"Kenapa saat itu kau malah menyetujui ide gila Rin-Yeon, Min-Hyun ah?" Tubuh itu membelakangi Min-Hyun dengan pandangan yang terfokus pada pikiran yang sering berkelebatan di ingatannya.
"Oppa, aku menyetujui hal itu demi Yeon-Eun dan Yeon-Yu, juga demi Rin-Yeon. Aku yakin dia akan kembali padamu suatu saat nanti."
"Ini malah menyiksa banyak hati, Min-Hyun ah."
"Hmmm, termasuk Rin-Yeon." tutur Min-Hyun dan kembali menyunggingkan senyumnya. Kening Hyuk-Jae berkerut mendengarnya dan membuat lelaki itu membalikan tubuhnya. Ia tidak mengerti maksud dari wanita itu.
"Apa maksudmu?"
"Walau Rin-Yeon selalu terlihat kuat di luar, tapi itu malah menunjukkan sisi kelemahan terbesarnya. Ia tertekan bhatin melihatmu bersamaku, melihat kedua anaknya dekat denganku. Aku bisa menyadari hal itu, oppa. Dan saat semuanya berada di puncak, saat ia tidak dapat menahannya lagi. Di saat itu, keluargamu bisa utuh kembali, oppa. Itulah mengapa lebih baik yang menjadi eomma sementara Yeon-Eun dan Yeon-Yu adalah aku, bukan orang lain. Kita berdua jelas tahu alasannya." penjelasan itu terang saja membuat Hyuk-Jae tidak habis pikir. Tapi memanglah sangat masuk di akal. Karena sampai sekarangpun kesalahpahaman itu masih belum bisa dimengerti Rin-Yeon. Sudah dua tahun semenjak hal itu.
"Ya sudahlah, oppa. Lebih baik kita tidur sekarang."
"Baiklah."
Keduanya kemudian melangkah pada dua arah pintu yang berbeda sisi. Tentu saja hal itu terjadi, karena pernikahan yang mereka lakoni itupun hanya sebuah sandiwara. Sandiwara yang entah kapan ujungnya.
*Author PoV End*
*Min-Hyun PoV*
Kepalaku kembali terangkat sembari memandang ke beberapa arah. Kulirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Tidak terasa sudah hampir setengah jam aku duduk di tempat ini. Waktu berjalan tanpa kusadari. "Kenapa dia belum datang?" Aku menghela napas untuk kesekian kalinya. Mau tidak mau aku memang harus bersabar karena hari ini aku harus menyelesaikan sesuatu. Sabar Min-Hyun ah!
"Kau Park Min-Hyun sshi?" Aku menoleh saat mendengar suara itu. Bibirku pun tersungging saat melihat wanita itu. Dia Kim Hyo-Yeon. Cukup sulit dan lama untuk bisa berbicara dengan wanita ini.
"Ye, Park Min-Hyun imnida."
"Ada urusan apa kau ingin bertemu denganku, Park Min-Hyun sshi? Apa ini tentang urusan bisnis?" Wanita ini memang sama sekali tidak menyadari apa tujuanku hari ini. Karena jika ia tahu, bisa saja dia menolak bertemu denganku. Bahkan jika dia tahu aku adalah istri dari Lee Hyuk-Jae, mungkin saja hal yang tidak kuinginkan terjadi. Tapi kuharap itu hanya daya imajinasiku saja dan kuharap wanita ini sudah berubah. Kesalah pahaman itu harus segera terselesaikan dan itu semua akan terwujud jika wanita ini mau mengatakan apa yang terjadi sebenarnya pada malam itu.
"Maaf Kim Hyo-Yeon sshi, aku ingin membicarakan sesuatu padamu."
"Tentang apa?" Tanyanya tapi tidak kujawab langsung. Dalam beberapa detik, aku terdiam sampai pada saatnya lidahku berucap.
"Tentang Lee Hyuk-Jae. Aku yakin kau tahu siapa lelaki itu, bukan?" dia cukup terkejut saat aku mengucapkan nama itu.
"Aku tidak harus menjelaskan apapun tentangnya kepadamu dan aku rasa itu bukan urusanmu, Park Min-Hyun sshi!"
"Tentu urusanku. Karena ini menyangkut kehidupan keluargaku."
"Apa maksudmu?"
"Karena rumah tangga yang kau rusak itu adalah kehidupan rumah tangga kakakku, Shin Rin-Yeon."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SLEEPING BEAUTY ✔COMPLETED ✔
Fanfiction"Mungkin untuk saat ini kau tidak usah tersadar sampai pada waktunya nanti. Terima kasih karena telah menanamkan perasaan ini padaku walaupun kau tak menyadarinya sama sekali." Medan, 25 April 2013 Story & Poster ©Almida Rahayu