Untitled Part 2

3.4K 303 63
                                    

OMAKEAku pulang kembali ke markas regu Iblis Bulan. Aku pulang kesini sambil digendong Mika. Memalukan memang, tapi Mika bersikeras akan mengantarku. Padahal itu sangat beresiko. Bisa saja ada manusia yang memiliki senjata Iblis Hitam ketika melihat vampir bangsawan seperti Mika berkeliaran, manusia itu pasti akan langsung membunuh Mika.

"Yo, Yuu bodoh, sudah pulang rupanya," seru Letnan Kolonel Guren Ichinose.

"Yuichiro ya, ini aku, Shinya, kami baru jadian loh!," seru Shinya yang sedang mengunyah roti tawar tanpa selai sambil merangkul Guren. Shinya Hiragi memang sangat menyukai roti tawar tanpa selai, padahal menurutku itu tidak enak.

"Diam kau‼," balas Guren.

"Tadi pagi, Guren mengantarku beli roti tawar, dan kami melihatmu dengan vampir bangsawan, apa yang kalian berdua lakukan?"

"Padahal aku sudah berharap kau mati kehabisan darah karena vampir itu," kata Guren.

"Sialan kau Guren, Mika tidak akan membunuhku!," seruku.

"Benarkah?," ejek Guren.

"Oh iya, ada yang ingin kusampaikan pada kalian," kataku.

"Apa itu?," tanya Guren.

"Kalian berdua sama sekali tidak cocok!" ejekku. "Guren terlalu jelek untukmu Shinya, tidak, kalian berdua sama sama jelek!"

"Jahatnya, Yuichiro," balas Shinya. "Padahal aku cantik kan, Guren?"

"Sialan kau bocah‼ Kubunuh kau‼" seru Guren yang mulai mengeluarkan aura hitam yang menyeramkan.

Aku langsung berlari meninggalkan mereka berdua sambil tertawa kecil. Aku puas membuat Guren kesal. Tidak, aku belum puas, awas saja mereka berdua, aku akan selalu mengganggu mereka.

Bruk‼

Karena tidak hati-hati, aku jatuh menabrak seseorang sepertinya.

"Argh.., sakit," gumamku sambil memegang kepalaku.

"Kamu tidak apa-apa, Yuu-san?"

Itu Shinoa Hiragi. Aku tidak sengaja menabrak Shinoa.

"Aku tidak apa-apa," jawabku. Aku langsung bangkit dan berdiri dihadapannya.

"Syukurlah," kata Shinoa.

Ini saat yang tepat bagiku untuk menolak Shinoa. Aku harus menolaknya, tapi aku juga tidak boleh menolak dengan kasar, aku harus menolaknya dengan halus. Tapi masalahnya, aku tidak pandai merangkai kata-kata yang indah untuk menolak seseorang.

"Aku pergi dulu ya, Yuu-san."

"Tunggu!," seruku sambil menahan tangannya.

"Ada apa Yuu-san?"

"Te..,tentang ketika kamu menyatakan perasaanmu padaku..,"

"Ya, kenapa?"

"A.. aku, ehm.., gimana mengatakannya ya," kataku.

"Katakan saja dengan langsung, Jangan berbelit-belit."

"Aku menjawab... aku tidak menerimamu, itu saja, maaf," jawabku.

Mata Shinoa berkaca-kaca. "Apa ini karena Mika?"

Aku langsung panik. Aku telah membuat Shinoa menangis. Matilah aku.

"Tidak, mana mungkin aku menyukai Mika‼" seruku.

"Tidak kusangka, rasanya sangat menyakitkan," gumam Shinoa.

"Shinoa, kumohon, tetaplah bersikap seperti biasa dan jadilah temanku," pintaku.

"Baiklah," jawab Shinoa. "Aku pergi dulu ya!"

Shinoa berlari meninggalkanku. Maafkan aku Shinoa, tapi perasaanku padamu tidak lebih dari teman. Semoga Shinoa menemukan orang yang lebih baik dariku.

I Will Come For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang