bab 3

941 34 1
                                    

~My Cool Boyfriend~

Matahari masuk dari celah-celah fentilasi kamarku, membuat tidur singkatku ini terganggu.

Sial, kepalaku terasa sangat sakit, mungkin efek dari tidur larut malam karena menaggis. Ya.., tadi malam aku memang menangis ketika melihat foto-foto kak Fahry yang ada di galeri ponselku, sesekali meruntuk sebal ketika ingat kak Revan karena telah membuat rencanaku gagal total ditambah aku sekarang sudah menjadi pacar lelaki dingin itu.

Dengan sedikit terpakasa aku mandi lalu memakai pakaian rumah. Hari ini aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah karena kurang enak badan dan hati.

"Lo nggak sekolah?" Tanya kak Farel yang telah siap dengan seragam SMA-nya.

Aku menggeleng lemah

"Kenapa?"

"Kurang enak badan"

"Yaudah sekarang lo istirahat aja di rumah, ntar gue bilang sama sekertaris kelas lo" ucap kak Farel lalu mengacak-acak rambutku.

***

Hanya berdiam diri di rumah memang membosankan, tak ada yang bisa diajak berbicara, mbok Inem__astisten rumah tangga__ sedang belanja di pasar. Benar-benar membosankan.

'Drt...drt...'

Handphoneku berdering pertanda ada telepon masuk, dengan malas aku mengusap layar handphoneku lalu menempelkannya ditelinga.

"Hallo" ucapku lesu

"Hallo" kulangi lagi ucapku, lalu menatap layar ponselku, tak ada nama.

"Ini siapa? Please bicara.., Aaaaaa!"

Aku berteriak kencang ketika seseorang menabrakku dari belakang, membuatku tersungkur kedepan.

"Sorry, gue nggak liat jalan" pinta lelaki yang barusan menabrakku seraya membantuku berdiri.

"Ish..." desisku saat merasakan lututku perih dan mengeluarkan sedikit darah.

Lelaki itu menuntunku agar duduk di kursi taman, "lo tunggu disini dulu" lalu pergi meningalkanku.

'Huftt'

Aku menghela nafas panjang

Menunggu memang sangat membosankan, apalagi menunggu orang yang belum kita kenali.

"Sorry udah buat lo nunggu lama" ucapnya seraya duduk lalu mengeluarkan betadine dan kapas serta plaster dari kantong plastik yang dia bawa.

"Kakak lama" ucapku ketus, kulihat dia terkekeh. "Kakak kenapa ketawa?" Tanyaku penasaran.

Bukannya menjawab dia malah mencubit pipiku gemas. Hellow! Aku dan dia tak saling kenal tapi, dia dengan lancangnya mencubit pipiku, menyebalkan.

"Kamu lucu" ucapnya singkat.

"Aku nggak ngerti maksud kakak" akuku jujur.

"Jangan panggil gue kakak, panggil aja Kevin"

Aku mengangguk, lalu melihat Kevin yang mulai mengobati lututku hingga selesai.

"Makasih kak"

"Jangan panggil gue kakak" tegasnya.

"Tapi aku mau manggilnya kakak" ucapku kesal seraya menggembungkan pipiku.

Kak Kevin mencubit pipiku gemas "lo bandel banget sih"

Aku menjulurkan lidahku "biarin, abisnya kak Kevin nyebelin"

"Kayaknya gue harus berangkat sekolah dulu deh" kak Kevin berdiri dari duduknya. "Gue kesekolah dulu ya, lo bisa pulang sendirikan?"tanyanya.

Aku mengangguk mantap "hati-hati kak, jangan nabrak orang lagi" ucapku lalu terkekeh.

Kak Kevin ikut terkekeh "pasti, lo nanti juga hati-hati pulangnya"

***

"Kesya bangun" kurasakan seseorang menggucang-guncang lenganku.

'Ngh'

Aku menggeliat kecil lalu duduk dan terdiam beberapa saat, kemudian aku membuaka mataku perlahan.

"Kak Farel" lirihku dengan suara khas orang bangun tidur.

"Kamu udah agak mendingan?" Tanya kak Farel, aku mengangguk. Kak Farel menyentuh kepalaku dengan punggung tanganya lalu tersenyum hangat.

Senyum yang jarang aku lihat, bila hanya dengan sakit aku bisa melihat senyum hangatnya, maka aku ingin sakit saja dan bisa melihat senyum hangat itu setiap hari.

"Kamu makan malam dulu ya" ucap kak Farel lembut, aku mengangguk pelan. "kakak suapin deh, tapi Kesya harus makan"

Aku menatap kak Farel dengan mata berbinar, sudah lama aku tak merasakan kasih sayang dari kak Farel.

"Kakak ambil makannya dulu" kak Farel beranjak keluar lalu membalikan badanya, "kamu disini aja, jangan kemana-man!" Perintah kak Farel.

"Aku gak bakal kemana-mana kok kak" balasku dengan senyum mengembang.

Aku berharap sikap kak Farel selalu seperti ini sampai besok dan seterusnya.

***

Senin, 28 Desember 2015

Gimana? Ngebosenin ya?
Sorry gue bukan penulis handal.
Maaf kalau typo bertebaran, maaf juga kalau ceritanya gaje.

Gue harap kalian suka cerita pertama gue di wattap ini.

~penulis amatiran~

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang