Hipotesis yang salah

401 12 3
                                    

Jam berdering membangunkanku pada pagi hari ini. Lalu jam yang terus menerus berbunyi itu kumatikan sambil terkaget karena baru kusadari ternyata saat ini sudah pukul tujuh kurang limabelas menit. Dengan wajah panik dan gerakan yang tergesa-gesa aku langsung bergegas untuk memakai seragam sekolahku, memakai tas dan membawa sebotol air serta sikat gigi. Untungnya jarak antara sekolah dan rumahku tidak terlalu jauh dan aku pergi dengan menggunakan sepeda. Dijalan menuju sekolah aku usahakan untuk menyikat gigiku diatas sepeda karna bagiku kebersihan mulut adalah prioritas utama dari kebersihan diri saat sedang terdesak seperti pada saat ini.
Karna aku bersepeda dengan tergesa-gesa dan sedang menggosok gigi jadi sepedaku menyenggol belanjaan seorang ibu dan busa hasil menyikat gigiku tak sengaja kuludahkan ke eskrim seorang anak kecil yang pada saat itu ia tidak menyadari kalau eskrimnya sudah diberi toping sepesial dari mulutku dan akupun langsung pergi sebelum ia menyadarinya.

Saat aku tiba disekolah, aku langsung melempar sepedaku ke tempat pemarkiran sepeda di sekolah lalu berlari ke pintu masuk sekolah. sesampai di pintu masuk sekolah aku dihadang oleh pa Cecep. Pa Cecep adalah satpan disekolah kami bertubuh besar, mata yang sinis dan warna kulitnya yang hitam ditambah kumis berbentuk kotak yang membuat siapapun yang melihatnya malas untuk berurusan dengannya.
"Stop! Coba kamu liat jam berapa sekarang?" Dengan lantang bertanya padaku. "Maaf pa, saya telat bangun tadi. Lagian baru telat lima menit kok pa" Sambil memasang muka bersalah agar ia percaya bahwa aku menyesal sudah terlambat. "Ga ada maaf buat anak terlambat kaya kamu, Sekarang mending kamu lapor ke guru piket hari ini." Dengan tegas dia mengatakannya. beberapa kali memohon untuk memperbolehkanku masuk kelas tetapi jawabannya sama sama. Akhirnya akupun pergi ke guru piket dan sang guru piket memberikan hukuman yaitu menghormat bendera sampai bel istirahat pertama berbunyi. Dengan wajah melas aku menghormat bendera. Tak jarang aku mengupil untuk mengusir rasa bosan yang melanda pada saat itu. Baru beberapa menit dihukum, tiba-tiba seorang murid lain dengan menangis dia datang mendekati tempatku dihukum.
"Yes ! Ada temen nih gue." Ucapku dalam hati sambil tersenyum. Dan benar saja, dia dihukum menghormat bendera juga. Sambil mengusap air matanya dia menghormat bendera. "Duh, kenapa nangis mba?" Lalu dia menatapku dan berkata "kamu galiat aku pake rok apa?" Lalu aku menengok kebawah dan melihat mukanyaa dengan tatapan kosong. "Hahahaha... sekarangkan senin, semalem mikirin apaan coba, ko bisa sampe salah make rok gini ?" tanyaku dengan cengingisan. Karna disekolah kami, setiap hari senin kami selalu memakai rok atau celana berwarna putih. "Apaan sih , kamu sih gatau kenapa aku gapake rok putih, malah pake rok abu-abu." Sambil mengerutkan dahinya. "kenapa?" Tanyaku. "Jadi tadi di jalan rok aku nyangkut di pagar besi. Trus rok putihku sobek lebar, untung aja pas kejadian aku masih deket sama rumah. Akhirnya aku ganti rok dulu kerumah dan gaada rok
putih lagi, terpaksa aku pake yang abu-abu ini. Hufftt.." "waaa.. trus daleman kamu keliatan dong?" Dengan tidak malu-malu untuk menanyakannya. "Yaampunnn.. yaenggalah, kan aku tutupin. Hahahaha " sambil tertawa karna dia kira Aku akan lebih peduli dengan keadaan dia saat ini. "Yehh.. malah ketawa" dengan muka datar seolah tak tau apa-apa. "Hehe.. maap-maap eh, betewe nama aku Shinta. Kamu Denny anak kelas XII IPA 2 ya? Salam kenal yaa.. " sambil menjulurkan tangannya padaku. "Iyaa ko tau, salam kenal ya shin" sambil tersenyum dan merasa bahwa dia sudah cukup populer juga disekolah ini. "Iyalah tau, orang kamu sering banget telat. Noh, kelas yang di ujung sana itu kelas aku. Makanya aku sering liat kamu."

"Gue terkenal karna kejelekan gue sial" kataku dalam hati. "Ohehe.. iyaiya aku sering telat." Sambil menggosok-gosok rambut malu. "Heh kalian berdua! Hormat bendera bukannya ngobrol, kalian pikir hukuman ini main-main?" Ternyata pa cecep sedang memantau kami. Lalu Aku dan Shinta melihat kearah pa Cecep lalu memandang satusamalain secara beraamaan kemudian kami tertawa kecil entah kenapa dan menghormat bendera lagi.
Dari pertemuan itulah Aku dan Shinta saling kenal.

CINTA SESAATWhere stories live. Discover now