Part 2

11.4K 517 28
                                    

happy reading aja deh huahahah

--

September 1996

Udara sejuk membuat kedua mata Raka ingin menutup sempurna lalu ia pergi ke alam mimpi. Tapi, suara cepreng khas Dira membuatnya tidak bisa memejamkan kedua matanya. Nadira terus memanggil-manggil nama Raka yang sedang tertidur di bawah pohon.

"Kak Laka ayo bangun!" rengek Dira.

Raka tidak menyahut sama sekali.

"Kak Laka ayo bangun!" tangan mungil Dira yang baru berumur lima tahun sukses mengelitik pinggang Raka.

"Iya... iya aku nggak tidur, Nad!" jawab Raka setenga berteriak.

Senyum manis bak malaikat terukir dari bibir tipis Dira. Dan lagi-lagi Raka yang baru saja berulang tahun yang kedelapan tahun ini tak berkutik sama sekali. Seolah-olah syaraf tubuhnya tak bisa menolak suntikan racun mematikan dari senyuman Nadira.

"Kak Laka, aku kemarin ulang tahun loh!" seru Dira gembira, "Sekalang aku udah gede kak. Aku udah lima tahun hihi."

"Oh iya?" Raka seolah tak percaya dengan ucapan Dira. "Ulang tahun kita sama dong."

"Kak Laka juga ulang tahun kemalin ya?" tanya Dira.

Kebiasaan Nadira yang masih belum fasih mengucapkan 'R' atau 'L' terkadang terdengar lucu bagi Raka, tapi entah karena ini lah ia semakin gampang merindukan Dira. Raka memang baru beberapa bulan mengenal Nadira, bahkan ia belum tahun kapan gadis kecil ini berulang tahun. dan... ia berharap jika ia sedang bermimpi ia tak ingin terbangun lagi karena ocehan Dira membuatnya semakin... tak bisa memalingkan pandangannya sedetik pun dari Dira.

"Selamat ulang tahun, Cotton Candy," kata Raka ragu, "Semoga Cotton Candy cepat dewasa ya! Semoga cotton candy bisa ngomong pakai huruf 'R' sama 'L' dengan lancar."

"Selamat ulang tahun juga, Yoyipop," ujar Dira riang, "Yoyipop, mana kado untukku?"

"Cotton Candy mau kado apa si dariku?" tantang Raka.

"Aku mau pelmen kapas yang banyak!" pinta Dira, "Lalu aku mau pelmen yoyipop yang banyak juga sama ecilm."

"Jangan kebanyakan makan permen nanti giginya bolong terus sakit gigi!" perintah Raka.

Nadira mengeleng kuat. "Aku nggak pelah sakit gigi tuh mau makan pelmen kapas sebanyak apa pun."

#####

Daru memilih mengabiskan makan siangnya di kantin rumah sakit tempat ia praktik. Setelah selesai makan siang, Daru mengeluarkan ponsel berukuran lima inci yang berada di saku celananya. Dengan cekatan ia menyentuh layar ponselnya dan mengetik sebuah pesan.

Untuk: Sugar

Km dimana? Dah makan? Jgn lupa makan ya.

Tak berselang lama, ponsel Daru pun berdering.

Dari: Sugar

Aku lg di tebet ni mas. hbs ngelamar kerjaan he-eh. Ini aku mau cari warteg buat makan siang. km jg ya mas.

Untuk: Sugar

Ini aku lg makan siang di kantin. Ugh nggak enak makan sendirian!

Truth (Edisi Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang