Part 5

7.4K 425 13
                                    

Happy reading aja ya :3

--

Daru hanya memandangi kalender yang berada di meja kejarnya, bulan Juli pun sebenar lagi akan tiba. Daru pun mulai teringat sesuatu tentang dirinya, bertambah tua. Ya, sebentar lagi ia akan berulang tahun. bukan hanya Daru, tapi Rana anak Dira juga berulang tahun di hari berbeda tiga hari denganya, sebuah kebetulan bukan? bahkan Daru merasa saat Rana lahir kedunia ini adalah sebuah kado terindah dari Tuhan padahal, antara Daru dan Rana tidak sama sekali ada ikatan darah. Daru memandangi layar ponselnya, terlihat pada lockscreen ponselnya wajah Dira dan Rana disana. Benar-benar pasangan ibu dan anak yang sempurna dan selalu terlihat bahagia, tapi kalau Daru mengingat kejadian pertemuan Daru dan Dira empat tahun lalu Daru tak bisa percaya dengan keadaan saat ini.

Di depan meja kerja Daru tak lupa Daru meletakan foto Rana di samping foto dirinya bersama Dwiki dan ibunya, Rana benar-benar penyihir cilik yang hebat. Karena setiap kali Daru lelah dan melihat foto Rana yang ada di mejanya itu ia pasti akan kembali bersemangat seolah-olah Rana itu adalah anaknya. Aneh bukan? Koyol rasanya, Daru yang bukan siapa-siapa untuk mereka berdua tapi selalu bersikap lebih dari siapa-siapa. Kenapa cinta membuat orang menjadi, nekat si?

'tok tok tok'

Suara ketukan pintu membuat lamunan Daru tentang Dira dan Rana. Sosok Raka sudah berdiri di ambang pintu dan memperhatikan setiap gerak-gerik Daru.

"Oh, Dokter Raka!" ujarnya, "Mari masuk, Dok."

Setelah Raka mendapat persetujuan untuk masuk akhirnya ia memilih untuk masuk dan duduk di hadapan Daru. "Saya ganggu Dokter ya?" tanya Raka hati-hati.

"Ah, nggak kok!" tuas Daru, "Kebetulan saya lagi nggak ada pasien juga. Ada apa?"

Raka memutarkan kedua bola mata, rasanya lidahnya begitu kelu. Apa rekasi dari Daru jika Raka yang baru berkerja selama enam bulan ini mulai menanyakan soal kehidupan pribadi Daru?

"Dokter deket ya sama, Dokter Joshua Wicksono dari departermen Kardiologi[1] ?" terbersit rasa ragu dalam suaranya.

Daru menyengitkan keningnya. "Dia itu sahabat saya sejak saya SMA hingga saya kuliah di kedokteran, kenapa memangnya?"

"Ah, nggak saya nanya aja kok!" elak Raka, "Habis, sepertinya Dokter Joe dan Dokter Handaru begitu akrab padahal anda berdua berbeda departermen."

Daru tak menyahut, ia justru mengambil pigura foto yang berisi foto Rana. Kenapa tiba-tiba perasaan Daru mulai tak karuan seperti ini?

"Dok?"

"Oh.... oh.... maaf maaf saya cuman lagi gak fokus aja," jawab Daru cepat.

"Sepertinya kondisi anda kurang baik, dok. Apa Dokter ada masalah?"

"Nggak," sahut Daru cepat, "Saya cuman lagi... merindukan seseorang."

"Pacar anda? Tunangan anda? Atau, Istri anda?" tanya Raka.

Daru mengeleng. "Anak saya."

#####

Agustus 2002

Raka akhirnya di rawat di rumah sakit malam itu. suhu badanya yang hampir empat puluh satu derajat membuatnya pingsan karena tubuhnya tak sanggup menahan dinginnya guyuran air hujan. hampir sepuluh jam Raka pingsan dan Dira engan untuk meninggalkan Raka sendirian di rumah sakit walau kedua orang Dira memaksa Dira untuk pulang. mendengar Raka di rawat di rumah sakit, ayah dan ibu Raka berinisiatif datang menemui Raka. Dan lagi-lagi mereka berdua membuat Raka malu karena mereka bertengkar di depan orang tua Dira.

Truth (Edisi Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang