Aku dan teman-temanku yang lainnya, sangat mengkhawatirkan Sheda. Apalagi Semenjak Mawar diusir dari asrama oleh kepala sekolah kami. Karena ia tidak mempunyai izin apapun. Otomatis kasur milik Sheda kosong. Kami sangat kesepian telah 5 hari Sheda meninggalkan kami. Kabarnya, akan ada anak baru yang akan menempati tempat tidur Sheda untuk sementara. Jika Sheda kembali, anak itu akan dipindahkan kamarnya ke Asrama Tulip.
"Kira-kira anaknya baik tidak ya?" tanya Shafa.
"Mungkin saja, tapi aku masih memikirkan nasib Sheda. Aku masih takut, dan bagaimana pula dengan perasaan Mawar, waktu ia diusir itu." ucap Hazel. Aku hanya mengiyakan.
Tok...tok...tok...
Pintu kamar kami terbuka, dan datanglah seorang gadis berambut pendek sebahu dengan ranselnya. Kami tidak tahu siapa namanya. Jadi kami hanya senyum saja."apakah kami bisa membantu?" tanyaku.
"senang jika kami boleh membantu anda," lanjut Hazel.
"baiklah terimakasih aku sangat senang, satu kamar dengan kalian. Oh iya, perkenalkan namaku Angela Villian. Panggil saja Angel ya," ucapnya sangat sopan.
"mari aku bantu," sahut Shafa langsung menyambar ranselnya dan menaruhnya di samping tempat tidur.
***
"Oh,iya aku dengar sih orang yang mempunyai kasur ini hilang ya? Dan belum ketemu?" tanya Angel.
"Iya, itu teman kami namanya Sheda. Ia, sahabat kami, dan kami masih mengkhawatirkannya sampai sekarang belum pulang ke asrama" jelasku.
"Oh..." desahnya, "aku turut berduka," lanjutnya lagi.
Kami hanya membalasnya dengan senyum.
***
"Well, jadi asrama disekolah ini diisi sama anak perempuan semua?" tanya Angel.
"Yap, jadi kita akan mengadakan pertemuan antara Power Girl Academy dengan Sekolah sebrang, yang kepala sekolah dan sistem asramanya sama. Dan asrama itu dikhususkan untuk laki-laki. Setiap akhir pekan, kami selalu mengunjungi asramanya dan begitu sebaliknya. Aku punya gebetan loh, namanya Billy," jelas Hazel.
"Ya ampun, laki-laki itu cuma bisa nyakitin hati wanita! Setelah puas dengan kita, ia akan menelantarkan kita begitu saja, kau tahu zel?" ucap Shafa.
"Kau tahu banyak ya," sahut Angel sambil tersenyum nakal kepada Shafa.
"Eh, kamu tahu nggak?" ujarku misterius dan membuat ketiga temanku itu menatapku dengan serius.
"Ya enggak tahulah orang kamu belum ngomong," celetuk Shafa. Ditambah anggukan dari Hazel dan Angel.
"Maksud aku, kamu tau gak kalo kalian lagi aku tipuu... Ya,, jangan serius banget gitu dong..." kataku sambil tertawa melihat ekspresi ketiga temanku yang tadinya sudah serius malah dikerjain.
"Eits...anak-anak kalian belum bersiap?" sahut Mrs. Leni.
"Untuk apa?" tanya Angel.
"Kalian lupa ini sudah akhir pekan, dan kita akan mengadakan pertemuan." jelas Mrs. Leni.
"Owhh iya kami hampir lupa," ucapku.
***
"Kira-kira gaun ini bagus tidak untukku?" tanya Hazel, sambil menunjukan sebuah gaun berwarna kuning cerah dan terdapat brenda-brenda putih dilingkaran pinggangnya.
"Sangat cocok, perfect" balas Shafa.
"Sebaiknya aku menggunakan gaun ini. Glamour, elegan, dan mewah. Tetapi, tidak terlalu berlebihan." ucapku mulai memakai gaun berwarna biru dan kalung serta gelang berwarna biru dan sepatu kaca cinderella aku membelinya saat studytour ke Kota Marxendise atau sering disebut kota sepatunya dunia.
"OMG, kau terlihat seperti cinderella aslinya! Rambutmu tergerai panjang dengan gaun, gelang, kalung, dan sepatu itu, ohh... Aku sangat iri padamu, fa." ujar Angel. Shafa dan Hazel ikut membenarkannya.
"Oh, terimakasih tapi pujian mu terlalu berlebihan, kau juga cantik," balasku.
***
"Semua anak-anak segera berkumpul ke lapangan depan, kita akan segera berangkat menggunakan kereta kuda, harap tidak ada satupun siswa yang tertinggal. Terimakasih." ujar Mrs. Angles lewat speaker.
"Kita harus cepat, kita harus mendapatkan kereta kuda terbaik dibarisan paling depan. Dengan begitu kita akan dipandang oleh banyak orang," kata Hazel.
"Baiklah, ayo bergegas!" sahut Angel dengan semangat 45nya!
***
"Akhirnya kita sampai juga!" kata Shafa.
"Ayo kita turun!!"
"Wah... Ternyata gedung nya lebih besar daripada gedung kita!" ucap Angel terkagum-kagum.
"Kau belum lihat dalamnya!" ucapku.
"Apakah lebih luar biasa?" tanya Angel.
"Kau tahu sendiri bukan? Anak laki itu jorok. Dan tidak pernah membersihkan asramanya. Dari luar memang terlihat bagus tapi seketika kau lihat dalamnya, mmm... sangat menjijikan, kau tahu itu?" jawabku.
"Mmmmm..." Angel menghela nafas.
***
"Kau benar Faquella, sangat menjijikan. Hanya luar saja yang bagus ketika masuk kedalam? Kotor sekali seperti bank sampah!" ucap Angel kejijian.
"Tetapi, lelaki disini tampan-tampan bukan?" kata Hazel.
"Mungkin saja," balas Angel.
***
"Pertemuan dimulai. Silahkan cari pasangan masing-masing." ucap suara dari speaker.
Dan...sampai sekarang aku belum mendapatkan pasangan? Batinku.
"Aww...!!" jeritku. Ada yang menabrakku. Seketika aku menengok kebelakang, ternyata seseorang lelaki tampan memakai jas yang menurutku cool dan terpandang sekali.
"Maaf aku tidak sengaja," ucapnya.
"Namaku David," lanjut lelaki yang bernama David itu.
"Oh,iya tak apa. Namaku Faquella," ujarku memperkenalkan diri.
"Ngomong-ngomong apa wanita cantik sepertimu belum mendapat pasangan pertemuan?" ejeknya.
"Mmm...apa lelaki se cool kamu belum mendapat pasangan pertemuan?" ejekku kembali.
"Apa kau mau menjadi pasanganku?" tanyanya sambil menjulurkan tangan.
"Tentu saja." aku langsung meraih tanganya. OMG siapa yang gak mau sama cowo seganteng dan se cool David coba? Ya ampun apa ini hari keberuntunganku? Semoga saja.
***
"Apa kau punya sahabat?" tanya David.
"Jelas punya lah, namanya Shafa, Hazel, Sheda, dan Angel. Apa kau punya?" tanyaku seperti mengintrogasi.
"Jujur aku susah bergaul. Apalagi dengan genk-genk seperti mereka, aku sudah bosan mungkin ya," ucapnya sambil cengar-cengir.
"Owh, jadi ceritanya cowo cool ini pendiem nih? Alias dingin banget orangnya? Susah bergaul?" ujarku mengejek.
"Begitulah. Apa masalah mu sampai bersekolah di PGA?" tanyanya kembali.
"Apa itu penting untuk dibicarakan? Bukan itu adalah hal yang menyangkut dengan Privacy?" ujarku.
"Mmmm... Apa kita bisa mengobrol sebentar?" bisik David.
"Bicara apa? Gak usah pake bisik-bisik kali," ucapku.
"Aku tahu dimana sahabatmu, Sheda." ujar David.
Deg...
Bersambung
-S2
KAMU SEDANG MEMBACA
Power School Academy
Novela JuvenilFaquella, terpaksa harus masuk asrama karena sifatnya yang tidak dapat mengontrol kekuatannya. Tentu saja, Faquella mendapat teman baru seperti Shafa, Hazel, dan Sheda teman sekamarnya. Bagaimana sih, kelanjutanya? Yuk, dibaca! ©copyright 2015 by:...