A

96 5 3
                                    

Oh, hujan. Bisa nggak sih datangnya saat Aku lagi nggak ada kerjaan? Hari ini hari pertama aku magang tau! Biarpun cuma dokter magang, tapi aku kan harus tetep kelihatan rapi dan profesional. Profesional sih udah.Yah, enam puluh lima persen lah. Tapi kerapian? Baju aku aja basah! Hujan sialan.

"Makanya kalau ke tempat kerja tuh mandi dulu. Biar nggak basah kalau kena hujan,"ledek seorang cowok berkulit agak gelap di sampingku ini. Eh, hey! Itu nggak penting. Yang penting sekarang siapa cowok sok akrab ini? Dan satu lagi, apa hubungannya coba, nggak mandi sama hujan? Dasar manusia aneh!

Aku hanya membalas ledekannya dengan tatapan garang dan melongos pergi.

Tunggu! Sebelum kalian baca kisah-kisahku, ijinkan Aku memperkenalkan diri. Namaku Flora Angela. Panggil aja Angel, atau kalau mau, panggil aku Dea (nama kecil Aku itu. Nggak nyambung kan sama nama lengkap aku? Ya,ya. Itu karena kakakku, Robert, kesulitan manggilku 'angela' waktu dia berumur lima tahun, maka dari itu, jadilah nama 'dea'). Sekarang aku seorang dokter magang.

Oke. Kembali ke permasalahan. Sebenarnya tuh cowok siapa sih? Sok akrab banget.

"Angel,"Putry, cewek mungil berambut ikal itu berlari menghampiriku.

"Hmm?"

"Malaikat bisa jadi dokter yah?"tanyanya polos.

Aku hanya bisa mengerjap beberapa kali berusaha mencerna pertanyaannya yang kelewat aneh tadi. Hah? Malaikat jadi dokter? Hebat! "Angel. Angel.. yah, malah bengong."panggil Putry sambil menepuk pipiku.

"Hah? Eh, apa?"jawabku gelagapan.

"Ck! Mending sekarang kamu ikut aku ke ruangan,"ajaknya.

"Memang aku mau kesana."di rumah sakit ini, para dokter magang mempunyai ruangan tersendiri. Ruangnya cukup luas untuk ditempati enam orang dokter magang.

Kalimat pertama yang terlintas di pikiranku ketika membuka pintu ruangan kami adalah, 'dia juga dokter magang?'Aish! Lihat! Betapa sialnya aku.

Si cowok sok akrab itu tersenyum dan melambai singkat kepadaku (atau kepada kami berdua?).

Sementara aku sibuk memaki-maki dalam hati, ke empat temanku yang lain malah bolak-balik menatapku dan cowok itu dengan tatapan bingung.

"Kamu kenal sama malaikat?"tanya Putry.

"Hah? Malaikat mana?"

Putry mengarahkan matanya ke si cowok sok akrab itu. Itu malaikatnya? Satu hal yang harus Putry lalukan, PERIKSA MATA!

"Ya ampun, Put. Malaikat apa? Malaikat pencabut nyawa?"cibirku.

"Ih, dia itu hitam manis kali Angel,"jawabnya dengan mata berbinar.

"Terserah deh, ya. Yang penting aku nggak kenal sama dia,"kataku ketus. Hitam manis dia bilang? Dikira tuh cowok kecap?

"Mungkin dia gitu ke semua orang. Ramah."

Ramah? Hhh... Whatever lah, Put.

***

"Kalian akan dibagi dalam tiga kelompok. Flora Angela, kamu sekelompok dengan Alan Evodrio menempati Unit Gawat Darurat,"ucap pak Adit, dokter bedah di rumah sakit ini.

Sontak aku menengok ke arah teman-temanku. Yang mana yah si Alan Evodrio? Memang aku belum kenal sama sekali teman-teman disini kecuali Putry. Moga-moga bukan si...

"Nama kamu Flora Angela kan?"tanya seseorang dibelakangku. aku terkejut setengah mati dan dengan gerakan pelan, aku menoleh ke belakang.

Ampun deh! Hari ini hari sial sedunia yah? Semoga aja dia Cuma nanya. Aku bergeser agak menjauhi teman-temanku yang lain. Alan mengikuti langkahku."Kamu bukan Alan Evodrio kan?"tanyaku ragu.

The Biggest Mistake (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang