"Mama, seriusan pengen masukin aku ke asrama? Mama pasti bercanda kan? Aku gak mau masuk asrama!" bantahku.
"Tapi Faquella, ini semua kan demi kamu. Lagi pula kamu pengen kan punya kekuatan dan bisa mengontrolnya. Kalau kamu mau, kamu harus belajar mengontrol kekuatan kamu di asrama," ucap mama.
"Baiklah, apa nama asramanya?" tanyaku.
"Power Girl Academy."
***
"Gila, ini asrama atau istana?" tanyaku.
"Mama, dapet rekomendasi dari temen mama, soal asrama ini," jelas mama. "Owh." singkatku."Good Morning, madam. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan laki-laki itu. "Oh, tidak terima kasih. Hanya saja... Bisakah kau tunjukan dimana letak ruang kepala sekolah?" tanya mama. "Oh, disebelah sana, madam." ucap pelayan itu sambil menunjukan sebuah ruangan terpisah dari gedung bangunan yang terlihat mewah sekali. "Thank you, sir,"
"Ur' welcome, madam,"Kami segara datang ke sebuah ruangan yang bernuansa asri, dengan cat dinding berwarna hijau pandan, dan segala perabotan berwarna hijau muda, serta sofa nan indah bertema daun-daunan bagai memperindah ruangan. Saat kami masuk, kami sudah disuguhi karpet bernuansa rerumputan yang sangat halus, sehingga sayang untuk di injak oleh sepatu/sandal seperti ini.
"Selamat datang nyonya Rose. Emm... Apakah sikecil ini anakmu. Wah, cantik persis seperti ibunya. Perkenalkan siapa namamu, anak cantik?" tanya wanita paruh baya itu, yang sepertinya calon ibu kepala sekolahku.
"Namaku Faquella Valencia Arshailla. Salam kenal" ucapku memperkenalkan diri. "Baiklah, Faquella. Mama pergi ya, selamat bersenang-senang di asrama mu!" ucap mama sambil berlalu meninggalkanku. "Tapi....ma!" kataku gelagapan. "Tenang lah Faquella, nanti Mr. Tonsquen akan membantumu, untuk membereskan kamarmu." ujar Mrs. Angles. "Terimakasih,"
***
"Ini namanya Asrama Fairytale. Kamu akan tinggal di kamar nomer 208 disana kamu akan tinggal bersama 3 orang temanmu. Disana sudah disuguhi fasilitas 4 meja belajar, 2 AC disisi kanan dan kiri ruangan, Televisi 71 inci, dan sofa untuk bersantai didepan televisi, serta tersedia 4 kasur double bed oh iya, dan juga sudah disediakan 2 kamar mandi lengkap dengan bathup, shower, westafel, serta toilet duduk. Selamat bersenang-senang..." jelas pelayan itu.
Aku mulai menyentuh gagang pintu itu. Akupun memberanikan diri membuka kamar itu. Yap, saat kubuka sedang ada 3 anak berbincang-bincang dikasurnya masing-masing dan ditengah sebelah kiri terdapat kasur kosong yang berwarna biru-putih dan diatas kasur itu sudah terpampang jelas namaku "Faquella's" mereka memang sudah mempersiapkannya, batinku.
"Selamat datang, Faquella. Semoga kau senang sekamar dengan kami. Oh iya, namaku Hazel, salam kenal," ucap anak yang bernama Hazel itu.
"Terimakasih, pasti aku akan betah sekamar dengan kalian" ujarku.
"Sini aku bantu," sahut gadis yang satunya, sekilas aku melihat name tag nya bernama Sheda.
"Aku juga mau bantuu!!" kata anak yang bernama Shafa itu.
"Oh, terimakasih Sheda, Shafa. Tapi aku yakin, aku dapat membawa barang-barangku sendiri." tolakku halus.
Mereka hanya membalas dengan senyuman kecil.
***
Lelah sekali, habis membereskan perlengkapan ku sendiri. Untung dibantu oleh Sheda, Hazel, Shafa. Beruntung sekali mempunyai teman seperti mereka kuharap mereka bisa menjadi sahabat baruku. Dibalik itu semua, terselip rinduku pada Mama dan Syanaz, sahabatku waktu aku masih disekolah lamaku. Rindu itu semakin besar ketika aku mendapat e-mail dari Syanaz
![](https://img.wattpad.com/cover/53048520-288-k508144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Power School Academy
Roman pour AdolescentsFaquella, terpaksa harus masuk asrama karena sifatnya yang tidak dapat mengontrol kekuatannya. Tentu saja, Faquella mendapat teman baru seperti Shafa, Hazel, dan Sheda teman sekamarnya. Bagaimana sih, kelanjutanya? Yuk, dibaca! ©copyright 2015 by:...