Seorang namja kini terbaring tak sadarkan diri disebuah sofa berwarna coklat. Terdengar hembusan nafasnya yang nampak teratur. Wajah putihnya nan tenang menambah kesan cantikannya. Namun perlahan mata itu tebuka, hazel hitamnya yang kini mengerjap menyesuaikan dengan cahaya yang menerobos masuk. Ia yang tak lain adalah Jaejoong mencoba bangun, kepala yang terasa berdenyut sakit membuatnya reflek mengernyit dan melenguh sakit. Sementara lelaki berparas imut yang tak jauh dari tempatnya kini berjalan mendekatinya.
"Kau sudah bangun?" ucap suara lumba-lumba, sementara itu Jaejoong hanya mengerjap tak mengerti.
Diedarkannya penglihatannya menelisik seluruh ruangan. Asing , pikirnya. Ruangan bercat coklat dengan gaya minimalis serta rancangan baju yang berserakan di meja. Pakaian yang tertata rapi di setiap sudut. Kemudian kedua doe eyesnya semakin melebar."Kami sudah memanggil dokter untuk memeriksamu... tapi kemudian kau berbicara dalam tidurmu mengenai.. monyet" ucap lelaki berwajah imut itu seraya mendekatinya.
"Dimana aku?" tanya Jaejoong menatap lelaki didepannya.
"Studio" jawab lelaki itu dengan senyum ramah.
"Studio?" kening Jaejoong mengkerut pertanda tak mengerti.
"Kami membuat pakaian disini. Kami dari Akademi seni Shinki" jelasnya.
"Ah, Shinki Academy" gumam Jaejoong.
"Lihat! Sekolah kita terkenal" senang lelaki imut itu seraya tersenyum manis.
"Terkenal karena semua siswa yang diterima adalah orang-orang bodoh. Yang berani memukul siswa dari sekolah lain" sindir Jaejoong.
Terlihat seseorang yang berjalan menuju studio. Seseorang yang memaki topi serta berjas hitam yang tengah menenteng sebuah gaun panjang berwarna coklat susu berenda dengan kupu-kupu hitam sebagai hiasannya. Kaki jenjangnya terus melangkah menuju sebuah studio yang terdapat di ujung lorong sebelah toko roti.
"Aku hanya ingin mengajakmu bicara saja, tak memukulmu" ucap Yoochun, lelaki berjidat lebar yang tengah mengejarnya tadi, sementara Jaejoong yang terkejut hanya membelalakkan matanya.
"Bulan depan kami mengadakan fashion show kelulusan kami. Ini adalah perayaan terakhir untuk kami sebagai siswa akademi tahun ketiga. Kami sedang mencari model untuk memakai apa yang sudah kami buat" jelas Yoochun.
"Kau bercanda?!" ucap Jaejoong dengan senyum meremehkan
"Aku ada ujian dan aku tak punya waktu melakukan permainan konyol bersama kalian" tambah Jaejoong yang kemudian beranjak dari kursi empuk yang didudukinya sebelum berpamitan pergi.
"Tunggu, Kitty!!" ujar lelaki bersuara lumba-lumba itu, sementara Jaejoong yang tengah tersandung menghentikan langkahnya dan kembali membalikkan badan.
"Aku?" tanyanya seraya menunjuk dirinya.
"Kau belum memberitahukan namamu pada kami. Namaku Junsu, Kim Junsu" ujarnya memperkenalkan diri pada Jaejoong dengan senyum termanisnya.
"Cih, aku tak berniat memperkenalkan diriku pada kalian" ucap Jaejoong angkuh dan membuat Junsu memasang wajah sedihnya.
"Tunggu!!" cegah Yoochun.
"Apa lagi sekarang?" ucap Jaejoong jengah.
"Ini bukan sebuah permainan bagi kami. Tarik kembali ucapanmu itu" seru Yoochun marah, ia menyuruh Jaejoong agar meminta maaf namun dasar seorang Kim Jaejoong yang keras kepala dia tetap menolak.
"Kau bisa masuk di sekolah elit seperti Toho lalu kau bisa bersikap seperti itu pada kami?" marah Yoochun merasa dihina dan tetap kekeh menyuruh Jaejoong untuk menarik kata-katanya kembali. Sungguh ini bukanlah sebuah permainan konyol seperti yang Jaejoong ucapkan. Dia bersama rekan-rekannya dengan sungguh-sungguh telah berusaha keras untuk fashion show kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassiopeia Kiss [ Re-Post ]
FanfictionJaejoong seorang siswa SMA yang selalu berkelut dalam pelajaran sepanjang sejarah sekolahnya. Setiap hari ia hanya belajar dan belajar hingga tidak ada waktu untuk bersenang-senang maupun menikmati hidupnya yang indah. Hingga pertemuannya dengan Yun...