My Cool Boyfriend
Aku menggengam tangan tangan kak Fahry, beberapa menit kemudian kak Fahry melepaskan pelukannya. Aku membalikan badan dan betapa terkejutnya aku melihat....
~~~Kak Revan. Lelaki tadi kak Revan bukan kak Fahry.
Kak Revan adalah lelaki terdingin dan cuek yang ada di sekolah ini.
"Lo udah bilang kalau lo bakal nerima gue apa adanya" ucap kak Revan dingin.
Kemana sifat hangat tadi pergi?
"Tapi aku sukanya sama kak Fahry dan surat itu buat kak Fahry" ucapku seraya menunujuk kertas yang kuyakini adalah surat yang aku tulis untuk kak Fahry.
"Jangan pernah berfikiran untuk membuat keputusan! Karena cuma gue yang bisa mutusin semuanya" tegas kak Revan.
Diam, aku hanya bisa diam seraya menunduk lesu. Aku tak berani menatap wajah dingin kak Revan.
***
Hari sudah mulai sore, matahari sudah hampir tenggelam. Namun, aku belun juga pulang, bukan karena tak dijemput tapi, karena aku masih betah berada di sini.
Atap sekolah, tempat favoritku. Aku sering datang kesini ketika sedang mendapatkan masalah, seperti sekarang. Aku membutukan tempat untuk menangis dan memikirkan hubunganku dengan kak Revan.
Sungguh, aku sangat menyesal telah mengungkapkan perasaan pada orang yang kusuakai dan berakhir salah orang. Bila waktu bisa diputar balikan aku akan akan lebih berhati-hati untuk menyatakan hal yang menyangkut kebahagian tersebut.
Kuhapus setiap kali air mata yang keluar dari mataku. Tidak! Aku tak mau mataku sembab akibat menangis apalagi itu karena kak Revan. Namun, air mataku tak bisa berhenti mentes, aku menangis dalam diam di bawah langit yang telah berubah menjadi jingga.
Dengan perasaan campur aduk, aku berjalan meninggalkan atap sekolah dan pergi mencari taksi.
***
Aku menundukkan kepalaku saat melewati ruang tamu, walaupun tidak melirik sekelilingku tapi, aku tau disana ada kak Farel dan seorang lelaki, terdengar dari suaranya ketika berbicara.
"Dari mana aja lo?"
Aku berhenti melangkah dan membalikan badanku ketika mendengar kak Farel bertanya padaku.
"Dari sekolah kak" jawabku tanpa mengagakat kepalaku dan kembali melanjutkan langkahku.
Rasanya kakiku tak kuat lagi menaiki satu per satu tangga rumahku, padahal aku baru menaiki dua buah anak tangga.
"Yaudah rel, gue pulang dulu" suara itu!! Suara yang baru beberapa jam lalu aku dengar.
Dengan rasa penasaran aku mengangkat kepala dan menatap lelaki yang sedang bersama kak Farel.
Kak Revan! Untuk apa dia kesini? Apakah dia tidak tau kalau sekarang aku sedang tak ingin menatap wajahnya.
Melihat wajah datar tanpa eksperksinya membuat aku tambah menyesal dan ingin menangis sekencan-kencangnya.
***
Rabu, 09 Desember 2015.
Sorry kalau gaje, ngebosenin dan banyak typo.
Vote & komentarnya ditunggu ;-)~penulis amatiran~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Boyfriend
Teen FictionAwalnya aku kira semuanya akan berjalan lancar seperti yang sudah kurencanakan sebelumnya. Perkiraanku salah! semuanya tak berjalan lancar. Akibatnya aku menangis seharian dan tidak mau masuk sekolah karena menyesal, ya.. menyesal telah mengungkapka...