Sarah resah memikirkan dimana anaknya yang belum diketahui keberadaannya. Sementara itu, di depannya ada lelaki tampan, bernama Dave sedang terduduk di sofa sambil sesekali menyesap kopi yang disungguhi Sarah.Ia menghembuskan nafas menunggu calon tunangannya. Ya Liony memang calon tunangannya sebentar lagi. Terlebih ia belum mengetahui jika seseorang telah mengumumkan Liony adalah tunangannya. Ia memejamkan mata menahan amarahnya,
"Jadi dia belum pulang dari kemarin MALAM,?"tanya Dave menekan pada bagian akhirnya lalu meletakkan cangkir kopi tersebut,
"Tante juga tidak tau kemana Liony berada Dave,"Raut muka sarah sedikit khawatir dengan anaknya. Mata Dave memincing,
"Kalau begitu saya akan mencarinya,"Dave berdiri dari duduknya merapikan jas mahalnya. Ia pastikan akan menemukan wanita itu dengan cepat,
Dave menatap selidik Sarah,"Pertunangan saya dengan Liony akan diadakan besok. Jadi saya sarankan untuk bersiap-siap. Jangan lupa gaun tadi, suruh Liony memakainya"
Sarah tersenyum sambil menjabat tangan Dave,"Terimakasih Dave? Akan ku usahakan besok sudah siap. Dimana lokasinya?"
"Sopir pengantar akan menjemput kalian. Pukul 5 sore pastikan sudah siap"Dave tersenyum tipis sambil menarik tangannya.
"Ibuuuu!"teriak Liony memeluk ibunya.
Sarah sedikit terdorong kebelakang akibat pelukan Liony yang sangat dahsyat. Sarah pikir anaknya sangat kekanakan di umurnya yang sudah dua puluhan ini.
"Astaga Liony!? Darimana saja dirimu? Kau tau, Ibu dan Dave khawatir,"ucap Sarah mengusap kepala dan mengecup anaknya penuh kasih sayang
'Persetan dengan Dave'batinnya,
Liony mencari alasan yang tepat untuk menjawabnya. Ia tersenyum kikuk kepada ibunya. Bukankah ia mempunyai seorang pahlawan gila fashion yang sewaktu-waktu dapat membantunya,
"Kemarin aku menginap di apartemen Alice,"jawab Liony menunjukkan deretan giginya,
Sarah mengangguk mengerti,"Lain kali beritahu ibu yang sudah mulai beruban ini,"
Liony terkekeh pelan melihat cadaan ibunya, tangannya memeluk ibunya ini sangat erat seolah tak akan melepaskannya,"Ibu tetap terlihat cantik walaupun keriput melanda,"
"Ehm!"dengan sengaja Dave berdeham. Ia merasa tak dianggap ada oleh kedua manusia ini. Apalagi Liony terlihat mesra dengan ibunya.
Pandangan Liony langsung menangkap seorang lelaki dengan jas hitam yang menjadi calon tunangannya. Sial! Untuk apa lelaki brengsek ini kemari?, batinnya.
"Oh Dave?"sapanya sambil tersenyum dipaksakan. Ia tidak akan melakukan ini jika saja ibunya tak menyetujuinya
Seolah mengerti, Sarah meninggalkan mereka berdua dan berkutik kembali dengan dapurnya. Menurutnya tidak salah untuk melakukan perjodohan ini. Lagi pula ketika suaminya terpuruk, keluarga Dave lah yang membantunya.
"Iya ini aku,"Dave tersenyum memeluk Liony mesra, tak lupa ia mencium puncak kepalanya dengan hangat,
"Ada perlu apa kemari?"tanya Liony agar Dave segera melepas pelukan yang sama sekali tak membuatnya nyaman. Dave melihat ada raut kegelisahan di wajah Liony.
"Tentu saja mengabari kapan pertunangan kita sayang,"Dave mempererat pelukannya,
Liony merutuki dirinya. Justru pelukan ini semakin erat seakan akan mengetahui jika ia akan pergi. Dan apa yang di katakan Dave, ia akan bertunangan?. Bodoh, ia sudah tau jika ia akan bertunangan dengan lelaki ini. Sampai kapanpun ia tidak akan mau bertunangan dengan lelaki yang kepalanya sekeras baja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIONY
Romance18+ "Nyonya? Tuan leo? Sebenarnya apa semua ini? Kenapa aku di panggil seolah-olah aku yang memiliki semua ini!" "Apa kau gila! Kau menyuruhku melepas gaun ini sekarang, dan itu dihadapanmu! Yang benar saja!" -Liony- "Berani-beraninya kau memakai ga...