Part 12

8.4K 533 1
                                    

Kelly terduduk dipinggir ranjang asramanya sambil menunduk. Kedua sahabatnya sedang bekerja, sedangkan Kelly meminta izin kepada kepala maid dengan alasan dia sedang sakit. Dan Kelly hampir lupa akan menjenguk ibunya yang berada di rumah sakit. Dengan cepat Kelly mengganti bajunya dan mengambil tas kecil untuk dimasukan barang-barang yang diperlukannya. Mungkin dengan cerita kepada ibunya Kelly bisa sedikit lebih tenang.

Kelly keluar melewati pintu belakang yang tidak banyak orang melewatinya. Kelly segera menyetop taxi yang kebetulan lewat didepannya.

***
Kelly sudah sampai didepan pintu kamar rawat ibunya. Kelly membuka pelan pintunya dan menampakan ibunya yang sedang makan disuapi oleh Karel. Kelly bahkan tidak tau Karel berada disini.

"Ibu? Ibu sudah bangun? Kak, kenapa kakak tidak memberitauku?" Kelly langsung berlari mendekati ibunya dan langsung memeluk ibunya. Karel yang melihatnya tersenyum dan menaruh mangkok yang sudah kosong itu keatas meja yang berada dekat dengan ranjang ibunya.

"Ibu, Kelly, aku pergi dulu. Masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan." Karel melirik jam tangan yang dikenakannya dan segera keluar dari ruangan ibunya. Karel sudah cukup lama berada diruang rawat ibunya, jadi dia harus segera pulang.

"Ibu, Kelly mau cerita banyak sama ibu." Kelly langsung berhambur duduk di kursi yang diduduki Karel tadi.

"Ibu masih ingat sama tuan muda Iqbaal?" Kelly menatap ibunya dengan mata berbinar. Seperti ingin menceritakan semua kejadiannya dengan Iqbaal. Ibu Kelly mengangguk dan tersenyum, lalu Kelly melanjutkan bercerita. " dua hari yang lalu Tuan muda pulang dari kuliahnya diluar negeri. Tuan muda sekarang sangat tampan." Kelly menjeda ceritanya untuk mengambil nafas.

"Oh ya? Ibu ingin melihat tuan muda yang sekarang. Seperti apa rupanya sehingga anak ibu yang cantik ini sepertinya jatuh cinta padanya?" Ibu Kelly menggoda Kelly. Kelly menunduk malu mencoba menyembunyikan senyuman malunya.

Kelly mengangkat kepalanya dan melanjutkan kembali ceritanya. "Ah ibu, tuan muda sangat tampan. Aku rasa dia suka padaku. Tuan muda seperti tidak mau berpisah denganku. Sejak pertama dia baru pulang, dia memintaku menemaninya dan memanjakannya. Bahkan dia bilang dia mencintaiku. Aku jatuh cinta padanya." Kelly kembali menunduk malu. Kelly mengingat kembali kejadian yang telah dilaluinya bersama Iqbaal dari dua hari yang lalu.

Ibu Kelly menghela nafas. "Kau boleh jatuh cinta Kelly, tapi kau mesti ingat, siapa kau dan siapa tuan muda. Tuan muda derajatnya jauh lebih tinggi daripada kita." Ibu Kelly mengelus rambut Kelly yang menatapnya dengan binaran yang mulai redup. Ibu Kelly jadi tidak tega dengan kesenangan anaknya yang memudar karenanya.

"Iya ibu, aku mengerti." Kelly menghela nafas dan suara ketukan pintu membuat Kelly dan ibunya menoleh kearah pintu.

"Masuklah," setelah diteriakan seperti itu, pintu terbuka memperlihatkan seorang pemuda tampan dengan kaos abu ketatnya yang membungkus dada bidang dan perut sixpacknya dengan pasangan celana jeans berwarna abu gelap.

"Tuan muda? Mengapa kau- maksud saya anda bisa disini?" Kelly terbangun dari duduknya menghampiri Iqbaal yang dikawal dua body guardnya yang menunggu diluar ruangan. Kelly ingin sekali memeluk Iqbaal saat melihat perut sixpack Iqbaal terexpos. Sesekali Kelly mencuri pandang ke dada bidang Iqbaal.

"Aku bisa menemukanmu dimanapun kau berada, Kelly." Iqbaal mendekati Kelly dan merangkulnya. Wangi maskulin Iqbaal terhirup oleh Kelly membuat Kelly seakan sedang berada dilangit ketujuh.

"Hai bibi, lama kita tidak bertemu." Iqbaal masih merangkul Kelly menatap ibu Kelly yang terbaring diatas ranjang rumah sakit, lalu Iqbaal mengajak Kelly duduk diatas sofa yang cukup untuk tiga orang.

"Tuan muda, anda semakin tampan saja."

"Ah, bibi bisa saja." Iqbaal tersenyum mempesona. Kelly hampir saja terpingsan dalam rangkulan Iqbaal. Entah kenapa semenjak dirinya bercerita kepada ibunya tentang Iqbaal, Kelly semakin dibuat mabuk oleh pesona dan karisma seorang Iqbaal Dhiafakhri.

Ibu Kelly dan Iqbaal banyak bercerita. Mulai dari ibu Kelly dan penyakitnya hingga Iqbaal saat berada di New York. Kelly ikut bercerita tentang apapun. Tak terasa sudah semakin malam. Iqbaal merasa dadanya terberati oleh sesuatu yang ternyata Kelly sedang tertidur dengan wajah polosnya.

"Bibi, kami pulang dahulu. Kelly sudah tertidur." Iqbaal berpamitan kepada ibu Kelly. Setelah sudah diizinkan pulang, Iqbaal langsung menggendong Kelly ala bridal dan membawanya keluar dari ruang rawat ibunya.

***
Iqbaal membaringkan Kelly diatas ranjangnya lalu melepas wedges yang digunakan Kelly tadi. Iqbaal duduk disebelah Kelly yang tertidur dengan lelapnya. Iqbaal mengelus pipi Kelly dan mendekati wajahnya ke wajah Kelly dan mengecup bibir Kelly sekilas. Saat Iqbaal melepaskan kecupannya, Kelly sedikit menggeliat dan kembali tertidur. Iqbaal mengganti bajunya dengan piyama dan ikut tertidur disebelah Kelly.

***
Kelly melenguh merasakan tubuhnya tertidur diatas ranjang yang empuk dan berat dipinggangnya. Kelly merasakan tidur tidak sendiri, dan ini bukan kamarnya.

"Selamat pagi." Setelah mendengar suara berat itu, Kelly menyadari bahwa yang tidur disebelahnya seorang lelaki dan ia mengenalnya. Dengan segera Kelly membuka matanya dan melihat wajah tampan Iqbaal dengan rambut berantakannya tersenyum padanya. Kelly menatap bingung kepada Iqbaal dan mundudukan dirinya di atas ranjang yang jelas milik Iqbaal.

"Kenapa aku bisa disini? Apa aku mengganggumu? Jika iya, maafkan aku." Kelly menundukan kepalanya dan menyibakan selimut untuk beranjak pergi dari kamar Iqbaal.

Iqbaal menarik tangan Kelly yang baru saja berdiri dan membuat Kelly kembali duduk diatas ranjangnya. "Kau sama sekali tidak menggangguku. Aku senang bisa tidur satu ranjang denganmu." Iqbaal yang sudah duduk diatas ranjangnya tersenyum kepada Kelly.

"Bagaimana kau bisa senang tidur denganku? Aku sangat tidak enak denganmu. Kau adalah majikanku. Dan aku hanya seorang maid,"

"Sekertaris pribadiku tepatnya." Iqbaal menyela ucapan Kelly.

"Ya, sejenis itu. Apa pantas tidur berdua?" Kelly menghela nafas pendeknya. Iqbaal membawa Kelly kedalam pelukan hangatnya. Kelly belum membalas pelukan Iqbaal dan hanya terdian saat Iqbaal menenggelamkan wajahnya dileher Kelly.

"Aku sangat yakin kau adalah calon ibu dari anak-anakku kelak." Suara Iqbaal teredam dileher Kelly. Kelly merinding merasakan geli dilehernya.

"Hh, yang akan menjadi ibu dari anak-anakamu adalah Cassie, Iqbaal. Kau sudah tau itu." Kelly menahan air matanya yang tinggal menunggu kedipan akan meluncur dipipinya. Iqbaal melepaskan pelukannya dan memegang pipi Kelly yang sudah basah air mata. Kenapa jalan cerita hidupnya sangat rumit? Mulai dari dirinya seorang maid yang mencintai tuan mudanya, nyonya atau ibu dari tuan mudanya tidak menyukainya, hingga ibunya yang sakit parah.

"Aku tidak membutuhkan Cassie untuk menjadi ibu dari anak-anakku. Walaupun Cassie akan menjadi istriku, belum tentu dia akan menjadi ibu dari anak-anakku. Aku tidak akan menyentuh tubuhnya walaupun hanya satu milimeter, begitupun sebaliknya, dia tidak akan aku biarkan menyentuh tubuhku. Aku hanya membiarkan kau yang melakukan itu semua." Iqbaal tersenyum meyakinkan. Wajah mereka mulai dekat dan Iqbaal mengecup bibir Kelly, lalu melumatnya dengan penuh cinta ditambah gairahnya.

Kelly melenguh merasakan nafasnya akan habis. Iqbaal tetap melumat bibir Kelly tanpa peduli Kelly akan kehabisan nafas. Lagipula, jika Kelly kehabisan nafas dirinya akan sangat bersedia memberikan Kelly nafas buatan dari mulutnya sendiri.

Iqbaal melepaskan ciumannya. Kelly menundukan kepalanya sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah. Iqbaal menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Kelly lalu tersenyum.

Bersambung...

Tuan Muda IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang