Chapter Two - WAKE UP AND ESCAPE

208 12 5
                                    

Di mobil ambulans, seorang petugas medis bernama Darul membuka kantong jenazah berisi tubuh Alfa, terbesit keinginannya untuk memeriksa kembali kondisi tubuh itu. Dilihatnya kepala Alfa tampak terganjal oleh sesuatu, ia pun berinisiatif mengangkat kepala Alfa dan memeriksa dengan seksama sesuatu yang mengganjal kepala tubuh kaku tersebut.

"Rul, lu mau ngapain?" tanya seorang petugas medis lain melihat Darul mengangkat kepala jenazah

"Ini, kayaknya ada yang ngeganjel di kepalanya. Posisi berbaringnya nggak bener."

"Ya udahlah! Nanti aja pas nyampe di rumah sakit. Biar pas otopsi aja dilihatnya," balas petugas tersebut

"Oke deh," Darul pun menuruti rekannya dan menutup kembali kantong jenazah tersebut

SEBUAH RUMAH SAKIT
DI CILANDAK, JAKARTA SELATAN

Seorang petugas otopsi pria tampak membersihkan beberapa batu yang bersarang di kepala Alfa. Ia menyimpulkan bahwa kematian Alfa diakibatkan karena retaknya tengkorak Alfa dan pendarahan hebat di kepalanya. Setelah selesai melakukan otopsi, ia pun hendak membuat laporan otopsi dan keluar dari ruangan untuk mengambil form otopsi di ruang administrasi.

Tidak lama setelah kepergian petugas tersebut, luka-luka di wajah dan beberapa bagian tubuh Alfa berangsur-angsur pulih. Alfa tersadar dan menarik napas dalam-dalam. Ia mendapati dirinya di sebuah ruangan berbau campuran alkohol dan obat-obatan.

"Gue dimana ini?" gumam Alfa sambil berusaha bangun dari meja otopsi dengan kepala pusing

Ia melihat keadaan di sekitar dan langsung menyadari kondisinya. Ia pun turun dari meja otopsi dan menyelinap keluar dari ruangan, menelusuri koridor rumah sakit, dan melihat seorang perawat wanita mendorong kursi roda seorang pasien. Ia lantas menghampiri perawat itu dari belakang dan menepuk pundaknya.

"Suster, maaf, saya mau tanya. Toiletnya dimana ya?", tanya Alfa berbasa-basi
Perawat itu tampak terkejut sejenak dan melihat siapa yang bertanya padanya.

"Oh, mas silahkan lurus saja, belok kanan. Nanti nggak jauh dari situ ada toilet," jawab perawat tersebut sambil mengamati penampilan Alfa yang berantakan dan tampak noda darah beserta debu di pakaiannya.

"Mas habis kecelakaan ya? Sudah dapat perawatan belum?" tanya perawat tersebut menambahkan

Alfa hanya mengiyakan pertanyaan perawat tersebut dan menampilkan ekspresi tergesa-gesa sambil berlalu meninggalkan perawat tersebut dan pasiennya. Alfa berjalan cepat menelusuri koridor sepi sambil melihat keadaan sekitarnya. Ia berbelok dan melihat papan penunjuk arah toilet, ia pun masuk ke dalam toilet dan pelan-pelan menyelinap ke dalam toilet wanita. Ia membuka pintu dan mengintip sebentar. Dilihatnya keadaan toilet yang sepi, ia pun masuk dengan cepat dan mengubah penampilannya menjadi perawat tadi lengkap dengan pakaian perawatnya.

Kemudian Alfa dalam penampilan seorang perawat wanita keluar dari toilet dan menuju denah lokasi rumah sakit tidak jauh dari toilet tersebut. Ia mencari jalur ke arah pintu keluar rumah sakit dari posisinya saat ini.

"Suster Nani!" panggil seorang dokter yang sepertinya mengarah pada Alfa.

Alfa pun menoleh dan melihat sesosok pria berumur 40-an berbalut jas dokter dengan tanda pengenal bernama Johan tersemat di dadanya. Ia ingat bahwa dokter ini pernah menjadi salah satu klien yang berhasil dipuaskan nafsu homoseksualnya oleh Alfa.

"I,Iya, dok?" jawab Alfa terbata-bata

"Tanda pengenal kamu mana? Kok kamu tidak menyahut waktu saya memanggil kamu?" berondong dokter Johan pada Alfa

"Maaf, dok. Tanda pengenal saya tadi sepertinya tertinggal di loker. Saya tadi juga sempat bingung, makanya saya tidak mendengar dokter memanggil saya. Ada apa ya, dok?" jawab Alfa sekenanya

Hexa MagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang