Mulmed= Jimin
Happy Reading!
***
Taehyung menatap Jiyeon dengan kerutan-kerutan yang terlihat jelas di dahinya. Taehyung yakin Jiyeon sedang tidak menikmati acara yang sedang di tontonnya di sebuah benda berbentuk persegi panjang itu.
Ya, Jiyeon melamun.
Akhirnya, Taehyung mematikan televisi itu dan mengalihkan pandangannya ke arah Jiyeon dan menatapnya lekat-lekat.
"Kenapa dimatikan?" Tanya Jiyeon sambil melirik remote yang dipegang Taehyung.
"Kau tidak menontonnya. Percuma saja jika dinyalakan,"
"Siapa bilang? Aku menontonnya,"
"Kau tidak menontonnya,"
"Aku menontonnya Kim Taehyung,"
"Kau tidak menontonnya Kim--"
"Cukup!"
Jiyeon mengambil remote yang masih ada di tangan Taehyung lalu menekan tombor power.
Merasa diperhatikan Jiyeon pun menoleh mendapati Taehyung yang tengah memperhatikannya--lagi--, "Apalagi?" tanya Jiyeon jengah.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kau kenapa?" tanya Taehyung balik.
"Memangnya aku kenapa?" Taehyung menghela napasnya berat, sulit memang untuk berdebat dengan adiknya itu.
Taehyung menaruh punggung tangannya ke dahi Jiyeon, "Kau sakit?" tebak Taehyung.
Jiyeon segera menyingkirkan tangan Taehyung dari dahinya dan kembali mengalihkan pandangannya ke depan, "Tidak."
Taehyung menaikan sebelah alisnya, "Lalu?"
Sekarang giliran Jiyeon yang menghela napasnya berat, "Apakah aku harus melupakan dia?" Tanya Jiyeon pelan.
Taehyung menatap adiknya itu lekat-lekat, "Menurutku, Kau memang harus melupakannya,"
"Banyak laki-laki yang jauh lebih baik darinya. Aku yakin itu." Sambung Taehyung.
"Bagaimana jika dia kembali?" Jiyeon menatap Taehyung dengan pandangan seperti Aku-takut.
Taehyung tersenyum, "Kau masih menyukainya, kan?" tanya Taehyung sambil tersenyum simpul.
"Entahlah."
Taehyung merangkul pundak adik satu-satunya itu, "Tenanglah, aku yakin dia tidak akan kembali."
"Aku harap seperti itu."
***
"Hei Park Jimin! Kau sudah mengerjakan tugas dari Si Tua itu?" Tanya Jungkook ketika Jimin baru saja duduk di sampingnya.
"Tentu saja aku sudah mengerjakannya, aku tidak malas sepertimu Jeon Jungkook," balas Jimin sarkastik.
"Astaga, kau baru saja melukai hatiku," ucap Jungkook berlebihan sambil memegangi dadanya.
"Cih, berlebihan," cibir Jimin.
"Ah sudahlah, mana bukumu? Aku ingin menyalinnya," ucap Jungkook sambil mengadahkan tangannya ke arah Jimin.
"Oh, Annyeong Jiyeon-ssi." Sapa Jimin sambil tersenyum manis ke arah Jiyeon yang ada di depan baru saja datang lalu duduk di kursinya yang berada di depan Jungkook. Dan Jimin mengabaikan Jungkook.
Jungkook pun mengalihkan pandangannya ke arah pandang Jimin, "Apa lihat-lihat? Kau pikir aku ini pisang?"
Jiyeon mengerutkan dahinya dengan pandangan Kau-gila? Ke arah Jungkook.
Bugh
"Akh... Sakit bodoh!"
"Maafkan bocah ini Jiyeon-ssi, aku belum memberikannya obat. Silahkan duduk, aku minta maaf atas nama bocah ini," ucap Jimin sambil menjepit leher Jungkook dengan tangan kirinya.
Jiyeon tidak menanggapi--atau memang tidak menanggapi sejak awal memilih untuk duduk lebih cepat dari pada harus mendengar argumen dari kesua pria di belakangnya itu.
"Dasar tidak sopan!" Umpat Jimin pada Jungkook.
"Kau yang tidak sopan! Bagaimana bisa kau memukul kepalaku seenaknya? Lagipula siapa suruh dia melihatku," bela Jungkook.
"Shut up Jeon Jungkook,"
"Halah sok inggris."
***
Sip dah selese chapter 4 :'v
Voment-nya ditunggu^^Drk.wld
16-01-15
KAMU SEDANG MEMBACA
"Love?"
Fanfiction"Aku tidak begitu berharap jika orang yang kucintai juga mencintaiku. Aku hanya berharap akan ada seseorang yang mencintaiku dengan tulus datang kepadaku untuk aku cintai."