2. Chara, siapa?

857 59 2
                                    


"HOoAaammm! " erang seorang pria tua yang menguap keras karena terserang kantuk hingga membuat mata berkantungnya berair. Ia sudah terpejam beberapa kali sejak tadi, namun matanya terus memaksa terbuka seolah menolak untuk tidur.

Disekeliling pria tua itu tampak segerombolan kambing sedang mengerubungi dirinya yang duduk disebuah kursi kayu disana. Kambing-kambing itu tengah sibuk mengunyah tumpukan rumput disekitar kakinya. Ia tersentak beberapa kali selagi terkantuk karena salah satu kambing itu menggigiti celananya. Tapi hal itu sama sekali tak menghilangkan rasa kantuk yang menggerogotinya, sekalipun ia mendesak kasar matanya untuk terus sadar.

Sampai akhirnya datang seorang laki-laki berkepala rubah. Laki-laki setengah rubah itu berteriak keras saat menghampiri si pria tua dan sontak membuat orang yang tertidur itu terkejut hingga mengangkat kakinya. Ia tentu saja marah dan hendak memukul orang yang mengusiknya. Namun, saat matanya menemukan sosok yang membangunkan paksa dirinya itu senyum lebar malah datang tiba-tiba di wajahnya. Bukan makian yang keluar dari mulutnya melainkan suara tawa. Tampaknya manusia berkepala rubah itu adalah karibnya, terlihat dari cara mereka yang berpelukan seperti dua orang saudara.

Tak jauh dari sana ada sepasang mata perak yang memperhatikan mereka. Mata yang mengamati dari sebuah rumah. Itu bukan mata yang sedang memata-matai, tapi hanyalah sepasang mata yang dipenuhi oleh rasa keinginan tahuan. Mata itu terlihat bertanya-tanya sejak lama. Bahkan sebelum ia melihat keluar jendela. Jelas dari sorotnya, ia kebingungan dan merasa asing dengan apa yang dilihatnya. Sejak awal ia memang ingat jika ini bukan tempatnya dan apa yang dilihatnya tadi pun juga baru pertama kali disaksikan olehnya, walaupun ia tau betul siapa dan makhluk apa yang terekam oleh lensa matanya itu.

"Coklat panas? " panggil seorang pria yang baru saja memasuki kamar si pemilik mata itu berada. Ah, itu Zan. Dia tak mengetuk pintu karena tidak ingin mengganggu orang yang ada di dalam kamar, sebab ia pikir orang itu sedang tidur. Namun tebakannya salah, lantaran orang yang dikiranya tengah tidur itu sudah berdiri tegak di depan jendela.

"Ingin keluar? " tanya Zan pada seorang anak kecil yang sekarang menatapnya.

"Lusa. Akhir pekan. " jawab anak itu yang membuat Zan tersenyum senang.

Akhirnya Zan mendengar lagi suara anak bernama Chara itu. Sebab setelah dia sadar dua hari yang lalu, ia tidak pernah mengatakan satu kata pun. Jika Zan bertanya atau sekedar menyapa ia hanya akan mengangguk dan menggelengkan kepala saja. Seolah itu cukup untuk mengakhiri sikap ramah pria berwajah teduh itu.

"Ini Worton, kan? " ucap Chara tiba-tiba seolah menebak.

Zan mengangguk pelan dan langsung tersenyum setelahnya. Seperti dugaan anak itu memang tau dengan tempat ini, walaupun ia jelas terlihat asing dan kebingungan sejak hari pertama dirinya sadar. Apa dia amnesia? Zan menerka-nerka. Sebenarnya Zan berniat untuk tidak membicarakan tentang hal-hal aneh pada Chara, tapi ia sedikit tertekan karena terus bersikap seolah tak ingin tahu. Padahal, ia seharusnya menginterogasi dulu bocah yang dibawanya itu, karena bagaimanapun juga anak itu adalah orang asing yang di bawa asal olehnya.

"Aku bukan orang jahat. " Chara tersenyum dengan menampakkan deretan gigi kecilnya. Ia berkata seolah tau apa yang dipikirkan oleh Zan. Tapi aku rasa siapapun juga akan peka dengan itu, sebab Zan memang mengawasinya secara terang-terangan.

"Aku tau... " Zan menatap Chara yang sekarang duduk diatas ranjang. Gadis kecil itu sedang meminum coklat panas yang tadi dibawanya.

"Terima kasih. " tutur Chara tiba-tiba.

"Untuk apa? " pertanyaan ini sebenarnya tidak perlu dilontarkan, tapi sekalipun Zan mengerti maksud dari ucapan gadis kecil itu barusan tetap saja ia ingin tau alasan lain kenapa dia menuturkan itu.

Fire and Ice Dragon (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang