Epilog

4.9K 234 0
                                    

Gue kini sedang berada di dapur memasak makanan untuk kedua anak gue.

Alvaro adalah anak pertama gue, mukanya dia sih mirip gue makanya gue kasih nama Alvaro biar mirip ama gue juga, tapi otaknya mirip Stevan banget.

Sasha adalah anak kedua gue, mukanya emang mirip Stevan, tapi otaknya lebih mirip ama gue.

"SASHA!!!! jangan jail dek, kamu kek tai banget sumpah." Teriak Alvaro.

"Ish... Kakak jangan galak-galak deh, pantesan gak ada cewek yang naksir, huh cowok kok galak." Ejek Sasha.

"Aduh.. Kakak jahat ih, mami masa Kak Varo lempar kepala aku pake pulpen, makin geser nih otak aku." Ucap Sasha.

"Emang otak lu udah geser botak." Sahut Alvaro.

"Ehh enak aja, lu tuh yang botak awas lu ya." Ucap Sasha dengan gerakan cepat Sasha langsung menerjang Alvaro, kini mereka berdua bergulat di ruang tengah.

"Eehhhh... berenti!! Woyy botak berenti!!" Gue berusaha menghentikan kelakuan dua anak gue.

"Kakak rambut kece aku berantakan kan jadinya, ishh dasar kakak galak." Ucap Sasha lalu menjambak rambut Alvaro.

"Persetan, gue bales lu dek." Ucap Alvaro sambil menjambak kembali rambut Sasha.

"BERHENTII!!!..." teriak gue melebihi 8 oktaf.

Di tangan gue sudah siap 1 buah sapu baru nan mulus, Alvaro dan Sasha menatap gue was-was.

"Beresin baju kalian, pergi siap-siap kesekolah SEKARANG!!" gue berteriak menekan kata terakhir, membuat dua anak gue berhamburan menuju kamar masing-masing.

"Sayang, udah tua tapi masih aja suka teriak-teriak." Ucap orang yang sangat gue cintai.

Gue meletakan sapu di tempatnya, lalu menyusul Stevan duduk di ruang keluarga.

"Ya abisnya mereka udah pada SMP masih aja kek bocah gitu." Ucap gue sebal.

Stevan hanya tertawa kecil.

Ting nong... Ting nong...

Suara bel rumah berbunyi.

"Biar aku yang buka yah." Ucap gue lalu pergi menuju ke arah pintu untuk membuka pintu.

"Iya ada ap-.. ehh mami papi, ngapain kesini?" Tanya gue.

"Ahh ehh ahh ehh, mami sama papinya ke rumah pake di tanya-tanya lagi, ya kita mau ketemu cucu kita lah." Ucap mami gue.

"Hehe... ampun mi ah, yaudah yuk masuk mi pi." Ajak gue.

Gue, mami dan papi pun masuk ke dalam rumah.

"Stevan, ada mami sama papi." Ucap gue.

Stevan lalu menoleh ke arah gue, dan memberikan senyuman kepada kedua orang tua gue.

"Apa kabar mi pi?" Tanya Stevan sopan.

"Baik sayang, oiya Alvaro sama Sasha dimana?" Tanya mami.

"Mereka di kamar mi, lagi ganti baju mau beragkat ke sekolah." Jelas gue.

"Nenek... kakek...!!" Teriak Sasha dan Varo bersamaan saat keluar dari kamar.

"Hey kalian, apa kabar?" Ucap Mami lalu memeluk Varo dan Sasha.

"Baik nek, nenek sama kakek gimana kabarnya?" Tanya Sasha.

"Nenek baik sayang, kakek juga sama." Jawab mami.

"Kakek, bagi duit dong 100 ribu doang kok." Ucap Varo, dengan cepat gue menjitak kepala Alvaro.

"oy, gue kagak pernah ngajarin lu gasopan gitu yak, kagak baek minta duit ama kakek lu, keburu kempes dompet kakek lu kalo lu minta duitnya mulu." Ucap gue.

(FS) 1 Basketball GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang