Prologue 2.4 - Story From The Past IV

60 2 1
                                    


—5 Months Before The Fall

Matou Underground Laboratorium, Miyama City, Japan


"Hahahaha! Akhirnya aku mendapatkan Servant terkuat! Sudah dipastikan peperangan kali ini akan diraih oleh keluarga Matou!"

Ucap seorang laki-laki paruh baya yang berpakaian seperti seorang ilmuwan itu, dengan rambut ikal sepanjang bahu yang sepenuhnya telah didominasi oleh uban putih. Kulit wajahnya yang telah keriput tidak menyulitkannya untuk tersenyum bengis di depan seorang gadis yang sedang berdiri di atas lingkaran sihir buatan pria itu.

Lelaki itu adalah pewaris terakhir keluarga utama Matou yang telah menginjak usia enam puluh tahun. Seorang ilmuwan yang juga memiliki darah magus, Matou Kamijou. Ilmuwan yang terkenal di masanya, namun mendapatkan banyak kecaman setelah memaparkan penelitiannya tentang evolusi manusia dua puluh tahun lalu, yang menyebabkan namanya turun dan memasuki dunia eksperimen ilegal hingga saat ini.

"Orang-orang busuk itu akan kubuat membayar perbuatannya padaku dulu," ucapnya dengan tertawa jahat.

Di hadapannya, telah berdiri seorang gadis dengan pakaian yang sudah terbilang kuno untuk digunakan di zaman ini, sebuah gaun perang dilapisi oleh armor tipis yang memungkinkan penggunanya untuk bergerak lincah. Tangan sampai siku dan kaki hingga lututnya pun ditutupi armor yang sama. Rambut hitam serta matanya yang hitam menambah keindahan saat melihat gadis itu. Setiap dia bergerak, terdengar suara besi-besi armor yang bertabrakan.

"Katakan, apa kau masterku?"

Gadis itu perlahan membuka matanya dan memandangi orang yang berada di depannya. Lelaki dari keluarga Matou itu kembali menampakkan senyum bengisnya kemudian tertawa jahat.

Sebuah suara aneh terdengar, semakin dekat dan semakin dekat, sesaat setelah pria Matou itu menekan sebuah tombol di panel kendali yang ada di hadapannya. Dari atas gadis itu, tepatnya dari atas lingkaran sihir itu, muncul sebuah tabung kaca anti peluru dari langit-langit yang tiba-tiba terbuka, perempuan itu terperangkap dalam tabung yang bahkan tak bisa dibuka oleh sihir manapun, karena pengaruh Jamming yang mengalir di sekitarnya.

Dari langit-langit yang sama, dengan cepat dua rantai besi jatuh dan mengikat tangan perempuan berarmor itu. Dari arah lantai, muncul pula dua rantai besi lain dan mengikat kedua kakinya. Dengan penuh kebingungan, perempuan itu mencoba untuk melepaskan diri dari rantai-rantai itu dan bersiap untuk melontarkan pertanyaannya.

"Apa maksudnya ini!?" teriak gadis itu, sambil melihat rantai-rantai yang mengikatnya.

Laki-laki tua di depannya tanpa rasa bersalah mengeluarkan tawaannya yang menggelegar, mengisi kekosongan ruangan ini. Sempat beberapa kali kaki dan tangan gadis itu mengeluarkan percikan-percikan cahaya, mencoba untuk melepaskan diri dengan menggunakan sihir.

Seperti telah menyelesaikan tugasnya, tabung anti peluru itu kembali ke atas dan tinggallah gadis yang terikat dengan rantai itu bersama seorang pria tua.

"Percuma saja, aku telah mengaktifkan Magic Jamming di sekeliling daerah ini. Oh ya, kau tadi bertanya. Baiklah, aku akan menjawabnya...,"

Pria Matou itu berjalan selangkah demi selangkah dengan senyum jahat yang masih terukir di wajahnya, mendekati gadis berarmor itu.

"...Ya, akulah mastermu," dia menjulurkan lidahnya, "lebih tepatnya, kau adalah budakku," lanjutnya, dia mengangkat tangannya dan menyentuh dagu sang gadis yang berada di depannya.

Command Seal itu yang terlihat pertamakali saat pria tua itu menjulurkan lidahnya, tampak tiga buah simbol jingga yang terbentuk di lidahnya.

"Berikan kemenangan kepadaku, dan kau tidak akan mendapatkan penderitaan yang lebih menyakitkan dari kematian," lanjutnya.

Gadis itu menggetarkan giginya dengan kuat, dia tetap saja tidak bisa mengeluarkan satu sihirpun. Entah pasrah atau tabah, kedatangannya kembali di dunia ini sepertinya akan membawa sebuah malapetaka besar jika Masternya adalah orang seperti Matou Kamijou.

"Kau akan memberikan kemenangan padaku bagaimanapun caranya, dan kau harus mematuhi kebijakanku," ucapnya, "kita akan memulai operasi pemanasan dan pengumpulan mana besok. Aku tak memiliki banyak mana untuk kau makan, jadi...,"

Dia berjalan ke sebuah tabung besar berisi air di ujung ruangan.

"...Kau akan kuberi makan ini," ucapnya sambil mengetuk tabung kaca itu.

Perempuan itu terkejut bukan kepalang, dia mencoba menggerakkan tangan kanannya untuk menutup mulutnya namun tak bisa. Dia muntahkan segala apa yang ada di perutnya setelah melihat sebuah kenyataan yang pahit.

Tabung yang dilihatnya bukan hanya sekedar tabung, tabung itu berisi air yang di dalamnya juga berisi seorang anak perempuan yang mengambang. Bukan itu permasalahannya, tapi dimulai setelah pria tua itu menekan sebuah tombol di panel kendali tabung itu. Sebuah alat muncul dan tampak mencincang-cincang tubuh anak perempuan itu dalam air yang sudah dipenuhi darah hingga jasadnya benar-benar habis.

"Energi terbaik adalah manusia! Hahahah!"

Semua itu, adalah kenyataan yang mau tidak mau harus diterima pada perang cawan suci kali ini. Kekonyolan, kegilaan, dan sejenisnya, mereka mau melakukan apa saja untuk mendapatkan perangkat mahakuasa itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate/AnomalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang