Setelah meninggalkan Mikha yang entah bagaimana keadaannya saat ini, Eru berjalan kembali kekelas dengan santai. Ia hanya tersenyum sinis mengingat perkataannya tadi dan melihat ekspresi Mikha yang sungguh memuakkan. Gadis itu menampakkan keterkejutannya yang luar biasa.
"Bro, loe dari mana aja sih?" Tanya Tomi ketika menyadari Eru telah duduk dibangkunya.
"Bukan urusan loe" Sahut Eru dengan Cuek tak mempedulikan Tomi yang kini mencibirnya kesal.
"Kita berdua udah keliling lorong kelas nyariin loe" Ucap Vano sambil membuka-buka lembaran buku pelajaran tanpa memandang Eru.
"Habis nyelesaiin masalah kecil" Jawab Eru singkat. Vano menghentikan aktivitasnya dan mendelik tajam menatap Eru penasaran.
"Masalah kecil?" Tanya Vano kembali memastikan apa yang didengarnya. Dia berharap Eru tidak membuat masalah yang aneh-aneh.
Eru hanya menaikkan alisnya mengiyakan pertanyaan Vano.
"Apa ada sesuatu yang gak gue ketahui?" Vano mengerutkan dahinya. Menatap intens temannya yang satu ini, berharap Eru mau menceritakannya.
Eru hanya memutar bola matanya dengan malas. Dia mau saja menceritakan hal tersebut, namun keburu datangnya guru Kimia yang kini harus membuat suasana yang tadi gaduh menjadi tenang. Terpaksa ia menunda percakapan mereka dan kembali menghadap ke depan. Semua siswa kini mengikuti pelajaran seperti biasanya.
"Mikha Erina" Pak Anto mengabsen setelah jam pelajaran selesai. Tak terdengar sahutan gadis itu. Namun seseorang yang biasanya duduk dengan gadis itu mengangkat tangannya serasa menyahut dengan sopan.
"Maaf Pak, Mikha lagi sakit perut jadi dia mohon ijin tadi"
Pak Anto menaikan sebelah alisnya menatap Kiki bingung. "Kalau Mikha sudah pulang, kenapa tasnya masih ada dimejanya?" Pak Anto memperhatikan semua siswa masuk hari ini dan hanya satu bangku kosong disebelah Kiki, dan pastinya itu bangku Mikha.
"Emm,, sakitnya udah gak bisa ditahan pak, jadinya dia minta bantu saya tuk membawa pulang tasnya" jawab Kiki dengan sedikit gugup. Semoga Pak Anto bisa percaya.
"Ya sudah kalau begitu" Pak Anto memaklumi dan segera melanjutkan absensi kehadiran siswa lainnya.
Eru dengan jelas mendengar hal tersebut. Dia melirik ke arah gadis itu, teman sebangku Mikha. Raut wajahnya gadis itu mengekspresikan kelegaan. Eru hanya menyunggingkan senyumnya dengan sinis lalu kembali menyoret-nyoret kertas kosong.
***
Setelah jam pelajaran berakhir. Vano dan Tomi segera keluar kelas tergesa-gesa dan tak mempedulikan Eru yang dengan santainya mengikuti mereka dari belakang. Akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah, Vano dan Tomi mempercepat langkah mereka dan menghentikan seorang gadis yang hampir saja masuk ke dalam mobil.
"Kiki" Panggil Vano.
Kiki membatalkan niatnya tuk masuk ke mobil dan memutuskan menoleh ke belakang punggungnya mencari sumber suara tersebut. Dirinya begitu terkejut melihat tiga cowok cakep dan populer di sekolah ini menghampirinya walau dia bisa menjelingkan matanya melihat Eru sekilas di belakang Vano dan Tomi yang hanya melipat kedua tangannya didada sambil mengekspresikan raut wajah malas tahu dan memandang arah lain. Melihat Eru, Kiki jadi mengingat kejadian tadi. Terakhir Mikha bertemu dengan cowok ini. dan kemudian tiba-tiba Mikha memberitahunya lewat sms untuk minta ijin karena mendadak sakit. Sungguh mencurigakan. Sebenarnya Dirinya ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi walau dia tahu dia juga tak akrab dengan Eru seperti cewek-cewek satu sekolah namun rasa penasaran itu ingin sekali Kiki membuang rasa malunya demi Mikha. Tapi sekarang belum waktunya. Dia harus segera menjenguk Mikha. Dia khawatir dengan keadaan Mikha saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Admirer
Teen FictionStatus: [TAMAT] Mikha diam-diam mengagumi Eru, cowok Tampan berkepribadian Dingin dan Cuek yang merupakan idola disekolah mereka. Sweetniez©2013