4. The Race and The Shadow

228 31 1
                                    

Aku masuk ke dalam rumah dan mengacak rambutku. Rasa marah muncul dalam benakku. Zayn sungguh keterlaluan. iPhoneku bergetar karena ada pesan masuk dari unknown number berisi.

From: unknown
Sorry for what I've just done to you. -Z

Oh, dari Zayn. Aku mengsave nomer tadi dan tak membalasnya. Aku malas membalas pesan Zayn dan akan bersiap untuk tidur. Aku mengganti baju dan mencuci muka. Ibuku? Semakin jarang kujumpai semenjak kepergian Dave.

Dave, aku membutuhkanmu.

Aku tak jadi tidur dan duduk di dekat jendela kamar sambil memainkan gitar. Aku melihat bintang dan teringat hal-hal yang selalu kulakukan bersama Dave.

Aku memetik gitarku dan menyanyikan lagu 5 seconds of summer yang berjudul Amnesia. Aku memejamkan mata dan menahan air mataku untuk tidak menangis. Dave sangat tidak suka kalau adiknya menangis.

"Cause I'm not fine at all. No i'm really not fine at all. Tell me this is just a dream. Cause I'm really not fine at all." Lirik terakhir benar-benar menggambarkanku.

"You okay?" Suara berat itu memaksaku untuk membuka mata.

Aku diam dan menatap Zayn lurus. Dia mengenakan kaos hitam. Oh aku baru sadar kamar kami bersebelahan juga.

"Allison, are you okay?" Ucap Zayn. Sungguh aneh, setiap kali Zayn menyebut nama depanku secara lengkap ada intonasi yang membuatku suka. Tetapi karena sikap Zayn terkadang kasar dan terkadang mendadak baik membuatku lebih banyak kesal padanya. Tunggu ... Apa mungkin dia berkepribadian ganda? Namun kali ini aku tak ambil pusing dan juga tak akan membohongi perasaanku.

"No. I'm not fine. Kenyataannya aku hancur." Ucapku jujur pada Zayn. Sekilas aku melihat wajah Zayn dengan tatapan aneh lalu berubah dengan tatapan mengasihaniku.

"Kau butuh teman?" Tanya Zayn lagi.

Aku menggeleng, "Tidak. Sebentar lagi aku akan tidur. Aku masuk dulu, Z." Ucapku beranjak pergi.

Lalu aku menutup jendela dan gorden kamarku. Aku mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur. Saat aku mulai mencoba tidur aku mendengar suara lembut, suara itu indah tapi apa mungkin itu suara Zayn? Entahlah. Itu bukan urusanku. Namun, suara itu mengantarkanku masuk ke dalam dunia mimpi.

***

Pagi ini aku akan bekerja part time di toko roti. Setidaknya itu menjadi pengalih kesedihanku.

Bunyi bel menandakan ada yang datang, "Selamat datang di Vin's Bakery." Ucapku menyapa pembeli kupikir pembeli ini akan seperti pembeli lainnya, setiap aku sapa mereka tidak akan menjawab sapaanku. Namun kali ini si pembeli ini menganggukan kepalanya, meskipun tidak menyapaku balik.

Aku diam dan menunggu pembeli itu, saat si pembeli itu menyerahkan rotinya aku menghitung harga roti tersebut, "Alice? Aku tak menyangka kau ada disini."

"Oh, hey Harry." Ucapku pada Harry lalu tersenyum tipis.

"Kau bekerja disini?" Tanya Harru tersenyum dan memunculkan dimplesnya.

"Yap, part time." Ucapku seadanya.

"Totalnya $10 mr. Styles." Ucapku lagi.

Harry menyerahkan uang lalu berdehem, "Uhm, Alice .. Apa nanti malam kau ada acara?" Tanya Harry terdengar canggung.

"Aku tak pernah memiliki rencana, Harry." Ucapku terkekeh.

Harry tersenyum lagi, "Yes! Well ... Uhm-- Apa kau mau menontonku balapan?" Tanya Harry lagi.

Criminals • h.s (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang