Melekat Seperti Upil

162 8 2
                                    

Setelah kejadian tersebut, ternyata Shinta tertarik dengan perilaku Denny yang terkesan unik dan berbeda dengan anak-anak normal lain disekolah ini tanpa sepengetahuan Denny tentunya. wajahnya yang tampak tak bergairah untuk hidup dan perkataannya yang terus terang tadi jadi alasan pertama mengapa Shinta tertarik dengan Denny pada pertemuan pertama mereka pagi ini.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut Shinta tak kuasa menahan diri dari rasa keingin tahuannya tentang Denny. Akhirnya dia memutuskan jika saat pulang sekolah nanti ia akan menghampiri Denny dan ingin sedikit bertegur sapa dengannya. Tapi Shinta tidak berani untuk melaksanakannya sendirian. Dia mengajak sahabatnya yang bernama Sherin untuk turut serta membantunya mendekati Denny. "Oi cucunguk! Gue punya rahasia nih" dengan nada senang dan senyuman manja Shinta menegur Sherin. "Yaudah ngomong aja sih, kan lu sebelah gue shin" dengan nada yang seakan tidak peduli. "Selo aja keless Hehe.. sher, nanti pulang sekolah temenin gue ke kelas 3 IPA 7 yayayayaa.." dengan nada memohon sambil beberapa kali mencolek Sherin. "Ah males ah, nanti gue jadi kambing conge disana" dengan jawaban tak peduli lagi Sherin membalasnya. "Ah lu mah gitu. Plissss.. gue jajanin cangcimen deh nanti"
"Iyadeh iyaa.." dengan senyuman manja yang menggoda akhirnya Sherin mengiyakan permohonan Shinta.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, mereka bergegas untuk menghampiri Denny. Saat mereka menunggu didepan kelas Denny, mereka tidak melihat Denny keluar dari kelas. Sampai pa Kiaw selaku guru sejarah keluar. "Permisi pa Dennynya masuk hari ini pa?" dengan nada lembut dan sedikit mengayunkan kepalanya. "Denny? tuh diujung sana lagi tidur. Kamu bangunin aja sana, bapa udah bosen negur dia supaya gatidur di jam pelajaran saya" lalu pa Kiaw pergi. Akhirnya Shinta dan Sherin masuk kedalam kelas. Saat mereka masuk mereka melihat Denny yang berada di pojok kelas sedang tertidur dimejanya dengan mulut yang menganga dan tangan yang dilentangkan kedepan mejanya. Lalu Aku dan Sherin membangunkannya.
"Ehemm.." kata Sherin. Tapi Denny tidak juga bangun. "Uhuk-uhuk.. ehemm.." sekali lagi Sherin mencoba membangunkan Denny. Shinta hanya bisa terdiam disisi Sherin karna ia takut salah mengambil tindakan. "Shin gimana nih? Gabangun-bangun juga nih upil satu." Kata sherin sinis. Ternyata Denny mendengarnya. Denny terbangun sambil mengucek matanya beberapa kali. Dengan mata yang masih tertutup dan muka yang mengantuk Denny menjawab "haduh uhh.. kalian kesini mau minta upil gue?" sambil mengorek hidung dan mengambil segumpal upil dalam hidungnya. "Nih ambil, gue mau tidur lagi. " dengan mata yang masih tertutup, Denny menjulurkan tangannya ke Shinta dan Sherin. Shinta dan Sherin hanya terdiam dan Denny membuka matanya perlahan. Terjadi beberapa detik keheningan antara mereka bertiga. Mereka memandang satusamalain sampai akhirnya Denny sadar bahwa itu bukan teman laki-laki sekelasnya.
"Woaaa.. ternyata kamu shin, aku kira temen aku" kata Denny. Lalu dia menyadari bahwa upil yang baru saja dia ambil dari hidungnya masih melekat pada ujung tangan telunjuknya. Terjadi hening moment dikelas itu saat Denny berusaha menyetil upil yang menempel di telunjuknya. Saat dia menyentil upil tersebut, upil itu menempel pada jari yang menyentil upil tersebut. Terjadi beberapa kali adegan tersebut sampai akhirnya Denny memutuskan untuk memakannya dengan cepat. "IHH!! Jorok banget sih" kata sherin kesal. "Hehe.. upilnya ditangan yang satunya lagi ko. Nih..." kata Denny. Lalu Sherin melihat kesinta sambil bertanya dalam hati "lo yakin shin mau sama orang absurd kaya dia?". Saat mereka sedang bertatapan, Denny dengan cekatan menempelkan upil itu kebawah mejanya. Lalu Denny berkata "tumben banget kesini. Ini kali pertama kalian masuk kekelas ini. Mau ngapain kalian?". Sherin menjawab " ini si shinta mau ngajak pulang bareng." Shinta yang mendengar langsung mencekram tangan Sherin sebagai tanda kalau dia malu dengan ucapan Sherin barusan. " tapi aku pulang naik sepeda, gimana dong?" Tanya Denny. "Ya kamu gausah naik sepeda, jalan aja sama Shinta sambil bawa sepedahnya pulang." Kata Sherin. "Emang kamu beneran mau pulang bareng sama aku?" Tanya Denny dengan suara yang pelan dan halus kepada Shinta. "Yaialah!" Jawab Sherin. "Aku nanya ke Shinta bukan kamu, Bawel amat neng" jawab Denny. "Gimana Shin? Mau ?" Denny bertanya sekali lagi pada Shinta. "Hmm.. iya mau" kata shinta dengan sedikit senyuman diwajahnya. Dalam hati Shinta, Shinta menahan perasaan gembiranya pada saat Denny mengajaknya pulang.

CINTA SESAATWhere stories live. Discover now