Cowok Selfie

19 0 0
                                    

"Kak foto bareng yok?, suara aneh mengagetkanku di balik tenda.

Aku segera berbalik, telah tampak sesosok pria yang asing di mataku. Dengan seluler digenggamannya bersiap-siap memotret. Siapa orang ini? mau apa sih? batinku.

"Kak ayok selfie?, tegurnya lagi.

"Eh, nggak kak. Makasih," jawabku seraya tersenyum semanis mungkin.

Orang itupun dengan raut wajah yang menurutku kecewa keluar dari dalam tendaku.

Orang itu cukup gantenglah. Malah dapat dikatakan diatas rata-ratalah. Kenapa tadi aku tidak terima ya ajakannya. Hitung-hitung koleksi fotolah Ahhh bodoh. Batinku.

Entah dari pangkalan mana orang itu. Dari raut wajahnya sih seperti orang baik-baik (*ya iyalah).

Tak lama aku termenung memikirkan orang tadi. Tiba-tiba kakak alumni sekolahku, kak Raka datang ke tenda. Aku langsung menyambutnya dengan ramah.

"Eh kakak, silahkan masuk kak," basa basiku.

"Di sini saja, Dik. Teman-temanmu kemana? Kenapa hanya sendiri di sini?" tanyanya tanpa jeda.

"Saya bukan peserta gladian seperti yang lain, Kak. Saya peserta pendalaman materi pemetaam," jelasku terus terang.

"Wah terobosan baru ini kayaknya. Ajari saya nanti yah?" pinta kak Rahmat.

"Insyaallah, Kak," jawabku singkat.

Sembari mengobrol dengan kak Rahmat. Aku mulai berpikir keras kembali.

Selama mengikuti kegiatan ini sudah banyak sekali orang baru yang masuk ke dalam memori otakku. Walaupun semuanya tidak jelas nama dan asal usulnya, cuma bermodalkan ingatan wajah saja. Toh siapa tahu nanti bisa kenalan. (*maunya)

Sejam kemudian....

Dinamika kelompok untuk peserta gladian usai. Semua teman-teman pangkalanku terlihat kelelahan plus baju yang kebasahan. Jelas kebasahan, salah satu dinamika kelompoknya games basah-basahan. Untung juga tidak ikut gladian, jadi tidak harus basah-basahan.

Semua teman-temanku pulang ke asrama untuk mandi dan berganti pakaian. Eh lupa, aku adalah siswa SMA Negeri 2 Maret yang merupakan sekolah berasrama. Yang juga tidak jauh dari bumi perkemahan ini. Jadi, selama perkemahan kami tidak perlu repot untuk mencari tempat mandi seperti peserta lain.

Sementara teman-temanku yang lain bergegas pulang ke asrama. Tiba-tiba ada panggilan "KEPADA PANGKALAN SMA NEGERI 2 MARET, SMA 8 MARET DAN SMA 10 MARET AGAR MENGUTUS SATU ANGGOTA PUTRANYA UNTUK PENURUNAN BENDERA. TERGRAYNKASIH."

Aduh harus bagaimana ini, semua teman-temanku pulang termasuk putranya juga. Segera kuhubungi Ahim yang menjadi partnerku di pemetaan. Untungnya dia masih di tendanya hampir celaka. Ku suruh dia segera bergegas ke tenda utama untuk bergabung dengan petugas penurunan bendera yang lain.

Terlihat peserta dari tenda sebelah pangkalan SMA 8 Maret segera bergegas pula ke tenda utama. Namun, lucunya di tengah perjalanannya ia lupa memakai baretnya. Terpaksa ia kembali ke tendanya mengambil baretnya, lalu kembali ke tenda utama. Kasihan juga.

Penurunan bendera merah putih akan segera dilaksanakan. Petugas yang tadi ditunjuk mulai berjalan dengan setegak mungkin menuju ke depan tiang bendera, guna menurunkan bendera merah putih.

"KEPADA BENDERA MERAH PUTIH. HORMAT GERAK"

Semua peserta perkemahan menghentikan kegiatannya dan langsung hormat ke arah bendera merah putih. Yang sedang di dapurpun juga segera keluar dari tendanya untuk menghormat.

"TEGAK GERAK. TERGRAYN KASIH."

Semua peserta perkemahan kembali kerutinitas sebelumnya.

Tak lama selulerku berdering kembali. Sebuah pesan singkat baru masuk yang tak lain dari nomor yang tadi. "boleh kenalan?" isi pesan singkatnya.

Karena kasihan dan sedikit kesal, akupun langsung menjawab pesan singkat itu. "ini siapa ya? Kurang kerjaan atau apa," balasku.

"Maaf, saya hanya ingin kenalan. Boleh?" balasnya lagi.

Sejenak aku berpikir, haru kujawab apa pesan ini. Kalau aku iyakan bagaimana nanti ke depannya. Dan jika kujawab tidak juga apa ke depannya.

Setelah berpikir sejenak, akupun membalas pesan itu "Iya, boleh saja. Memangnya ini siapa ya? Dari pangkalan mana, Kak?" balasku mencoba sedikit ramah.

Lama smsku tidak dibalasnya. Pikirku dalam hati apa orang ini berpikir juga untuk membalas pesanku, atau apa. Tapi masa sih cuman untuk menjawab nama dan pangkalan butuh mikir. Emang mau ngarang cerita.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pesan singkat masuk lagi. Ku cek pesan singkat itu. Ternyata dari nomor yang tadi. Akhirnya berani juga balasnya. Awasya kalau selama itu balasnya terus cuman balas 5 kata.

Kubuka pesan singkat itu. Dan isinya waw panjang kali lebar. Buseet ini pesan singkat atau jalan tol.

"Halo, Greyn. Maaf kalau saya lancang mengambil nomor kamu. Maaf juga kalau saya lancang menelpon dan nge-sms kamu. Nama saya Gino dari pangkalan SMA 10 Maret. Saya yang tadi mengajak kamu berpoto. Sebenarnya tadi saya sudah mau bilang kalau itu nomor saya. Tapi, saya cukup malu untuk berbicara denganmu, makanya dengan spontannya saya bilang mau ngajak kamu berpoto, mungkin ini hal bodoh. Tapi jujur, saya cuma ingin kenalan sama kamu. Bolehkan?" isi pesan singkatnya yang sebenarnya panjang pake bingo.

Betul-betul orang ini. Kayaknya kalau sms dipikirin matang-matang dulu sebelum dikirim kayaknya. Atau mungkin memang pengen buat jalan tol sms. Geliku dalam hati.

Akupun segera membalas pesan singkatnya yang panjang kali lebar itu dengan satu kata "BOLEH" mungkin orang itu akan berpikir aku ini orang cuek atau apa. Peduli amat.

Teman-temanku yang sedari tadi pulang mandi dan bebersihan akhirnya datang juga, aku segera menyiapkan pakaian pramukaku dan bergegas pulang ke asrama, sementara temanku yang lain bersiap untuk shalat berjamaah di depan tenda utama.

Love in 1st Class MappingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang