Aku, Hazel, Mawar, dan Shafa memutuskan untuk pulang dari taman karena hari mulai senja. Kami memaksa Mawar agar tinggal di asrama dan sekamar dengan kami. Kami dengan senang hati mau berbagi tempat tidur. Toh, dia juga manusia yang punya perasaan kan? Walaupun kami tau bagaimana fatalnya, Sheda bisa membenci kami, tapi... ya bagaimana lagi, kami harap Sheda masih pengertian.
"Tapi aku takut Shaf, Zel. Gimana kalo Sheda makin marah sama aku," isak Mawar. Bisa dibilang Mawar ini termasuk orang yang 'cingeng'
"Darimana kamu tahu? Siapa tau dia menyadari semuanya, dan dia bisa memafkanmu." ujar Hazel.
"Yuk, sudah malem. Agak dipercepat sedikit langkahnya. Kita harus makan malam bersama kan?" kataku. Aku memang sebagai Murid baru 2 minggu, sangat takut bila telat atau salah dalam pelaksanaan apapun. Maklum, disekolah lamaku, diajarkan lebih disiplin dari sekolah-sekolah yang lain.
***
Kamipun sampai di Asrama dan mulai masuk ke kamar kami. Setelah kami masuk, kami melihat semua perabotan kamar sangat berantakan seperti kapal pecah. Entah ini perbuatan siapa, tapi aku yakin ini adalah perbuatan Sheda. Tapi, jelas-jelas disitu tidak ada Sheda. Tidak ada tanda-tanda Sheda masuk kamar ini.
"Sheda kemana? Matahari sudah hampir terbenam. Aku sangat mengkhawatirkannya. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada Sheda? Kita harus lapor ke bagian keamanan, ayuk!" kata Mawar terlihat sangat khawatir.
"Tenang-tenang... Siapa tau aja Sheda lagi pergi ke Coffe's? Atau ke Playroom? Atau? Ke Free Wifi Room? Itu semua kan bisa terjadi. Mungkin ia sedang malas ke kamar karena berantakan? Lagipula Sheda gak mungkin kabur karena, pintu gerbang telah ditutup. Jangan terlalu khawatir gitu," jelas Shafa.
Tapi kenapa perasaan ku ga enak banget :'(
Rasanya, kayak terjadi sesuatu dengan Sheda.
I Scared.
Please, Come back Sheda.***
"Lihat? Sudah larut malam tapi Sheda belum kunjung kembali? Apa yang harus kita lakukan? Aku takut terjadi sesuatu dengan Sheda. Ayo kita segera pergi ke bagian keamanan," ajak Mawar.
"Kau benar Mawar. Perasaanku juga ga enak daritadi. Aku takut terjadi sesuatu dengan Sheda." ucapku.
Kami bergegas dan mengunci pintu kamar dan berjalan menuju lobby. Setelah sampai di lobby kami menemukan salah satu satpam yang sedang berdiri di depan pintu Lobby.
"Pak, teman kami menghilang. Sudah dari tadi dia tak kunjung datang. Ini sudah larut malam sudah jam 11 malam tapi dia belum kunjung pulang ke asrama. Bisakah bapak mencarinya? Kumohon!" pinta Hazel.
"Ya, pak kami takut terjadi apa-apa dengan Sheda," lanjut Mawar.
"Baiklah bapak akan cari ia. Tapi kalian harus lapor terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah Mrs. Angles." ucap pak satpam.
"Baik pak!"ucap kami serempak sambil menggelengkan kepala.
***
"Sampai pagi ini belum ada kabar dari Sheda? Apa yang terjadi dengannya? Apa karena aku diasrama ini?" tanya mawar sedih.
"Bukan karena mu dan jangan khawatirkan Sheda. Pasti Sheda baik-baik saja kok," hiburku sambil menyalakan tv karena ada serial favoritku Pak Somad.
"Kalian belum bersiap? Sebentar lagi kita akan pergi kesekolah tau!" seru Hazel.
"Sudah dari tadi, kau saja yang telat" balasku dan Shafa cuek.
"Jadi ceritanya aku yang telat nih?" ucap Hazel sambil cengengesan.
"Mawar, kau tunggu disini dan jangan pergi kemana-mana. Tunggu kami sampai lekas sekolah? Okay?" ucapku. Mawar hanya mengangguk malas.
"Byee, kasih kabar ya Mawar kalau Sheda sudah pulang ke asrama!" ujar Shafa sambil menyipitkan mata kanannya.
***
"Eh, kalian tau gak? Si Sheda belum pulang tau dari kemarin," ucap Alicia sambil berbisik-bisik dengan temannya, saat kami sedang menaruh tas dibangku.
"Apa mungkin sheda kabur ya, hahaha" bisik Alicia lagi kepada teman-temannya yang juga ikut tertawa.
Otomatis kami yang ikut mendengarnya menjadi emosi karena tidak terima sahabat kami diperlakukan seperti itu.
"Eh kau! siapa nama kau? Cia...ya Alicia! Jangan asal bicara ya! Sheda tidak mungkin melakukan itu semua! Jadi jangan asal ngomong oke? Atau aku akan menjambak rambutmu dan memotong lidahmu." bentak Shafa emosi.
"Uhh... Serem," ucap Alicia sambil terkekeh dan meninggalkan kelas dengan dayang dayangnya serta teman-temannya.
"Sabar shaf, jangan asal emosional," nasehatku.
"Iya bener tu shaf kata Faquella!" ucap Hazel membenarkannya.
"Abis aku gak tahan sahabat aku sendiri dihina begitu! Aku juga gak kuat gak ketemu sheda selama sehari aja itu susah banget!! Ya, tuhan Sheda... Kau kemana?" kata Shafa sambil meneteskan air mata.
Inilah yang disebut sahabat sejati. Aku beruntung mempunyai sahabat seperti Hazel, Shafa, Sheda, dan juga aku tidak akan melupakanmu...sahabat yang telah lama menemaniku, yaitu... Syanaz.
Bersambung
-S2

KAMU SEDANG MEMBACA
Power School Academy
JugendliteraturFaquella, terpaksa harus masuk asrama karena sifatnya yang tidak dapat mengontrol kekuatannya. Tentu saja, Faquella mendapat teman baru seperti Shafa, Hazel, dan Sheda teman sekamarnya. Bagaimana sih, kelanjutanya? Yuk, dibaca! ©copyright 2015 by:...