Part 1 : Inikah yang Terakhir?

426 38 0
                                    

KRINNGG!!!

    Bel tanda pelajaran akan dimulai telah di bunyikan. Semua siswa yang tadinya ramai bergerombol berubah menjadi sepi. Sudah seminggu ini aku tidak melihat pacarku, Kise-kun. Mungkin dia masih terlalu sibuk dengan basketnya.

"[Your name]!!!" panggil seseorang dari arah belakangku. Aku menoleh melihatnya. Aku tidak pernah mengenalnya. Tapi sesekali aku pernah melihatnya. Ya, dia adalah teman Kise-kun sejak masih kelas 1. Sepertinya dia mulai kelelahan karena berlarian.

"Ini surat untukmu"katanya sambil menyodorkan sebuah lembar kertas surat yang sudah pasti aku mengenal pengirimnya.

"Arigatou" balasku ringan. Belum sempat aku membuka surat itu, guru datang yang menandai aku harus segera masuk ke kelas. Begitupun dengan orang itu langsung berlari kembali ke kelasnya.

      Jam pertama pelajaran di mulai. Tugas-tugas dan penjelasan dari guru sangat membosankan. Bahkan aku hanya terpusat pada surat itu. Rasa penasaran benar-benar tak dapat ditahan lagi. Aku mulai membukanya secara diam-diam didalam laci supaya tidak kelihatan guru.

'[Your name]cchi, untuk merayakan hari jadi pacaran kita yang ke-6 bulan, aku ingin mengajakmu melihat sunset berdua di tempat yang telah aku rencanakan. Tapi sebelum itu, temui aku di lapangan belakang sekolah sepulang sekolah nanti. Aku menunggumu, [Your name]cchi'

    Begitulah isi suratnya. Aku bergumam pelan. Di lapangan belakang sekolah ya? Tidak romantis sekali. Tapi meskipun begitu, aku tetap merasa bahagia. Karena bertemu dengannya adalah hal yang jarang sekarang.

     Jam pelajaran terasa sangat lama. Aku sudah tidak sabar menemuinya.

KRINNGG!!!

    Tepat pukul 13.00 jam pelajaran berakhir. Aku bergegas menuju lapangan belakang sekolah. Dan ku temui seorang pemuda berambut kuning yang sudah berdiri di sana.

"Kise-kun..." sapaku pelan. Dengan segera ia menoleh dan menatapku lembut.

"[Your name]cchi, sebenarnya aku hanya ingin mengatakan maaf kepadamu karena jarang ada waktu bersamamu-ssu" katanya. "Dan kau pasti sudah membaca suratku. Itulah tujuanku sebenarnya. Aku menyayangimu-ssu" lanjutnya.

"Kise-kun... Sebenarnya aku juga mengerti tentang kegiatanmu setiap harinya. Kapan kita akan melihat sunset bersama?" tanyaku.

"Ternyata kau juga tidak sabar ya-ssu. Besok kita akan melihat sunset bersama". "Baiklah..." jawabku.

      Dia pun menggandeng tanganku erat-erat lalu memelukku dengan lembut. Hembusan angin, dedaunan yang mulai gugur dari pohonnya serta terik sinar matahari benar-benar membuat segalanya terasa romantis. Aku merasa kalau aku adalah orang paling bahagia didunia ini.

Keesokan harinya....

    Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Tapi kali ini aku akan menemani Kise-kun untuk latihan di gym. Sebelum akhirnya kami akan pergi melihat sunset berdua. Dari bangku penonton, aku melihat betapa kerasnya latihan mereka di Teiko. Sesekali mereka juga beristirahat untuk sekedar minum.

     Tepat pukul 16.30 latihan mereka telah usai. Latihan yang dapat di katakan latihan maut. Dengan segera Kise-kun berganti pakaian dan masuk ke mobil bersamaku. Aku benar-benar penasaran di mana tempatnya.

      Setelah sekitar perjalanan 30 menit, kami berdua sampai di sebuah pantai yang terbilang sangat luas. Aku sebelumnya tidak tahu bahwa ada pantai disini. Setelah kami berdua turun dari mobil, ia menggenggam tanganku begitu erat.

       Dan untunglah matahari belum sepenuhnya terbenam. Ketika matahari hampir tenggelam, dia memelukku dengan erat. Setelah itu aku tahu apa arti sunset sebenarnya. Tapi mungkin mulai sekarang aku percaya jika ada kalanya seseorang harus merelakan orang yang di cintainya.

      Malam yang dingin nan dingin menyambutku malam ini. Kami berdua masih berada didalam mobil sambil melanjutkan perjalanan pulang. Tangan kirinya terus menggenggam tanganku erat-erat. Aku merasa bagaikan di  surga dimana kise dan aku berada dan hanya kami berdua yang ada disana. Malam semakin larut, perjalanan memang cukup jauh dan melelahkan. Tak sadar aku sudah tertidur di pundak Kise-kun.

      Tiba-tiba klakson mobil terdengar dengan keras, memcahkan suasana romantis kami. Stir diputar penuh. Aku ketakutan dan bingung apa yang sebenarnya terjadi. Pandanganku langsung kosong dan pikiranku pun tidak karuan. Dengan segera aku memeluk Kise-kun dengan erat. Tiba-tiba kepalaku terbentur sesuatu.

A-Apa yang terjadi?



Sunset Love (Kise & Kuroko x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang