Om Arteri

27 0 0
                                    

Hai, terima kasih buat yang mau baca cerita ini.. hiks(?).

Vomment tetap di tunggu untuk perkembangan cerita~

Thank yuh :3

Mulmed : om Arteri

***

Kenneth Arterio menyenderkan tubuhnya ke meja besar yang terdapat name tag 'Michael Ariano Dinata' dan embel embelnya sebagai 'Vice president' di sudut ruangan seraya memandang adiknya dengan tatapan tajam. Andaikan membunuh adalah cara yang di legalkan dan tak menambah dosa pasti Kenneth akan dengan senang hati mencekik adiknya yang urakan itu sedari tadi.

Seminggu setelah kepergiannya, grafik keuntungan perusahaan applikasi Chatting via Internet mereka anjlok dan membuat beberapa kolega memutuskan kerja samanya dengan Day Dream Corporation milik orang tua mereka. Berhasil membuat Kenneth olahraga jantung mendadak di hari kepulangannya.

Michael memandang kakaknya memelas.

Kenneth balas memandangnya tajam, alisnya bertautan nyaris bertabrakan kalau saja Kenneth tidak bisa memendam emosinya. Akhirnya kakak dan adik yang terkenal tampan itu saling memandang penuh tanda tanya dari dalam kepala mereka.

Michael dan Kenneth tampak sama kusutnya, tapi Kenneth punya alasan yang lebih masuk akal mengenai kekacauannya itu tak lain karena kerjaan dan jadwal check upnya yang menggunung, berkebalikan dengan Michael yang tampak urakan karena bersenang senang selama ketidakhadiran dirinya.

"Lo tahu kesalahan lo?" Buka Kenneth seraya menghunuskan sebuah dart ke papannya di sudut ruang kerja milik Michael. Setelah menyeret paksa adiknya itu kembali ke kantor dan mencaci nya selama diperjalanan, Michael sama sekali tak membuka suara.

Hanya diam sambil menelan mentah semua amarahnya pada Kenneth.

"Lo udah membiarkan gue berbicara dengan angin selama 2 jam, Mike.." Geram Kenneth setelah dart terakhir sempurna tertancap di tengah papan."Balas pertanyaan gue dan gak perlu ngambek kayak perempuan PMS begitu."

"Bisa nggak sih lo ngerti Ken? Gue itu muak dengan semua ini, gue ga suka bekerja di hal yang gue benci, dan kenapa lo gak pernah kasihan dan mengerti dengan gue?" Michael akhirnya membuka suara, tak kalah geramnya dengan Kenneth.

"Berkutat dengan tugas yang ga ada habisnya, yang gue lakukan hanya tanda tangan dan menyelesaikan hal hal lain yang bahkan ga gue mengerti apa maksudnya.. gue tersiksa dengan semua hal yang lo paksakan ke gue.. gue ingin jadi sarjana hukum yang tanpa ada kekangan Ken!" Cecarnya lagi membuat Kenneth terdiam.

Sebenarnya, nasib adiknya itu juga sama dengannya. Kenneth sebetulnya tidak sudi diatur hidupnya untuk menjadi seorang CEO di perusahaan besar milik almarhum ayahnya itu, ia bahkan sudah lulus sebagai sarjana arsitektur dan sudah mengabdi dengan membuka galeri sendiri karena passionnya itu.

Galeri mungil yang seratus persen berasal dari hasilnya bersusah payah selama menjadi mahasiswa yang bahkan harus membayar seluruh biaya kuliahnya sendiri karena sang ayah tidak merestui bakat dan minatnya itu. Alhasil, Kenneth memang berhasil, bahkan sang almarhum ayahnya mengakuinya kesuksesannya yang masih dianggap sebelah mata itu.

Tapi peristiwa tak terduga memang sering mempermainkan nasibnya yang sudah terpuruk itu. Sang ayah yang notabene  pemilik D. Day Dream Corporation itu memutuskan cerita hidupnya karena serangan jantung, mau tak mau kedua pria tampan itu harus rela terjebak dalam lumpur hisap berupa pekerjaan yang tidak mereka sukai yang seakan siap memakan mereka sampai dasar terakhir.

Melihat pemberontakan Michael seakan mengingat masa mudanya dulu, membuat hati Kenneth teriris iris.

"Ini bukan masalah suka, benci, atau apa Mike.. tapi kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan mengurus perusahaan ayah?" Akhirnya hanya itu yang bisa Kenneth lontarkan saat Mike menyerangnya, benar benar membuat tensi Mike memuncak saat melibatkan alm. Ayah mereka.

You Are My Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang