Kerling pada skrin teliponku. Sedikit kesan retakan. Hish, seperti keadaan hatiku. Aku asyik buka dan tutup aplikasi itu. Mata aku mulai tak bisa diajak kompromi. Online! Langsung tiada mesej dari dia. Ya udah. Kamu berharap rupanya. Pesonanya begitu kuat. Mungkin karena matanya. Aku berjuang melawan godaan untuk mengetik sesuatu, terutama di saat aku meranggas ibarat pepohonan di musim kemarau, sungguh melelahkan aku.
Jauhkan telipon itu dari ku. Dibiarkan ia disalurkan sedikit cas elektrik. Kopi Gao sejukku dihirup. Meredakan pergolakan aneh di jiwa ku seketika
