku di atas tempat tidur. Vita sudah biasa main ke rumahku jadi Vita sudah kenal dengan orang rumah jadi tidak masalah kalau Vita menungguku di kamar begitu juga denganku jika main ke rumahnya.
"Ihh, bau banget lw." Vita menutup hidungnya. "Keluyuran mulu sih lw. Udah sana mandi dulu." Vita mendorong-dorong badanku agar aku segera beranjak pergi ke kamar mandi.
Aku mencium bajuku. "Enak aja bau, masih wangi tau. Tadi pagi gw abis mandi kembang tujuh rupa." Jawabku asal, mau tak mau aku pergi ke kamar mandi dengan amat terpaksa. Tumben-tumbennya Vita datang malam-malam ke rumahku.
Akhir-akhir ini aku memang menjaga jarak dengan Vita tapi aku tidak bisa marah padanya. Vita sahabatku sejak SMP, dia selalu membuatku nyaman jika aku berada di dekatnya. Apa aku salah? Seharusnya buat apa aku marah atau kesal padanya, aku juga tidak mengerti. Vita dekat dengan Yong Dae atau siapapun bukankah itu terserah dia.
Selesai aku mandi, aku langsung merebahkan badanku di samping Vita yang sedang memainkan laptopnya. Sudah hampir sebulan kami tidak sedekat ini, aku jadi merasakan kangen yang luar biasa.
"Gw kangen banget sama lw, Ly." Mata Vita terlihat berkaca-kaca. "Gw boleh nggak, Ly malam ini nginep di rumah lw? Tadi gw pengen nginep di rumah Sansan tapi gw nggak enak karena Sansan tidur sama adiknya. Yang ada nanti gw malah ngerepotin dia." Vita menutup laptopnya kemudian dia beranjak dari tidurnya dan duduk bersila di depanku.
Aku pun ikut beranjak dari tidurku. Aku juga duduk bersila di depan Vita, ternyata apa yang dirasakan Vita sama seperti apa yang dirasakan olehku. Raut wajah Vita begitu serius, sepertinya ada yang ingin ia ceritakan. "Kaya sama siapa aja sih lw, Vit."
Vita langsung memelukku dan suranya terdengar agak parau. Apakah ada sesuatu yang terjadi sehingga membuatnya sedih. Apa karena Alvent?
"Orang tua gw cerai, Ly. Gw ngerasa sendiri, kenapa mereka egois? Apa mereka nggak anggap gw ada? Seharusnya gw bisa dijadikan alasan mereka untuk nggak bersikap seegois itu. Mereka sudah dewasa, apa lagi yang mereka cari?" Air mata Vita tumpah begitu saja.
Aku kanget mendengar apa yang dikatakan Vita, tidak ada angin tidak ada hujan mengapa tiba-tiba orang tua Vita berpisah. Aku belum pernah melihat Vita menangis, jangankan menangis aku pun tidak pernah melihatnya bersedih. Vita selalu ceria, itu yang membuat siapapun di dekatnya merasa nyaman tapi kali ini Vita terlihat sangat rapuh sekali. Aku memeluk Vita erat. "Kenapa lw baru sekarang cerita sama gw?" Mataku juga sudah berkaca-kaca.
Vita melepaskan pelukannya dan menyapu air matanya dengan kedua tangannya. "Sorry, Ly gw jadi cengeng kaya gini."
Aku menaruh kedua tanganku di bahu Vita dan air mataku yang tertahan akhirnya tumpah juga. Aku menyadari kesalahanku, aku memeluk Vita kembali. "Sory, Vit gw bukan sahabat yang baik. Seharusnya gw bisa lebih peka sama lw." Aku jadi merasa bersalah sekali dengan sikapku yang acuh tak acuh kepada Vita akhir-akhir ini. Mungkin itu yang membuat Vita jadi enggan bercerita kepadaku. Vita memang orang yang cuek tapi aku tahu sifatnya, dia paling tidak suka merepotkan orang lain.
"Lw nggak salah, Ly. Gw tahu lw marah sama gw."
"Gw nggak pernah marah sama lw, Vit." Aku benar-benar menyadari kebodohan yang aku lakukan.
Vita bercerita banyak tentang konflik yang terjadi di antara kedua orang tuanya. Vita memutuskan untuk tidak tinggal dengan Ibunya atau Ayahnya. Vita yakin ia bisa mandiri tanpa kedua orang tuanya. Aku sudah membujuknya agar ia tinggal di rumahku saja, orang tuaku pasti juga tidak keberatan tapi dia tidak mau merepotkanku. Vita mungkin akan tinggal di tempat kos. Tadi sehabis pulang latihan, Vita dan Alvent pergi mencari tempat kos dan dia sudah menemukan tempat kos yang tidak jauh dari sekolah dan harganya juga lumayan ekonomis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencuri Hati
FanfictionSetelah kedatangan murid baru itu, semuanya jadi kacau. Dari awal entah kenapa aku tidak suka dengannya, dia memang tampan seperti kebanyakan aktor korea yang sering aku tonton tapi aku tidak tertarik. Aku juga penggemar korea mulai dari dramanya, m...