Part 11

8.2K 536 1
                                    

"Aku ikut kau saja." Iqbaal mengikuti Kelly yang berlari menuju parkiran untuk pulang, hanya berdua. Body guard yang tadi mengantarkan Iqbaal dan Kelly akan pulang bersama Karel.

"Siapa yang menyetir?" Kelly berdiri sesaat didepan mobil saat mendengar pertanyaan Iqbaal. Terakhir kalinya Kelly menyetir mobil pada saat Kelly akan menyusul kakaknya ke TKP tetapi belum ada seperempat jalan, ban mobil yang dikendarai Kelly malah masuk ke selokan.

"Ehm, sepertinya aku yang harus menyetir." Iqbaal sedikit menahan tawanya melihat Kelly menatap mobilnya dengan intens. Iqbaal memasuki mobil duluan dan mengklakson Kelly yang masih terbengong mengingat kejadian itu. Kelly yang terkaget mendengar klakson mobil langsung memasuki mobil.

***
"Nasim, dimana kertas yang kau temui tadi?" Kelly dan Iqbaal beremu dengan Nasim dilorong menuju ruang cctv. Mengingat sekarang sudah jam pergantian untuk menjaga monitor, jadi tidak apa-apa Nasim berkeliaran. Nasim sedikit membungkuk untuk menghormati Iqbaal dan langsung memasukan tangan kedalam katongnya dan mengeluarkan secarik kertas putih bersih yang dilipat menjadi empat bagian.

Kellu mengambil kertas itu dan membuka lipatanya, "thanks." Ucap Kelly langsung menarik Iqbaal menuju entahlah. Kelly langsung berhenti ditempat membuat Iqbaal menabrak tubuh Kelly dan hampir terjengkang.

Iqbaal membalkan badan Kelly dan menatapnya, "kenapa?" Iqbaal dapat membaca raut kebingungan dari wajah (namakamu).

"Apa disini ada tempat yang nyaman dan tidak bisa senaknya dimasuki orang lain? Ruang detective biasanya ada Karel, aku tidak mau dia mengganggu atau mungkin terganggu." Kelly menatap intens wajah Iqbaal yang kali ini sangat, mmm sexy. Dengan rambutnya yang acak-acakan dan bash terkena keringat, bajunya yang juga terbasahi oleh keringat dan jasnya yang menyampir dibahu kanannya.

"Kita bisa ke kamarku." Iqbaal menyeritkan sebelah alisnya dan tersenyum. Iqbaal sangat bisa membuat Kelly meleleh. Kelly hampir tidak bisa menahan berat tubuhnya dengan kakinya yang mendadak merasa lemas.

"Kau kenapa?" Iqbaal mengibaskan tangannya di depan wajah Kelly. Iqbaal mengetahui jika Kelly sedang melamum sambil menatap wajahnya. Mungkin sedang mengagumi ketampanan wajahnya?

"Ah, tidak. Mmm- memangnya boleh aku bekerja dikamarmu? Berdua?" Kelly bertanya ragu dengan Iqbaal. Kelly mengacungkan jari tengah dan telunjuknya menandakan kata 'berdua'nya itu. Bekerja di kamar Iqbaal? Hanya berdua?

"Iya, kau bilang kau mau tempat yang tidak bisa seenaknya dimasuki orang lain." Iqbaal mengangkat bahunya menatap Kelly yang masih mengacungkan kedua jarinya itu. Gadisnya sangat aneh. Gadisnya? Oh, calon maksudnya.

"Tapi-,"

"Sudahlah ayo cepat." Iqbaal menarik tangan Kelly yang baru saja terenggam karena sadar jarinya masih mengacung. Sampai didepan pintu kamarnya, Iqbaal meneluarkan sebuah kartu untuk membuka pintunya. Setelah masuk ke kamar, Kelly dan Iqbaal langsung duduk diatas ranjang. Pintu itu terkunci otomatis.

Kelly membuka dua potong kertas yang digenggamnya tadi dan langsung menyatukannya. Tulisannya seperti bukan tulisan tapi ada sesuatu yang menarik. Tulisan itu seperti terbalik. Iqbaal membolak-balikan salah satu kertas yang dipegangnya lalu membacanya dengan bantuan senter didepan Kelly. Kelly melihat tulisan itu dari baliknya dan mendapat dua kata. 'Tuan Muda'. Kelly mengambil kertas yang dipengang Iqbaal dan meneluarkan cermin kecil yang selalu dibawanya.

"Tuan Muda bisa kau pegangkan?" Kelly memberikan cermin itu untuk dipegang oleh Iqbaal dan Kelly mulai mendekatkan dua potong kertas itu ke depan cermin.

Tulisan terbaca. 'Tuan Muda Iqbaal akan menjadi milikku, begitupun sebaliknya. Sebaiknya kau pergi dari kehidupan Tuan Muda Iqbaalku sebelum sesuatu menyakitimu Kelly.-S'

"Kell apa maksudnya?" Iqbaal menatap Kelly yang masih menatap kertas yang dipegangnya dengan tangan yang gemetar.

Kelly langsung memeluk Iqbaal yang duduk disebelahnya. "Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku akan menjagamu, jangan khawatir walaupun nyawaku akan hilang untuk melindungimu. Apapun akan aku lakukan untuk melindungimu, aku rela demi dirimu." Sesaat keheningan terjadi sebelum isak tangis Kelly terdengar. Iqbaal mengeratkan pelukannya ditubuh Kelly yang bergetar karena menangis.

"Aku juga akan menjagamu, kita bisa berjuang bersama tanpa salah satu diantara kita akan meninggalkan kenangan. Kita akan selalu membuat kenangan berdua. Aku juga tidak ingin kehilanganmu. Aku- mencintaimu." Tanpa terasa air mata Iqbaal mulai menetes. Sekarang Iqbaal mengerti apa yang dimaksud dari surat itu. Seseorang akan merebut Iqbaal dari pelukan Kelly. Iqbaal berjanji itu tidak akan terjadi.

Tangisan Kelly sedikit mereda tetapi isakannya masih terdengar. Kelly melepas pelukannya dan menatap Iqbaal. Iqbaal tersenyum ikut menatap Kelly yang masih meneteskan air matanya. Iqbaal menghapus air mata Kelly dan berkata, "hapus air matamu. Aku sudah berjanji tidak akan meninggalkanmu. Aku tidak akan sanggup."

"Apa kau lupa? Kau akan menikah Iqbaal, tentu kau akan meninggalkanku. Mamamu tidak suka aku berada sedekat ini denganmu sejak kecil. Mamamu lebih suka kau dengan Sheryl. Apa kau lupa itu?" Kelly berucap kembali mengalirkan air matanya. Iqbaal hampir lupa dengan Sheryl. Sheryl adalah seorang gadis yang sangat mencintai Iqbaal, tetapi cinta Kelly lebih besar. Bisa dibilang Sheryl terobsesi dengan Iqbaal, hingga Sheryl kecil menghasut mama Iqbaal dengan kata-kata dewasanya agar Kelly jauh dari Iqbaal.

"Walaupun aku akan menikah hatiku tetap selalu milikmu. Apa kau tidak mengerti? Aku hanya mencintaimu. Selama 15 tahun ini aku memang sempat berpaling, tetapi aku sadar hanya kau yang aku cintai." Iqbaal menggenggam kedua tangan Kelly mencoba meyakinkan Kelly.

"Itu kata-kata manis yang terlalu susah untuk dipercaya tuan muda." Kelly mencoba melepas genggaman tangan Iqbaal. Iqbaal mengeratkan genggamannya dan menatap Kelly dengan tatapan tajamnya.

"Kelly percayalah." Suara Iqbaal melirih seiring tatapannya yang melembut. Kelly menundukan kepalanya. Semenjak kecil Kelly hanya mempercayai 3 orang didunia ini. Ibunya, Karel, dan Iqbaal. Iqbaal masuk kedalam daftar orang yang dipercayainya karena Iqbaal selalu menepati janjinya.

"Baiklah aku percaya." Kelly menghembusakn nafas beratnya dan kembali menatap wajah tampan Iqbaal. Iqbaal kembali memeluk Kelly merasakan kenyamanan dalam pelukan seseorang yang sangat dicintainya. Semoga ini tidak cepat berlalu.

"Iqbaal aku akan keluar, aku masih ada pekerjaan." Kellu melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Iqbaal dengan tangannya. Kelly mengelus pipi Iqbaal dengan Ibu jarinya dan mengecup kedua pipi Iqbaal.

"Percayalah, aku mencintaimu." Kelly beranjak dari duduknya menuju pintu kamar Iqbaal dan keluar dari sana. Iqbaal masih terdiam merasa hangat di pipinya, lalu ia menyentuh kedua pipinya dan tersenyum.

"Percayalah, aku juga mencintaimu." Iqbaal menelentangkan badannya diatas ranjang dan memejamkan matanya.

Bersambung...

Tuan Muda IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang