2. Self-Recovery

385 35 3
                                    

Seseorang menyentuh bahuku membuatku menoleh ke belakang, "Zayn?"

"Aku turut berduka." Ucap Zayn menatapku dalam dan tersenyum. Aku mengangguk setelah itu dia juga pergi.

Tidakkah kau melihat itu, Dave? Zayn baik padaku, batinku berbicara seolah masih ada Dave.

Aku pergi menuju kantor polisi bersama ibu, petugas telah mendapatkan cctv malam itu.

"Ma'am, miss. I'm Richard. Aku telah mendapatkan rekaman cctv dari peristiwa penusukan semalam."

Setelah itu Richard menunjukkannya pada kami. Dari rekaman itu terlihat Dave sedang memilih soft drink serta beberapa makanan. Tak berapa lama di mini market itu di datangi 3 orang dengan helm full face dan berjaket kulit. Mereka menodongkan pisau dan salah satu dari mereka mengambil bir dan satunya lagi justru diam dan yang terakhir terlihat sedang mengancam petugas kasir. Dave datang dan melerai mereka, perampok yang tadinya mengancam petugas kasir itu justru memukul Dave dan menusukkan pisau ke arah perut Dave. Aku menggigit bibir untuk menahan tangisku.

"Sulit kemungkinan untuk menangkap mereka. Kurasa perampok ini adalah gangster atau memang perampok." Ucap Richard.

"Aku tak merasa setuju dengan pendapatmu tuan detektif. Kurasa kau keliru tuan." Ucapku sopan.

"Relax miss. Aku lebih tahu hal-hal seperti ini ketimbang kau dan pengalamanmu yang pasti standar sekali." Sungguh polisi yang sombong, aku tak suka padanya.

"Aku yakin dengan pemikiran ini tuan." Ucapku menatap Richard dengan tatapan meyakinkan.

"Lalu siapa yang kau curigai nona?" Tanya Richard mendekat ke wajahku.

"Apa mungkin berandalan?" Tanyaku pada Richard.

"Hahaha, tentu tidak nona. Berandalan disini hanya senang berpesta dan tawuran. Yang biasanya merampok adalah gangster dan spesialisnya." Jelas Richard dengan tawa sombong, ugh bastard.

Aku tak membalas ucapan detektif Richard karna dia terlalu sombong. Like hell dude.

Namun aku mengabaikan perasaan kesalku dan entah kenapa feelingku berkata sebaliknya. Aku diam dan mulai memikirkan cara untuk menemukan pembunuh Dave.

Aku harus menemukan pembunuh Dave, bagaimanapun caranya.

***

Aku mantap untuk merubah segalanya. Aku tak mungkin berharap pada ibu. Ibu sedang terpuruk dan dia harus tetap bekerja. Lagipula dia seolah tak memikirkanku.

Langkah pertama aku harus membiasakan berlagak layaknya bad girl. Aku juga harus membiasakan meminum bir. Sounds cliché but I know that I'm doing a right thing.

Tapi, siapa yang harus aku mintai bantuan untuk masuk ke dalam lingkungan para berandal itu. Maksudku, yeah, aku bisa mengubah tampilanku tapi aku tak bisa dengan mudah untuk masuk ke dalam lingkungan mereka.

Setelah berpikir beberapa menit sebuah nama terlintas di pikiranku.

Zayn, yeah, Zayn. Aku yakin dia bisa membantuku dalam hal ini. Maksudku, pasti dia mempunyai akses menuju tempat-tempat seperti itu ya 'kan?

Tanpa berpikir dua kali. Aku menuju rumah Zayn, aku harus meminta bantuannya. Aku mengetuk pintu. Berkali-kali tanpa ada jawaban. Aku mulai kesal dan menendang pintu rumah Zayn.

"Iya sebentar." Tak lama seorang gadis keluar. Oh malunya aku.

"Maaf. Apa kau pacarnya Zayn dan aku menganggu aktivitas kalian?" Ucapku menggigit bibir menahan malu.

Criminals • h.s (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang