Kissmark

16K 364 5
                                    

Liony Pov

Lelaki ini sangat aneh. Aku akan angkat tangan bila menjadi ibunya. Sesuatu yang di umumkan kepada seluruh tamu itu membuatku terkejut bukan main. Aku takut jika ada salah satu dari tamu merendahkanku dan mengiraku wanita yang bukan-bukan.

Apalagi lelaki yang bernama Demon itu. Uh memang tampan. Tapi menurutku, lebih tampan Leo. Apa barusan yang kukatakan Leo tampan?. Astaga memang benar dia tampan bak dewa Yunani. Sangat mempesona bak raja singa. Haha lucu sekali,

Tapi sayangnya sikap kasar tak bermoralnya tumbuh dalam dirinya. Aku tak menyukai sikapnya yang tak bermoral itu.
Ketika Demon menghampirinya. Ia menatap Leo sinis. Aku lihat-lihat mereka sepertinya bermusuhan. Itu terlihat dari sikap Leo padanya. Leo mendorongnya dengan kasar. Seolah-seolah dia bakteri yang ingin hinggap padaku. Jujur saja aku merasa risih mendapatkan tatapan Demon yang tak bisa diartikan itu. Aku merasakan tubuhku ini di telanjanginya. Mata keranjang,

Lihat?. Aku diacuhkan dan ditinggalkan di tengah-tengah pesta ini. Lelaki memang tak mempunyai rasa kepedulian. Awas saja nanti,

"Liony!?"

"Alice?!"

Aku memeluk temanku ini dengan erat. Dia terlihat kebingungan dan beberapa saat kemudian ia menempelkan telapak tangannya di dahinya.

"Pasti ini terjadi karena aku tak memberitahumu jika gaun ini hanya boleh dipakai oleh wanita yang akan menjadi pendamping Leo,"

Aku terkejut. Jadi gaun ini yang membuat Leo marah.

"Maafkan aku Liony? Aku benar-benar lupa memberitahumu,"ucap Alice penuh penyesalan,

Aku tersenyum memeluknya,"Aku mengerti. Sudah jangan menyesal, karena aku memaafkanmu,"

"Terimakasih,"ucapnya mengeratkan pelukannya,

"You're welcome,"ucapku melepasnya,

Alice mendongakan kepalanya.

"Dimana bilionare mu itu?"

"Dia sedang pergi bersama mm, sebentar aku lupa namanya. Damon eh ya Demon,"

Mata Alice membulat tak percaya,"Apa D-demon t-telah kembali?"

"Whats wrong, Alice?"

"Nothing,"ucapnya datar seperti melamunkan sesuatu,

"Baiklah,"ucapku menghela nafas panjang.

Tak jarang Alice tidak bercerita apa masalahnya. Tapi kali ini sepertinya ia memang belum bisa menceritakannya padaku.

"Sweetheart?"

Suara bariton milik seorang lelaki mengejutkanku. Hah dia lagi, tidak bosankah ia berada disampingku.

Sebuah tangan melingkar di pinggangku. Siapa lagi kalau bukan dia,

"Saya permisi dulu, tuan"ujar Alice membungkukan badan lalu pergi entah kemana,

"Alice!"panggilku tidak keras,

Aku melepas tangan Leo dari tubuhku. Dan tangan itu kembali lagi. Ingin sekali aku mencakar tangannya itu jika tak ada orang disini. Menyebalkan

"Don't touch me,"ucapku sangat tegas sambil melototkan mataku padanya. Aku yakin mataku terlihat mengerikan sekarang,

"Kau menikmatinya,"ucapnya biasa saja,

"Keep dreaming, Mr. Leonard!"bentakku.

Tubuhku diputar olehnya menghadap ke arahnya. Kedua tanganku diarahkannya di lehernya. Apa apaan ini,

LIONYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang