Chapter Four - DYING

184 16 1
                                        

CERITA SEBELUMNYA

Tiga orang dari Kepolisian Daerah Metro Jaya melakukan pengejaran terhadap seorang pemuda dengan kemampuan metamorfosis (pengubahan wujud), Raden Alfairus (Alfa), yang berhasil mengelabui mereka dengan menyamar menjadi beberapa orang selama pengejarannya. Alfa menjatuhkan diri dari jembatan penyebrangan busway setelah gagal meniru wujud seorang pemuda bernama Jason Tandanaki dan dinyatakan tewas. Namun sesampainya di rumah sakit, setelah proses otopsi terhadap jenazahnya, ia dapat hidup kembali dan sembuh dengan sangat cepat dari luka-luka yang dideritanya.

Alfa pun menyelinap kabur dari rumah sakit setelah sempat kepergok oleh seorang dokter bernama Johan dalam wujud penyamaran seorang perawat wanita.

Dokter Johan pada saat itu sedang bertugas jaga dan menangani seorang pasien perempuan muda yang menderita penyakit misterius akibat keracunan sesuatu. Jason yang kebetulan sedang menjenguk pamannya yang sedang sakit sempat mencuri-dengar pembicaraan dua orang perawat di kantin rumah sakit mendengar cerita detail tentang pasien tersebut.

KANTOR POLDA METRO JAYA, JAKARTA

Agus hanya merenung di depan komputernya. Ia telah lalai melepaskan seorang tahanan tanpa penjagaan. Keadaan Alfa yang kemarin malam menjadi incaran operasinya sebenarnya sudah dinyatakan tewas. Namun dia melupakan satu hal, bahwa Alfa bukanlah manusia biasa. Beberapa jam setelah jenazah Alfa dikirim ke rumah sakit untuk diotopsi, ia mendapatkan kabar bahwa Alfa menghilang kembali tanpa jejak.

Kasus ini adalah hal baru baginya, bahkan mungkin bagi kepolisian Indonesia. Menangkap seseorang dengan kemampuan yang tidak biasa membuatnya tidak dapat menganalisa dengan tepat langkah-langkah operasi yang seharusnya ia lakukan bersama dengan timnya.

Tidak lama pintu ruangan Agus pun diketuk dan muncul sosok Bambang dan Joko, dua orang rekannya, dari balik pintu. Hal itu membuat Agus terhenti dari lamunannya.

"Permisi, pak," sapa Bambang.

"Oh! Selamat siang, Pak Bambang dan Pak Joko," balas Agus sambil membenarkan posisi duduknya.

"Bagaimana langkah kita selanjutnya, pak? Kita kehilangan jejak tersangka Alfa di rumah sakit. Kami juga masih menunggu hasil otopsi dari pihak sana," berondong Bambang pada Agus sambil duduk di kursi di depan meja Agus.

"Saya juga tidak menyangka anak itu ternyata bisa hidup lagi. Padahal saya dan tim medis saat itu sudah memastikan bahwa dia sudah tewas," tambah Joko.

"Kita lengah, kita lupa kalau dia bukan manusia biasa. Bukan tidak mungkin dengan kemampuannya mengubah penampilan, dia bisa juga melakukan sesuatu yang membuat kita percaya kalau seolah-olah dia sudah tewas, iya kan?

Tapi gimana pun juga, dia manusia juga. Pasti dia punya titik kelemahan dan bisa mati juga. Sementara kita tunggu saja dulu hasil otopsi, baru kita bisa tahu langkah-langkah selanjutnya," ujar Agus.

"Iya, pak. Benar juga. Oh ya, ngomong sudah dengar kabar dari tim investigasi Pak Arman belum?" kata Joko.

"Kabar apa ya?" tanya Agus.

Agus dan Bambang menyimak penjelasan Joko. Joko mengatakan bahwa ada kasus keracunan yang cukup misterius terjadi di banyak tempat di Jakarta. Beberapa orang yang tidak saling terkait ditemukan sekarat dengan gejala aneh di tubuhnya dan beberapa lagi ditemukan sudah tidak bernyawa dengan gejala yang lebih parah.

Joko menceritakan dengan detail mengenai bekas-bekas menghitam di bagian tubuh tertentu para korban. Kebanyakan memiliki bekas berbentuk telapak tangan, sebagian lagi bekas menghitam tersebut tidak berbentuk. Penyelidikan tim Arman tersebut sampai pada seorang korban wanita selamat yang berhasil bertahan dengan kondisi koma di Rumah Sakit Umum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hexa MagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang