Prologue 1 - Chosen One

195 11 6
                                    

-4 Days Before The Fall


Dia memainkan jari-jemarinya di dalam sebuah cangkir dengan saputangan kering. Dengan mengenakan seragam layaknya seorang pelayan kafe, lelaki itu berdiri membelakangi meja pelayan yang menjadi pusat dari ruangan ini sembari mengeringkan cangkir-cangkir basah yang baru saja dicuci oleh rekan di sebelahnya.

Di kiri kanannya terdapat beberapa orang yang berseragam sama dengannya, bersenandung ria mengikuti lagu yang dimainkan oleh pemutar lagu kafe sembari melakukan pekerjaan mereka masing-masing.

Suasana kafe yang cukup ramai oleh pelanggan, ditambah dengan lagu-lagu bertema klasik yang menambah nuansa klasikal yang pekat di dalam kafe. Dengan senyumannya, lelaki dengan nametag di dada kanan bertuliskan Aoyama Kurasame itu ikut bersenandung mengikuti irama lagu yang diputar. Dia adalah seorang lelaki berambut pendek berwarna coklat gelap, bermata biru dan dengan tinggi badan diatas 170 cm.

"Kafe ini tidak pernah sepi yah?" gumam seseorang di samping Aoyama.

Orang itu bergumam sesaat setelah dia menutup kran air yang berada di hadapannya, kemudian berbalik dan bersandar pada meja pencucian sembari menoleh ke Aoyama. Dia adalah lelaki berperawakan ceria dengan kacamata yang menggantung diantara kedua matanya. Dia juga memiliki nametag di dada kanannya dan bertuliskan Kougami Kentarou.

"Benar juga, bahkan akhir-akhir ini semakin ramai karena diluncurkannya menu baru," ucap Aoyama yang masih melanjutkan mengeringkan cangkir-cangkir itu.

"Sudah enam bulan semenjak aku bekerja disini, tapi aku masih tidak percaya bahwa aku bekerja di kafe yang terkenal di kota ini," ucap Kougami, "Aoyama-san bagaimana? Satu tahun bekerja di sini, apakah juga memiliki kesan tersendiri?" lanjutnya.

"Bagaimana yah? Awalnya aku juga tidak percaya, untuk orang yang hampir putus harapan untuk mencari pekerjaan, dan akhirnya diterima di kafe mewah ini, dengan upah yang lumayan pula. Itu menjadi kebanggaanku tersendiri," ucap Aoyama.

Dengan tangannya yang masih sibuk mengeringkan cangkir demi cangkir itu, Aoyama tersenyum saat mengingat-ingat kejadian satu tahun lalu, di saat dia sudah hampir putus harapan untuk mencari pekerjaan.

Kougami tersenyum sambil matanya melihat ke langit-langit kafe hingga tak lama kemudian kembali menurunkan kepalanya. Saat itu dia melihat semacam garis-garis layaknya luka lecet berwarna merah pada punggung telapak tangan kanan Aoyama.

"Aoyama-san, tangan kananmu sepertinya terluka," ucap Kougami sembari menunjuk luka lecet itu dengan tatapan matanya.

"Eh benarkah?"

Aoyama menghentikan sejenak pekerjaannya dan melihat luka lecet pada tangan kanannya seperti yang dikatakan Kougami. Dia tidak menyadari apa-apa bahkan tidak mengingat kapan tepatnya tangannya terluka bahkan tak ada rasa sakit, namun goresan-goresan itu tampak nyata seperti luka lecet. Sejenak lelaki itu memandang tangannya dan memikirkan sesuatu, "apa jangan-jangan...? Tidak mungkin," dengan cepat dia membuang pemikiran itu.

"Ahahaha, aku bahkan tidak menyadari luka ini, mungkin karena aku terlalu sibuk hari ini," ucap Aoyama sambil tertawa.

Aoyama kembali melanjutkan pekerjaannya sementara Kougami hanya menatap seniornya itu dengan tatapan kebingungan seakan pemikiran yang telah dibuang Aoyama singgah ke pikiran Kougami untuk sesaat. Hingga pada akhirnya mereka sepakat bahwa itu adalah luka lecet.

"Aoyama! Ada paket untukmu!"

Tepat pada cangkir terakhir yang Aoyama keringkan. Seorang wanita yang juga berpakaian sama dengan Aoyama mendatangi meja pelayan dan menghampirinya.

Fate/AnomalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang