Chapter 2

199 17 1
                                    

Media : Jungkook

***
Author*

Jiyeon berjalan di koridor sekolah barunya. Sepi. Ya,  ia rasa bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Jiyeon terlambat. Ya, ini semua gara-gara Kim Taehyung.

Hari pertama di sekolah dan terlambat. Sungguh memalukan.

Setelah sedikit lama berkeliling koridor akhirnya Jiyeon sampai di tempat tujuannya. Ruang guru.

Tanpa basa-basi Jiyeon langsung mengetuk pintu tersebut. Tak membutuhkan waktu sampai 3 menit munculah seorang wanita cantik yang  ia yakini adalah seorang guru di sini.

"Kim Jiyeon?" tanyanya sambil menunjuk ke arahnya.

"Ne, Kim Jiyeon imnida," ucap Jiyeon sambil membungkuk sopan.

Wanita ini tersenyum, " Namaku Choi Jaerin, kau bisa memanggilku dengan sebutan Choi-ssaem*," ucap Choi-ssaem ramah.

*ssaem = panggilan untuk guru

"Ne, Ssaem,"

"Kalau begitu aku akan mengantarmu ke kelas. Kebetulan aku adalah wali kelasmu." ucapnya ramah. Jiyeon hanya menganggukan kepalanya mengisyaratkan menyetujui perkataan wali kelas barunya itu.

"Mari ikuti aku."

Sepanjang jalan menuju kelasnya hanya keheningan yang tercipta. Jiyeon hanya terus mengekori Choi-Ssaem dari belakang tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Tak beberapa lama Jiyeon dan tentunya juga Choi-Ssaem sampai di depan ruangan yang  Jiyeon yakini ini adalah kelasnya.

Suara di dalam kelas ini begitu ramai. Mungkin karena belum tidak ada guru di dalamnya.

Jiyeon terus mengikuti langkah Choi-Ssaem dan berakhir di depan kelas. Seketika kelas hening.

Mereka memandang Jiyeon dengan tatapan yang berbeda-beda dan sulit diartikan. Jiyeon pun mengerutkan dahinya bingung namun tetap berusaha bersikap sedatar mungkin.

Apa yang salah dengan penampilannya? Seragamnya sama seperti mereka.

Bajunya tidak kotor. Dan Jiyeon memakai rok. Sama seperti siswi lain pada umumnya. Yang berbeda Jiyeon menguncir kuda rambunya. Hei tetapi di kelas ini juga banyak yang menguncir rambutnya seperti Jiyeon.

"Silahkan perkenalkan dirimu." Ucap Choi-Ssaem yang berhasil membuyarkan lamunan Jiyeon.

"Annyeonghaseyo, joneun Kim Jiyeon imnida." Ucap Jiyeon sambil membungkukan sedikit badanku dan tanpa tersenyum sedikitpun.

"Baiklah Jiyeon-Ssi kau bisa duduk di samping Yeri." Ucap Choi-Ssaem.

"Ghamsahamnida*."

*Ghamsahamnida : Terimakasih (formal)

Aku pun segera duduk di kursi yang ditunjuk Choi-Ssaem tadi.

"Hai aku Yeri! Kwon Yeri. Senang bertemu denganmu," ucapnya sambil tersenyum ramah. 1 kata untuknya. Cantik. Pasti banyak yang menyukai gadis ini.

"Jiyeon. Kim Jiyeon," balas Jiyeon sambil tersenyum tipis. Jiyeon tidak suka terlalu akrab dengan orang yang baru ia kenal.

Pelajaran pertama.

Matematika.

Ingin rasanya Jiyeon menghapus semua rumus-rumus yang ditulis oleh gurunya yang ada di papan tulis dan segera membuang buku matematiknya ke tong sampah. Iya jika ia berani.

Namun sayangnya Jiyeon masih memiliki rasa malu dan rasa takut untuk melakukan itu semua.

Kring...

Jiyeon menghela nafasnya lega mendengar suara indah itu.

"Kau mau ikut aku ke kantin?" Tawar Yeri.

Jiyeon berfikir sejenak, dan tak membutuhkan waktu lama Jiyeon pun menyetujui ajakan teman sebangkunya itu.

Jiyeon dan Yeri berjalan beriringan menuju kantin. Yeri selalu mengajak Jiyeon untuk berbincang dengannya namun Jiyeon hanya membalasnya dengan kata 'Ya, oh, benarkah?' Terdengar kejam memang.

Tetapi memang begitu sifat Jiyeon. Sejak sekolah menengah pertama ia menjadi pendiam. Ia hanya akan berbicara jika ada seseorang yang mengajaknya berbicara atau sesang terdesak.

"Kau cari tempat duduk saja terlebih dahulu biar aku yang memesan," ucap Yeri yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Jiyeon.

Jiyeon mencari spot yang pas untuk ia dan Yeri tempati. Matanya menelisir ke setiap penjuru kantin.

Akhirnya ia mendapatkan tempat yang masih kosong di pojok kantin. Akhirnya ia memutuskan untuk di sana sambil menunggu Yeri.

"Ekhem... Maaf nona tetapi ini tempatku. Bisakah kau mencari tempat lain?" Tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di samping meja yang Jiyeon tempati.

Jiyeon mendongak menatap orang itu, "Kau berbicara denganku tuan?" Tanya Jiyeon balik masih dengan ekspresi datarnya.

Jungkook mendelik kesal mendengar ucapan Jiyeon, "Tidak. Aku sedang berbicara dengan angin," ucap Jungkook dengan nada sedikit kesal.

"Ah kalau begitu lanjutkanlah, maaf jika aku mengganggu." Ucap Jiyeon sambil mengalihkan pandangannya ke arah ponsel yang digenggamnya.

Jungkook menatap gadis di hadapannya dengan pandangan tidak percaya. Baru kali ini ia diperakukan seperti itu oleh wanita.

Biasanya para wanita akan memujinya dengan pujian-pujian yang membuat Jungkook mual. Tapi kali ini tidak.

"Sudahlah. Kita mengalah saja, lagi pula kau sedang gidak lapar kan? Bagaimana jika kita ke ruang musik saja?" Tawar seseorang yang berada di samping Jungkook. Jimin.

Jungkook tersadar dari lamunannya saat Jimin berbicara padanya. Dengan cepat Jungkook langsung menggelengkan kepalanya tak setuju.

"Tidak Chim. Aku ingin duduk di sini,"

Jimin menghela napasnya kasar, "Ah iya kau murid baru ya? Perkenalkan aku Jimin. Park Jimin." Ucap Jimin ramah tentunya kepada Jiyeon. Ia tidak memperdulikan ucapan Jungkook sebelumnya.

"Jiyeon. Kim Jiyeon."

"Nama yang cantik." Puji Jimin sambil tersenyum. Jungkook memegang dadanya dengan ekspresi seperti ingin muntah.

"Oh ada kalian rupanya di sini," ucap Yeri yang ntah sejak kapan sudah duduk di depan Jiyeon.

"Oh, apakah kami mengganggu kalian? Kalau begitu aku dan bocah ini akan pergi. Daa Yeri-aa, Jiyeon-ssi~~" ucap Jimin sambil mendorong tubuh Jungkook dari belakang menjauhi kantin.

Jiyeon menatap Yeri seperti pandangan 'mereka-siapa?'

"Ah, mereka teman sekelas kita. Mereka duduk tepat di belakang kita," jelas Yeri sambil menyerupit Jus Melonnya. Dan Jiyeon hanya menganggukan kepalanya pertanda mengerti.

"Bisakah kau bersikap biasa saja? Kau terlihat sangat kaku," ucap Yeri.

"Maaf, mungkin aku hanya belum terbiasa saja." Balas Jiyeon sambil sedikit menyunggikan senyumnya.

***

Eakk akhirnya chapter 2 selesai juga :'v

Gak seru ya? Feel-nya gak dapet ya? Yaudahlah namanya juga amatiran :v

Sorry for typo(s)

-Drk.wld

"Love?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang